LP2M Undana Dampingi Peternak Sapi di Mabar Buat Bokashi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana (Undana) melakukan pendampingan terhadap peternak sapi

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/ISTIMEWA
LP2M Undana saat kegiatan pendampingan terhadap Kelompok Peternak di Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Mabar dalam membuat bokashi. 

LP2M Undana Dampingi Peternak Sapi di Mabar Buat Bokashi

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana (Undana) melakukan pendampingan terhadap peternak sapi di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dalam membuat Bokashi.

Bokashi merupakan pupuk organik alami yang diproduksi melalui fermentasi bahan-bahan organik menggunakan starter aerob/anaerob yang berlangsung secara cepat dan efektif.

Dr. Drh. Annytha. I R Detha, M.Si salah satu tim pendamping kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (28/8/2019) mengatakan, LP2M Undana melakukan pendampingan terhadap peternak sapi di Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Mabar yang sudah dimulai sejak awal tahun 2019.

Tim pendamping ini terdiri dari beberapa orang, yakni selain dirinya, ada Prof. Ir. Frans Umbu Datta,M.App.Sc.Ph.D, Ir. Grace Maranatha, M.Si, drh. Nemay Ndaong, M.Sc dan drh. Nancy Foeh, M.Si.
Dalam kegiatan ini ada juga pemateri, yakni Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc,Ph. D , Ir. Grace Maranatha, M.Si, dan Dr. Annytha Detha,M.Si.

Kegiatan ini merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat skim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang didanai oleh Kemenristekdikti.

Menurut Annytha, dalam pendampingan ini, selain fokus pembuatan bokashi,juga memperkenalkan kepada peternak tentang pola pengembalaan yang terpadu berbasis agroeduwisata.

"Kelompok peternak yang kami dampingi yakni Kelompok Peternak Tunas Karya. Kelompok ini memiliki jumlah anggota sebanyak 38 orang yang diketuai Herman Baku," kata Annytha.

Dijelaskan, limbah peternakan kotoran sapi dapat menjadi memiliki nilai ekonomis apabila diolah dengan sentuhan sedikit teknologi.

"Karena itu, lewat pendampingan, pihaknya melatih peternak membuat bokashi. Harapannya, ada keaktifan peternak untuk mengelola atau memanfaatkan limbah ternak agar dapat dimanfaatkan menjadi uang sekaligus mendukung program penggembalaan terpadu," jelasnya.

Sedangkan secara umum,pendampingan yang dilakukan itu bertujuan ingin memperkenalkan pada peternak pola pengembalaan yang terpadu berbasis agroeduwisata.

Pola ini secara kolektif dilakukan beberapa peternak atas kesepakatan bersama untuk memelihara ternak dalam kawasan tertentu yang juga tersedia sumber air dan pakan serta pemanfaatan limbah secara berkelanjutan untuk mendukung pertanian pakan ternak.

Lebih lanjut dikatakan, terdapat tiga aspek utama dalam penggembalaan agroeduwisata, yaitu pertama adalah aspek edukasi sebagai pusat pembelajaran bagi siapa saja yang ingin belajar bagaimana beternak yang baik.

"Kedua adalah aspek wisata, yakni sebagai salah satu objek wisata potensial yang menjadi salah satu destinasi selain komodo dan yang ketiga adalah aspek ekonomi kreatif yang dapat memberikan keuntungan lebih pada peternak," katanya.

Terkait kegiatan pendampingan yang dilakukan, ia mengakui, salah satu kegiatan yang mendukung kegiatan tersebut, adalah skill atau kemampuan membuat, menanam pakan ternak di lahan yang terpusat untuk penggembalaan, teknologi pengolahan pakan, teknologi pemanfaatan limbah mendukung pertanian pakan ternak.

'Berkaca dari pola penggembalaan di Sumbawa, pola penggembalaan terpadu sangat nyata meningkatkan produktivitas ternak sehingga ada baiknya itu diterapkan juga oleh masyarakat desa Nggorang,Mabar," ujarnya.

Sedangkan harapan dari pendampingan terhadap peternak itu, adalah sikap optimis peternak untuk mengembangkan pola penggembalaan terpadu, karena potensi sumber daya alam dan manusia sangat mendukung ketercapaian.

"Begitu juga dengan perlunya dukungan Pemda setempat dalam membantu mengarahkan lokasi penggembalaan yang strategis untuk beternak sekaligus sebagai tempat destinasi wisata baru," ujarnya.

Sedangkan program yang dilakukan bersifat pendampingan yang terus -menerus akan dilakukan sebab realisasi penggembalaan peternakan sapi terpadu berbasis Agroeduwisata perlu waktu yang tidak singkat sehingga pendampingan keberlangsungan akan terus diupayakan.

Dia juga mengakui, penggembalaan ekstensi di kawasan Mabar dapat berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi masyarakat, seperti penggembalaan intensif apabila ditata kelola dengan baik.

MENCENGANGKAN! Ini Rincian Utang Aulia Kesuma di 2 Bank hingga Habisi Pupung Sadili Suami dan Anak

Safari Kamtibmas, Wakapolda Brigjen Johanis Asadoma Kunjungi WNI eks Timor Timur di Oebelo

Bupati Soliwoa Harap Anggota Dewan Baru Tulus Mengabdi

"Salah satu tata kelola peternakan yang bersifat extensif yaitu penggembalaan terpadu berbasis Agroeduwisata," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved