KM Santika Nusantara Terbakar Tim SAR Terpadu Lanjutkan Pencarian Penumpang di Perairan Masalembo
Tim Badan Pencarian dan Pertolongan atau Tim SAR Terpadu kembali melanjutkan proses penyisiran di lokasi kejadian terbakarnya KM Santika Nusantara
Kapal Motor (KM) Santika Nusantara rute Balikpapan-Surabaya terbakar di perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Kamis (22/8) malam. Belum diketahui penyebab kebakaran. Proses pencarian korban hingga kini, masih terus dilakukan.
Dalam manifes kapal, seperti dikatakan Juru Bicara Pelabuhan Tanjung Perak, Syachrul Nugroho, terdapat 277 orang yang menaiki kapal tersebut. Akan tetapi, angka itu lebih sedikit dibandingkan jumlah orang yang dievakuasi.
"Yang dilaporkan itu 277, tapi kita melaksanakan pencarian, yang kita temukan adalah 296," ungkap Kepala Kantor SAR Surabaya, Prasetya Budiarto.
Menurut keterangan Kepala Kantor SAR Surabaya, Prasetya Budiarto, api sudah berhasil dipadamkan di atas KM Santika Nusantara yang terbakar, meski kondisinya "masih berasap".
"Api sudah padam, tapi proses pendinginan belum bisa dilakukan, karena memang kondisinya sekarang ini gelombang cukup tinggi," tuturnya.
Kondisi tersebut menyebabkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum dapat memulai proses penyelidikan.
Rencananya, menurut manajer operasi PT Jembatan Nusantara, Sutarto - perusahaan pemilik kapal motor itu - bangkai kapal akan ditarik kembali ke Surabaya.
"Karena masih ada beberapa kendaraan (penumpang) di atas kapal, mungkin karena masih belum terbakar," ujarnya melalui sambungan telepon dengan BBC News Indonesia.
Sutarto belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal yang berlayar secara reguler dengan rute Surabaya-Balikpapan itu. Ia membantah jika kapalnya mengalami kerusakan mesin.
"Nggak ada (kerusakan mesin). Kapal ini berjalan normal," kata Sutarto.
"Dan kapalnya habis docking Mei kemarin dari (Pelabuhan) Bojonegara di Cirebon sana," lanjutnya, merujuk pada proses semacam uji kelaikan kapal.
Ia justru menduga muatan kendaraan yang masuk ke dalam kapal menjadi penyebab kebakaran.
Sebelumnya, seperti dikutip kantor berita AFP, juru bicara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Syachrul Nugroho, mengatakan bahwa saat kebakaran terjadi, listrik kapal mati sehingga mesin pompa air juga tak berfungsi.
"Awak tak bisa mematikan kebakaran karena pompa air tak berfungsi, jadi penumpang mulai menyelamatkan diri," tambahnya.
Juni lalu, 21 orang juga meninggal dalam kapal yang tenggelam di lepas pantai utara Jawa.