Karantina Pertanian Kupang Perketat Pengawasan PLBN Indonesia-Timor Leste
semakin memperketat pengawasan di pintu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan juga bandara Internasionak El Tari Kupang.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Karantina Pertanian Kupang Perketat Pengawasan PLBN Indonesia-Timor Leste
POS KUPANG.COM| KUPANG--Untuk mencegah masuknya wabah penyakit African Swine Fever (ASF) ke Indonesia, Karantina Pertanian Kupang memperketat pengawasan di pintu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan juga bandara Internasionak El Tari Kupang.
Petugas Karantina di PLBN sudah melakukan koordinasi dengan Pamtas dan BNPP dan melakukan pemasangan poster ASF serta larangan pemasukan ternak babi dan produknya dari Timor Leste.
Hal itu dikatakan Kepala Karantina Pertanian Kupang, drh. Nur Hartanto, MM dalam rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT yang berlangsung di Gedung Sasando, Senin siang (30/9/2019).
Rapat yang dipimpin Asisten II Biro Ekonomi Provinsi NTT, Semuel Rebu itu dihadir sejumlah pimpinan instansi terkait diantaranya, perwakilan Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, BNPP, UPTD, Dinas Pertanian dan juga Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
Dalam press release yang diterima Pos Kupang.Com, Selasa (1/10/2019) disebutkan, Pemerintah Provinsi NTT bersama Karantina Pertanian Kupang tak tinggal diam dengan kejadian penyakit ASF yang semakin meluas dan mengakibatkan wabah di beberapa negara Asia termasuk Timor Leste.
Terhadap masalah ini, Karantina Pertanian Kupang semakin memperketat pengawasan di pintu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan juga bandara Internasionak El Tari Kupang.
"Petugas Karantina di PLBN sudah melakukan koordinasi dengan Pamtas dan BNPP dan melakukan pemasangan poster ASF serta larangan pemasukan ternak babi dan produknya dari Timor Leste," ujar Nur Hartanto
Menurut Hartanto, baru-baru ini kita dikejutkan dengan pemberitaan tentang peternakan babi di Negara Timor Leste telah terserang penyakit ASF. Pengujian terhadap sampel babi yang mati telah dilakukan di laboratorium di Negara Australia untuk mengetahui penyebab kematian masal ini. Dari semua sampel babi yang dikirim untuk diuji, dinyatakan 41% positif terserang virus ASF.
Hal yang perlu diingat bahwa penyakit ASF ini belum ada di Indonesia.Virus ASF mampu bertahan hidup pada produk daging babi segar, daging yang diolah dengan pengasapan maupun makanan yang kurang matang.
Asisten II Biro Ekonomi Provinsi NTT, Semuel Rebu menyampaikan, saat ini NTT sudah menjadi daerah terancam ASF.
"Penyakit ini belum ada obatnya. Vaksin juga belum ada. Saat ini ASF mengancam populasi ternak babi di NTT. Mengingat NTT sendiri merupakan daerah peternakan babi terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 2 juta ekor maka kita harus segera membentuk Tim Terpadu", ujar Semuel saat memimpin rapat.
Selain membentuk tim, lanjut Samuel
Gubernur akan segera membuat edaran kepada Bupati se-NTT terkait waspada terhadap masuknya ASF dan akan dilakukan sosialisasi ASF di tiga daerah perbatasan hingga tingkat desa, serta akan dilakukan surveilen di wilayah perbatasan.
Samuel menyampaikan ucapan terima kasih kepada Karantina Pertanian Kupang yang telah mengambil langkah cepat dan strategis dalam mengatasi masalah wabah penyakit ASF.
• Bank NTT Serahkan CSR Kepada Pemda Ende
• SMPK dan SMASK Alvarez Paga Sikka Gelar Lomba Baca & Kuis Kitab Suci, Nyanyi Mazmur dan Cipta Puisi
Untuk diketahui, saat ini kejadian penyakit ASF semakin meluas dan mengakibatkan wabah di beberapa negara seperti Laos, Hongkong, Republik Rakyat China, Mongolia, Korea, Kamboja, Vietnam.
Beberapa Negara Eropa (Hungaria, Bulgaria, Latvia, Moldova, Polandia, Romania, Ukraina, Rusia) serta Negara Afrika seperti Chad dan Zimbabwe juga ikut tertular. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas).