Melihat Pesona Kotagoa Expo 2019 di Boawae Nagekeo

Suasana malam itu tampak ramai. Sejumlah orang terlihat sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Suara musik yang diputarkan dikompleks itu terden

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Foto: Pos-Kupang.Com/Gordi Donofan
Suasana kegiatan Kotagoa Expo 2019 di SMPSK Kotagoa Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo, Kamis (7/11/2019). 

"Kami bangga dan bahagia atas kehadiran kita semua di sisni. Kesan ini akan terus terukir dalam sanubari komunitas sekolah ini. Malam hari ini suasana pelataran SMPSK Kotagoa kembali dipadati pengunjung, penggemar Kotagoa Expo 2019 untuk menyaksikan dan mengalami langsung Pesona Kotagoa Expo 2019. Malam ini
SMPSK Kotagoa seakan menjadi miniaturnya Boawae," ungkap Mateus.

Mateus menjelaskan pihaknya ingin persembahkan apa yang anak-anak kita miliki untuk menghibur kita semua. Namun apa yang bisa dipetik sebagai massage atau pesan dari ajang ini, kami serahkan kepada kita semua untuk memaknainya dalam kaitan dengan seluruh proses kegiatan akademik dan non akademik bagi peserta didik di Sekolah.

"Kami menaruh hormat dan
penghargaan setingi-tingginya kepada semua pengunjung penggemar yang malam ini boleh datang mengalami sukacita dan kegembiraan bersama kami dalam event ini," papar Mateus.

Mateus menjelaskan Kotagoa Expo hadir lagi setelah sembilan tahun lalu terhenti. Seiring pencapaian baru yang disematkan oleh pemerintah Kabupaten, Propinsi bahkan sampai Pemerintah Pusat pada sekolah ini mulai dari sekolah unggul, sekolah model, sekolah adiwiyata Kabupaten, dan adiwiyata
propinsi serta terakhir beberapa bulan lalu masih di masanya Ibu Maria Goreti Gu, oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyematkan predikat baru pada sekolah ini sebagai Sekolah Bermutu bersama 699 SMP di seluruh Indonesia.

Lanjut Mateus maka seluruh daya dan perhatian diarahkan untuk memenuhi standar yang diminta, tentu dengan segala tuntutan dan konsekuensi yang tidak ringan.

Kotagoa Expo kali ini hadir lagi clan dikemas dalam bentuk pagelaran seni, pameran dan bazaar sebagai mananifestasi konsep-konsep pendidikan yang mereka alami
bersama Bapak Ibu Guru Pegawai di sekolah ini.

"Inilah substansi paling mendasar dari ajang ini, dimana lembaga menyediakan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi, berekspresi melahirkan karya-karya nyata sebagai buah dari inovasi dan kreasi atas proses pembelajaran sehari-hari, dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Seni Budaya, Prakarya, dan Mapel terkait lainnya termasuk tikom dan rumah belajar digital dan online.

"Mungkin hasilnya belum maksimal tapi kami terus berpacu dengan waktu untuk hasil yang lebih baik ke depan. Sebagai crew yang ada dibalik layar kami barisan Pendidik dan Tenaga kependidikan yang saat ini berjumlah 38 orang terus berjuang tanpa kenal lelah bahu
membahu dan bergandengan untuk.mendesain rencana mengimplementasikan 8 Standar Nasional Pendidikan termasuk standar khusus yakni Standar Katoliksitas dengan mengintegtasikan Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan Pendidikan Karakter dalam kemasan kegiatan yang berujung pada hasil atau output yang bermutu dan berkulaitas untuk 545 peserta didik yang saat ini orangtua dititipkan di sini," terang Mateus.

Mateus menyebutkan memang bukan hal mudah. Tantangannya juga tidak kecil, terutama manajemen tata kelola sekolah, waktu, tenaga, biaya, serta fasilitas. Apalagi dituntut untuk menerapkan sistim tatakelola sekolah serta desain pembelajaran yang bisa terkoneksi antar unit di dalam satu kompleks yang besar ini dengan sentuhan digitalisasi dan online.

" Tapi kami sudah mulai. Kami coba mengikuti irama tuntutan dan perubahan meski masih banyak kekurangannya. Tentu kami butuh dukungan dari semua stakeholder terkait untukmengembangkan sekolah ini. Sementara itu kami terus ajak seluruh warga masyarakat untuk tetap konsisten menaruh harapan dan kepercayaan yang tinggi terhadap sekolah ini. Kami siap melayani mereka semua. Kita sama-sama berjuang mengembangkan human
capacity resourch yang bermutu. Together we can. Bersama kita bisa," ujarnya.

Sementara itu, ketua panitia kegiatan, Inocentius Keo, memaparkan, tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas.

Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari pengaruh negatif yang bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Selain itu, untuk menyiapkan siswa agar menjadi warga demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri (civil society).

Kata Inocentius, tujuan khususnya adalah bagi siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan tentang hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta menjalankan upaya pembinaan manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat rohani dan berkepribadian yang mantap dan mandiri, Serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

"Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian dan mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungannya," jelas Inocentius.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved