Water.org Ajak Lembaga Keuangan di NTT Biayai Sanitasi dan Air Bersih Bagi MBR
Water.org siap menjembatani lembaga keuangan yang ada di NTT dengan MBR untuk pembiayaan akses air bersih dan sanitasi
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Water.org siap menjembatani lembaga keuangan yang ada di NTT dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk pembiayaan akses air bersih dan sanitasi yang layak.
"Kalau bilang ada 125 ribu KK yang Buang Air Besar Sembaranan (BABS) dan 8000an KK yang butuh air bersih maka ini sebenarnya menjadi peluang bagi lembaga pembiayaan seperti koperasi kredit (kopdit), bank milik pemerintah dan lainnya untuk memberikan pembiayaan. Kalau ada lembaga keuangan di NTT misalnya dari TLM atau lainnya yang ingin memberikan pinjaman, kami siap memfasilitasi," kata Senior Program Manager Water.org Aldi S Surianingrat pada acara Workshop Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi oleh Lembaga Jasa Keuangan di NTT yang berlangsung di Hotel On The Rock, Kamis (24/10/2019).
Aldi mengatakan, ada berbagai cara membantu masyarakat untuk mengakses air bersih dan sanitasi yang layak, misalnya ada grand atau hibah, ada juga yang tidak mampu untuk tunai tapi mampu mencicil.
Dia menegaskan, Water.org adalah organisasi non profit yang fokus pada air dan sanitasi, bagaimana membawa sumber dana untuk membantu masyarakat yang tidak mampu untuk bisa memenuhi akses universal yakni, semua orang ppunya akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Untuk pembiayaan, lanjutnya, sejak awal bangun produk multi guna yang bisa sesuai dengan ketentuan dari lembaga keuangan. Kemudian perlu survei atau riset lagi berapa yang butuh air bersih atau sanitasi.
Untuk bisa berhasil maka perlu komitmen dari manajemen, desain produk dari awal harus berkelanjutan hitung semua cost dan margin, perencanaan pasar melalui riset, ada insentif dan reward.
Menurutnya, Water.org ini based di Cansas City dan sudah ada di 14 negara termasuk di Indonesia. "Bagaimana mobilisasi pendanaan untuk pencapaian universal akses di Indonesia. Water.Org masuk Indonesia tahun 2014 dan saat ini sudah ada 25 lembaga keuangan telah menjadi partner Water.org hingga saat ini," ucapnya.
Aldi menambahkan, Water.org memprovokosi berbagai lembaga keuangan punya akses untuk sanitasi yang layak dan air sehingga saat ini sudah ada 279 ribu lebih peminjam dan rata-rata pemimjam ini dari pedesaan karena mitra merea lebih banyak di desa.
"Kalau di Jawa 70 persen peminjam di desa, hanya 8 persen yang ada di kota," ungkapnya sambil menambahkan dari sisi jender, sekitar 80 persen peminjam adalah perempuan.
Menurutnya, rata-rata pinjaman Rp2,5 juta dengan total dana pinjaman untuk air dan sanitasi Rp600 miliar, tenor hampir dua tahun dan rasio pengembalian 99 persen.
"Kalau ada lembaga keuangan di sini yang bersedia, kami siap memfasilitasi. Yang kita butuhkan adalah pemetaan, mana yang masih butuh air bersih and sanitasi. Lebih rinci lagi misalnya sanitasi semi permanen, seperti belum ada atap atau septitank belum baik," ucapnya.
Dia menegaskan, ada funding dari luar negeri yang siap membantu, dalam bentuk rupiah tapi bukan gratis atau hibah. "Sister Companny,
Tapi kita perlu jalan dulu satu tahun sehingga tahu potensi nasabah sehingga kalau ada request dari sister City maka bisa ketahuan," ujarnya.
Menurutnya, sektor air bersih dan sanitasi ini penting karena jadi peluang untuk mengurangi gap orang yang BABS yang bisa menyebabkan stunting
"Ayo lembaga keuangan bersama Water.org bersama pemangku kepentingan yakni pemerintah, NGO, PDAM, lembaga keuangan kita berkolaborasi untuk ini," ucapnya
• BREAKING NEWS: ASN di Maumere Kalangkabut Tinggalkan Kendaraan Dinas yang Ditilang