Dua Persoalan Pokok di NTT Ini Jadi Sorotan di Rakor Upsus Pajale dan Pendataan Lahan
Diharapkan pola seperti ini bisa ditiru pihak lain dalam mengatasi krisis air dalam upaya membantu petani.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Dua Persoalan Pokok di NTT Ini Jadi Sorotan di Rakor Upsus Pajale dan Pendataan Lahan
POS-KUPANG.COM I OELAMASI--Jajaran BBPP Kupang, BTTP NTT termasuk perwakilan dari Provinsi NTT secara khusus melakukan pertemuan dalam rakor bersama mengenai Upsus Pajale dan Pendataan Lahan.
Dalam rakor bersama ini, terungkap bahwa persoalan pokok yang ada di NTT adalah masalah air dan sumber daya manusia (SDM) dalam urusan pertanian.
Terhadap dua hal ini maka perlu dicarikan jalan keluar di upaya khusus (Upsus) dan kuncinya ada pada komunikasi intens.
Hal ini diungkapkan staf Tim Ahli Kementrian Pertanian RI, Ani Handayani, ketika menjadi nara sumber pada rakor Upsus di Aula SMK PP Negeri Kupang di Lili, Naibonat, Selasa (1/10/2019).
Turut hadir, Stef Bulu, MP, Kepsek SMK PP Negeri Kupang, Kepala BTTP NTT,Dr. Procula Rudlof Matitaputi, SPt,M.Si, Ketua Program, Dr Ir Sophia Ratnawati, M.Si juga pejabat lainnya dari BBPP Kupang.
Ani Handayani menuturkan, dirinya sudah seringkali ke NTT dalam upaya meningkatkan produktifitas bidang pertanian. Dari pengamatannya di NTT, ada dua persoalan utama dalam hal pengembangan pertanian yakni air dan SDM.
"Air menjadi persoalan mendasar di NTT. Saya kira kondisi inilah yang mendorong Presiden Joko Widodo secara khusus memperhatikan NTT dengan penyediaan beberapa bendungan. Program Cari Air Panen Air menjadi perhatian pemerintah pusat," jelasnya.
Dirinya mengapresiasi terhadap upaya BBPP Kupang dalam mengatasi krisis air dengan pola
sumur air dangkal untuk ternak.
Diharapkan pola seperti ini bisa ditiru pihak lain dalam mengatasi krisis air dalam upaya membantu petani.
"Kita bersyukur di NTT sudah ada bendungan raksasa walaupun belum berfungsi. Kedepan saya yakin NTT paradigma identik dengan kering tidak ada lagi , tapi sudah hijau joyoroyo," ujarnya.
Menurut Ani, persoalan lain soal SDM bidang pertanian. Berapapun program yang diluncurkan tapi SDM tidak siap maka sama saja.
"Jangan modal janji tapi pelaksanaannya tidak ada. Harapan saya melalui akor upsus pajale dan pendataan lahan ini kita harus berubah. Keberhasilan upsus kuncinya di komunikasi. Kitapun perlu libatkan para Babinsa. Saya salut Upsus di NTT 99,01 persen artinya rapor sangat baik karena mencapai 103,4 persen," katanya.
• Ingat Ade Irawan? Peran Istri Jenderal Nasution di Film G30S,Ibu Ria Irawan Pernah Viral Puisi Ahok
• Terkait ASF - Pemprov NTT Harus Ambil Langkah Nyata
Adapun agenda pada rakor ini yakni, Sosialisasi pendataan lahan dengan aplikasi collector for AroGIS, optimalisasi fungsi upsus wilayah kab danLOnya, evaluasi kesiapan upsusperiode Oktober-Maret 2019/2020.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)