Ini Gelar Khusus Nan Aneh yang Disandang Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto, Bisa Bikin Orang Gemetar
Ini Gelar Khusus Nan Aneh yang Disandang Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto, Bisa Bikin Orang Gemetar
Ini Gelar Khusus Nan Aneh yang Disandang Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto, Bisa Bikin Orang Gemetar
POS-KUPANG.COM - Ini Gelar Khusus Nan Aneh yang Disandang Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto, Bisa Bikin Orang Gemetar
Pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto pada Kamis (10/10/2019) di Pandeglang Banten semakin terbongkar identitasnya.
Melansir dari siaran Kompas TV, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyebutkan ada 2 orang pelaku yang berhasil diamankan di tempat kejadian perkara.
• Wabup Kupang Janji Perhatikan Ruas Jalan ke Oelnasi
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Sabtu 12 Oktober 2019 Libra Plin plan Pisces Entah Apa yang Merasukimu
• Krisdayanti Bongkar Hubungan Aurel dan Ashanty, Mantan Istri Anang Hermansyah Ucap Hal Ini
"Dua orang pelaku diduga laki-laki dan perempuan (inisial) FA, warga brebes," katanya dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis.
Sementara, yang laki-laki berinisial SA atau Abu Rara (68), kelahiran Medan.
Abu Rara berasal dari Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
Sementara FA merupakan wanita awal Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes.
Untuk saat ini diketahui FA tinggal atau mengontrak di Kampung Sawah, Desa Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten bersama Abu Rara yang ternyata suaminya.
Dari informasi yang dihimpun pihak kepolisian, berhasil didapatkan beberapa fakta tentang Abu Rara.
Melansir dari Kompas.com, inilah beberapa fakta sosok Abu Rara pelaku penusukan Wiranto.
Baca Juga: Dengar Menkopolhukam Wiranto Jadi Korban Penusukan, Presiden Jokowi Tanpa Banyak Bicara Langsung Melenggang ke RSPAD
1. Menyandang gelar sarjana hukum
Abu Rara ternyata dikenal dengan pribadi yang pintar dan cerdas.
Ia merupakan menyandang gelar sarjana hukum setelah menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Sumatera Utara.
Kala itu, SA dan keluarganya tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli.
2. Pernah beberapa kali menikah sebelum beristri FA
• INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari TNI AU, Penerjun Pertama Imanuel Nuhan Meninggal Dunia
• Usai Dandim Kendari, Giliran Anggota POM AU Dicopot! Istri Doakan Kematian Menkopolhukam Wiranto
• Tata Cara Sholat Tahajud, Bacaan Niat dan Keutamaan, Dikerjakan di Sepertiga Malam
Saat Abu Rara berusia 27 tahun, ia menikah dengan istri pertamanya bernama Netty.
Mereka menikah pada tahun 1995.
Namun sayangnya pernikahan mereka kandas dan berjalan hanya 3 tahun.
Sekitar tahun 2000-an, SA menikah untuk kedua kali dengan Yuni dan dikarunia dua anak perempuan.
Namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh orangtuan Yuni. SA dilaporkan polisi karena membawa anak gadis orang.
SA dipenjara selama tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya saat anak keduanya masih berumur 10 hari.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka. Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex.
3. Pernah terjerat narkoba dan perjudian
Usai perceraiannya dengan Netty, Abu Rara pun mengalami frustasi.
Ia pun mengonsumsi narkoba jenis pik kurtak.
Tak hanya itu, ia pun mulai memasuki dunia perjudian dengan main togrl.
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," cerita Alex (39), sahabat SA di Medan.
4. Penampilannya berubah usai pulang dari Malaysia
Usai bercerai dengan istri pertamanya, Abu Rara berangkat ke Malaysia selama lima bulan.
Saat pulang ke kampungnya, penampilannya sudah berbeda.
Ia saat itu sering menggunakan peci dan lebih agamis.
Abu Rara juga rajin ke musala untuk mengisi pengajian, namun banyak warga yang tak suka dengan isi ceramahnya.
5. Tak punya pekerjaan tetap
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation.
Namun semua bisnisnya gagal bekerja serabutan.
Ia juga pernah menggarap proyek di sulawesi selatan namun batal.
Padahal menurut Abu Rara, keuntungan proyek tersebut rencananya akan digunakan untuk pergi ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan sahabatnya.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
6. Pernah jadi korban penggusuran
Usai pergi dari rumah, Abu Rara sempat kembali dan tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli pada tahun 2015 lalu selama dua bulan.
Ia tinggal dengan istrinya yang bercadar bersama dua anak perempuan dan dua anak lelaki.
Dua tahun lalu, rumah tersebut digusur untuk pembangunan jalan tol Tanjung Mulia-Helvetia.
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua. Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," kata tetangganya di Medan.
Segenap warga Indonesia terkejut tatkala Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto diserang oleh dua orang menggunakan senjata tajam di Pandeglang, Kamis (10/10/2019) siang.
Peristiwa bermula saat Abu Rara mendekati Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang baru saja turun dari mobil di Alun-alu Menes, Pandeglang , Banten
Abu Rara berpura-pura ingin menyalami Wiranto seperti kebanyakan warga yang ingin bersalaman dengan pejabat.
Saat itu, Kapolsek Menes Kompol Daryanto menyambut Wiranto yang baru saja meresmikan gedung kuliah bersama Universitas Mathlaul Anwar
Namun tiba-tiba Abu Rara mengeluakan senjata tajam dan menusuk bagian perut Wiranto.
Semuanya berlangsung cepat. Wiranto nyaris tersungkur di jalan.
Kapolsek Menes yang berada di dekat Wiranto langsung mengamankan Abu Rara.
Tidak disangka, FD (sebelumnya disebut FA) seorang perempuan bercadar, istri Abu Rara menyerang punggung Kapolsek.
Korban lain yang terluka adalah ajudan Wiranto dan Fuad Syauki , tokoh masyarakat setempat.
Dia Wiranto yang terluka di bagian perut segera dilarikan ke rumah sakit.
Sementara dua pelaku ditangkap oleh polisi.
Pelaku Pernah gunakan narkoba pil kurtak
Abu Rara atau SA kelahiran Medan tahun 1968. Saat ini dia berusia 51 tahun.
Abu Rara dikenal pintar dan cerdas. Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Sumatera Utara.
Kala itu, SA dan keluarganya tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli.
Saat usianya 27 tahun, SA menikah dengan istrinya yang pertama yakni Netty pada tahun 1995.
Sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan 3 tahun, mereka bercerai.
Hal tersebut membuat SA frustasi dan mengkonsumsi narkoba jenis pik kurtak.
Dia juga sering ikut judi togel. "Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," cerita Alex (39), sahabat SA di Medan.
Berangkat ke Malaysia
Seorang warga melintas di Jalan Alfakah VI, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli. Di balik tembok tersebut dulunya merupakan rumah SA, tersangka pelaku penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, Kamis siang tadi (10/10/2019).(KOMPAS.COM/DEWANTORO)
Setelah bercerai dengan istri pertamanya, SA berangkat ke Malaysia. Sang sahabat, Alex, saat itu hanya mengetahui bahwa teman baiknya itu jalan-jalan di Malaysia.
Lima bulan di Negeri Jiran, SA kembali dengan penampilan yang berbeda seperti menggunakan peci dan lebih agamis.
SA disebut juga rajin ke musala untuk mengisi pengajian. Namun SA menarik diri karena ceramah yang disampaikan tidak disukai warga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation. Namun semua bisnisnya gagal. Ia pun bekerja serabutan.
Ditahan karena larikan anak gadis orang
Sekitar tahun 2000-an, SA menikah untuk kedua kali dengan Yuni dan dikarunia dua anak perempuan. Namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh orangtuan Yuni.
SA dilaporkan polisi karena membawa anak gadis orang. SA dipenjara selama tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya saat anak keduanya masih berumur 10 hari.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka.
Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex.
Dua sahabat karib tersebut kembali bertemu pada tahun 2013.
Kepada Alex, SA juga bercerita proyek yang ia garap di Sulawesi Selatan batal.
Padahal menurut SA, keuntungan proyek tersebut rencananya akan digunakan untuk pergi ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan sahabatnya. Kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019) Alex bercerita terakhir kali bertemu dengan SA dan keluarganya pada tahun 2015.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Rumput dan pohon jambu yang berbuah
SA sempat kembali dan tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli pada tahun 2015 lalu selama dua bulan.
Ia tinggal dengan istrinya yang bercadar bersama dua anak perempuan dan dua anak lelaki.
Dua tahun lalu, rumah tersebut digusur untuk pembangunan jalan tol Tanjung Mulia-Helvetia
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua. Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," kata Silfi, tetangga SA di Medan.
Saat ini lokasi bekas rumah SA hanya tersisa rumput dan pohon jambu yang berbuah.
Kasus penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto seakan menghentak perhatian seluruh rakyat Indonesia.
Pejabat sekelas Menkopolhukam ternyata bisa diserang hanya dengan pisau dari oknum-oknum yang tidak bertanggung.
Segenap warga Indonesia terkejut tatkala Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto diserang oleh dua orang menggunakan senjata tajam di Pandeglang, Kamis (10/10/2019) siang.
Peristiwa bermula saat Abu Rara mendekati Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang baru saja turun dari mobil di Alun-alu Menes, Pandeglang , Banten
Abu Rara berpura-pura ingin menyalami Wiranto seperti kebanyakan warga yang ingin bersalaman dengan pejabat.
Saat itu, Kapolsek Menes Kompol Daryanto menyambut Wiranto yang baru saja meresmikan gedung kuliah bersama Universitas Mathlaul Anwar
Namun tiba-tiba Abu Rara mengeluakan senjata tajam dan menusuk bagian perut Wiranto.
Semuanya berlangsung cepat. Wiranto nyaris tersungkur di jalan.
Kapolsek Menes yang berada di dekat Wiranto langsung mengamankan Abu Rara.
Tidak disangka, FD (sebelumnya disebut FA) seorang perempuan bercadar, istri Abu Rara menyerang punggung Kapolsek.
Korban lain yang terluka adalah ajudan Wiranto dan Fuad Syauki , tokoh masyarakat setempat.
Dia Wiranto yang terluka di bagian perut segera dilarikan ke rumah sakit.
Sementara dua pelaku ditangkap oleh polisi.
Pelaku Pernah gunakan narkoba pil kurtak
Abu Rara atau SA kelahiran Medan tahun 1968. Saat ini dia berusia 51 tahun.
Abu Rara dikenal pintar dan cerdas. Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Sumatera Utara.
Kala itu, SA dan keluarganya tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli.
Saat usianya 27 tahun, SA menikah dengan istrinya yang pertama yakni Netty pada tahun 1995.
Sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan 3 tahun, mereka bercerai.
Hal tersebut membuat SA frustasi dan mengkonsumsi narkoba jenis pik kurtak.
Dia juga sering ikut judi togel. "Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," cerita Alex (39), sahabat SA di Medan.
Berangkat ke Malaysia
Setelah bercerai dengan istri pertamanya, SA berangkat ke Malaysia. Sang sahabat, Alex, saat itu hanya mengetahui bahwa teman baiknya itu jalan-jalan di Malaysia.
Lima bulan di Negeri Jiran, SA kembali dengan penampilan yang berbeda seperti menggunakan peci dan lebih agamis.
SA disebut juga rajin ke musala untuk mengisi pengajian. Namun SA menarik diri karena ceramah yang disampaikan tidak disukai warga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation. Namun semua bisnisnya gagal. Ia pun bekerja serabutan.
Ditahan karena larikan anak gadis orang
Sekitar tahun 2000-an, SA menikah untuk kedua kali dengan Yuni dan dikarunia dua anak perempuan. Namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh orangtuan Yuni.
SA dilaporkan polisi karena membawa anak gadis orang. SA dipenjara selama tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya saat anak keduanya masih berumur 10 hari.
Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) diserang orang tak dikenal dalam kunjungannya di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). Wiranto menderita luka dua tusukan di bagian perut dan polisi mengamankan dua tersangka suami istri Syahril dan Fitri Andriana yang diduga terpapar jaringan ISIS. ((ANTARA FOTO/DOK. POLRES PANDEGLA))
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka.
Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex.
Dua sahabat karib tersebut kembali bertemu pada tahun 2013.
Kepada Alex, SA juga bercerita proyek yang ia garap di Sulawesi Selatan batal.
Padahal menurut SA, keuntungan proyek tersebut rencananya akan digunakan untuk pergi ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan sahabatnya. Kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019) Alex bercerita terakhir kali bertemu dengan SA dan keluarganya pada tahun 2015.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Rumput dan pohon jambu yang berbuah
SA sempat kembali dan tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli pada tahun 2015 lalu selama dua bulan.
Ia tinggal dengan istrinya yang bercadar bersama dua anak perempuan dan dua anak lelaki.
Dua tahun lalu, rumah tersebut digusur untuk pembangunan jalan tol Tanjung Mulia-Helvetia
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua. Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," kata Silfi, tetangga SA di Medan.
Saat ini lokasi bekas rumah SA hanya tersisa rumput dan pohon jambu yang berbuah. (*)
Artikel ini telah tayang di https://hot.grid.id/read/181881363/kerja-serabutan-hingga-jadi-korban-penggusuran-abu-rara-hidupnya-berubah-drastis-usai-pulang-dari-malaysia-ada-apa?page=all