Petani di Rana Mese Mulai Merana. Ini Penyebabnya
Pasalnya, Persawahan Totok yang selama ini mengandalkan dua sumber mata air yakni Wae Mau dan Wae Kempo dari Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Kabu
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG-COM-BORONG-Petani di Desa Compang Kempo, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) yang mengarap persawahan di Totok desa tersebut mengaku mulai merana karena mengalami kekurangan air.
Pasalnya, Persawahan Totok yang selama ini mengandalkan dua sumber mata air yakni Wae Mau dan Wae Kempo dari Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Matim mengalami penurunan debit air ke persawahan.
Dampak dari kekurangan debit air membuat petani di Desa Compang Kempo setiap harus pergi ke sawah menjaga air.
• Ilalang Terbakar di Bandara Frans Seda Maumere Munculkan Kerisauan, Ini Kondisinya
"Kami setiap malam harus ke sawah biar tunggu air bisa masuk ke sawah. Kalau tidak jaga maka air tidak masuk ke sawah kami. Jadi, malam-malam harus jaga air biar padi di sawah bisa ada air karena kami sudah tanam tapi air tidak ada," papar Mensianus Taur, petani di Desa Compang Kempo, Kecamatan Rana Mese kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (19/9/2019) siang.
Ia mengaku, persawahan Totok sudah lama digarap petani tapi belakangan ini kekurangan air.
"Kemarau panjang membuat debit air berkurang sehingga air di sawah tidak ada. Persawan Totok saat ini mengalami kekeringan dan berdampak pada gagal panen. Kami sudah tanam tapi air tidak ada," papar Taur.
Kekeringan karena musim kemarau pun tampak sekali di Kota Borong.
Di beberapa tempat tampak gersang karena sudah lama tidak turun hujan.
Pepohonan hijau tampak kering karena daun pun berguguran.
Lahan-lahan warga pun kering dan rawan terjadi kebakaran.
Pohon dan semak belukar membuat Kota Borong sungguh panas karena tidak ada pepohonan hijau.(ris)
Area lampiran
