Berita Lifestyle
dr. Hendrikus Gede Surya Adhi Putra: Lebih Dekat Mengenal Nyeri
Nyeri merupakan suatu sensasi yang tidak menyenangkan, yang dirasakan ketika kita mengalami cidera.
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Nyeri merupakan suatu sensasi yang tidak menyenangkan, yang dirasakan ketika kita mengalami cidera maupun terjadi kerusakan pada tubuh.
Nyeri tidak hanya terbatas pada sensasi sakit, bisa juga panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.
Nyeri bisa disebabkan oleh bermacam penyebab, diantaranya cidera, peradangan, maupun kerusakan jaringan saraf. Nyeri yang diakibatkan oleh sengatan lebah, maupun nyeri akibat pergelangan kaki yang terkilir merupakan salah satu contoh nyeri nosiseptif.
• Poltekes Kemenkes Kupang Lantik BEM, BLM, HMJ dan HPMS, Ini Nama-nama Ketua dan Jajaran
Nyeri nosiseptif terjadi setelah terjadi kerusakan, baik itu tulang, sendi, kulit maupun jaringan lunak. Kedua, nyeri peradangan, seperti nyeri pada sendi akibat artritis rheumatoid. Ketiga, nyeri neuropatik atau nyeri akibat kerusakan saraf, contohnya sakit kepala dan saraf yang terjepit.
Ketiganya membutuhkan penanganan nyeri yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dahulu, untuk menegakkan penyebab, diagnosis dan penanganan yang tepat.
Mengukur Tingkat Nyeri
"Tingkat nyeri" menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dapat dibagi menjadi tiga tingkatan: ringan, sedang dan berat.
Nyeri ringan ditandai dengan nyeri yang dapat menghilang dengan atau tanpa terapi obat. Obat penghilang rasa sakit, pada rasa sakit ringan, dapat meringankan nyeri dengan cepat.
• Cerpen Chan Setu: Yang Luka Adalah Kenapa Aku Dilahirkan
Nyeri sedang merupakan tingkat nyeri yang lebih berat daripada nyeri ringan. Nyeri pada tingkat ini dapat mengganggu kemampuan untuk menyelesaikan aktifitas sehari-hari. Nyeri tingkat ini sulit untuk diabaikan, dan mungkin memerlukan obat dengan potensi yang lebih kuat untuk mengatasi rasa sakit tersebut. Nyeri akan hilang setelah beberapa saat dan tidak datang kembali setelah diobati.
Nyeri berat, nyeri yang sangat parah, sangat mengganggu semua aktifitas kehidupan sehari-hari. Orang yang merasakan nyeri ini mungkin hanya mampu untuk duduk atau berbaring sepanjang hari, karena parahnya nyeri yang dirasakan. Apabila tidak membaik, pengobatan kadang harus terus dilanjutkan dalam hitungan hari, minggu, bulan maupun tahun.
Nyeri Akut dan Kronis
Hal lain terkait nyeri yang belum banyak orang pahami adalah nyeri akut dan nyeri kronis. Khalayak ramai masih menilai keduanya sama-sama merujuk pada tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri melanda.
Padahal, dalam pandangan dokter spesialis anestesi, perbedaan keduanya sangatlah jelas. Keduanya merujuk pada perbedaan lama nyeri dirasakan, bukan menunjukkan seberapa berat nyeri dirasakan.
• Pemkot Kupang Launching Kota Layak Pemuda 2019
Nyeri akut dan kronis dibedakan oleh berapa lama nyeri dirasakan. Nyeri akut merupakan nyeri yang baru. Sementara nyeri kronis bersifat menetap, dan tidak pernah benar-benar menghilang. Nyeri kronis seringkali sudah mempengaruhi saraf, menyebabkan saraf menjadi lebih sensitif dibandingkan sebelumnya.
Perbedaan dasar ini menjadikan penanganan antara nyeri akut dan kronis menjadi berbeda. Untuk itu, penting untuk tahu betul dan tidak salah kaprah akan perbedaan-perbedaannya sebab pengobatannya pun berbeda.
Pengobatan nyeri kronis bertujuan mengubah "kepekaan" atau sensitifitas yang disebutkan tadi menjadi tidak sensitif lagi, karena adanya faktor kerusakan pada saraf.
Jadi, baik nyeri akut maupun nyeri kronis, bukan berbicara soal seberapa parahnya. Kedua jenis nyeri ini bisa saja memiliki tingkat keparahan yang sama.
• HUT ke-5 Gereja Santo Simon Petrus Tarus, Ini Yang Dilakukan Panita