Ratu Tisha Sekjen PSSI Tetap Tenang Meski Diusir Saat Pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta

PSM Makassar meraih juga Piala Indonesia 2019, setelah mengalahkan Persija Jakarta 2-0, Selasa (6/8/2019), kehadiran Ratu Tisha, Sekjen PSSI

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Instagram/kolase pos-kupang.com
Ratu Tisha, Sekjen PSSI perempuan pertama. 

Ratu Tisha Sekjen PSSI Tetap Tenang Meski Diusir Saat Pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta

POS-KUPANG.COM - Di tengah eforia atas keberhasilan tim PSM Makassar meraih juga Piala Indonesia 2019, setelah mengalahkan Persija Jakarta 2-0, Selasa (6/8/2019), kehadiran Ratu Tisha, Sekjen PSSI saat ini, tidak bisa diabaikan.

Sebagai Sekjen PSSI perempuan pertama di Indonesia yang kini baru menginjak usia 32 tahun kehadiran Ratu Tisha pada setiap momen olahraga selalu menarik perhatian.

Demikian juga ketika gelaran final leg 2 Piala Indonesia 2019 antara PSM Makassar vs Persija Jakarta di Makassar kemarin, Ratu Tisha juga hadir.

Namun begitu tiba di Stadion Mattoanging Andi Matalatta Makassar tempat berlangsungnya pertandingan final PSM Makassar vs Persija Jakarta, Ratu Tisha malah sempat diusir suporter PSM Makassar.

Namun, menghadapi aksi tersebut dengan tenang dan tetap berada di stadion mengikuti jalannya pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta, termasuk saat penyerahan hadiah atau trofi kepada tim Ayam Jantan PSM Makassar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha, mengucapkan selamat kepada PSM Makassar atas keberhasilan meraih gelar juara Piala Indonesia 2018.

Ratu Tisha juga mengaku senang karena pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta di Stadion Mattoanging Andi Matalatta Makassar, Sulsel, Selasa (6/8/2019), berjalan lancar.

"Selamat buat PSM Makassar yang tampil sebagai juara," kata Ratu Tisha yang dikutip dari BolaSport.com.

"Pertandingan berjalan lancar dan sangat baik dari sisi penyelenggaraan," ucap dia menambahkan.

Dengan gelar juara yang baru saja diraih, PSM Makassar pun berhak menjadi wakil Indonesia pada Piala AFC 2020.

Diharapkan, PSM Makassar bisa berkiprah semaksimal mungkin dalam salah satu ajang bergengsi se-Asia tersebut.

Live Streaming SCTV Timnas Indonesia vs Thailand Semifinal Piala AFF U-15 2019 Rabu 7/8 Jam 1730 WIB

“Dengan gelar juara dan penyelenggaraan final yang lancar, PSM Makassar dipastikan bisa mewakili Indonesia pada AFC Cup 2020,” ujar Ratu Tisha.

Wanita berkacamata itu juga menyampaikan terima kasih kepada suporter PSM Makassar atas kedewasaan dan kebesaran hati mereka.

Ratu Tisha menilai suporter PSM Makassar tampil kreatif dan menjaga ketertiban selama pertandingan berlangsung.

PSSI juga menyampaikan apresiasi kepada Panpel dan manajemen PSM Makassar yang responsif dalam memenuhi rekomendasi dari PSSI.

Selain itu, apresiasi juga disampaikan untuk pihak kepolisian yang telah mengamankan pertandingan dengan baik.

Pendaftaran CPNS 2019, Ini Total Kebutuhan dan Formasi Pertama yang Dibuka

"Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap jajaran Polrestabes Makassar, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Markas Besar Polri." 

Demikian juga dengan anggota TNI dan unsur keamanan lain yang ikut membantu mempersiapkan penyelenggaraan pertandingan dengan sangat baik," kata Ratu Tisha.

Sempat Diusir

Saat hadir di stadion, Ratu Tisha sempat diusir oleh suporter PSM Makassar setibanya di VVIP Stadion Mattoanging Andi Mattalatta.

Ratu Tisha datang dengan menggunakan jaket berwarna hitam merek Puma dan mencoba menyapa tamu-tamu yang sudah hadir.

Kehadiran Ratu Tisha langsung disoraki oleh pendukung PSM Makassar.

Mereka tampak kesal dengan keputusan Ratu Tisha yang menunda pertandingan PSM Makassar kontra Persija Jakarta dua pekan lalu.

Ratu Tisha memilih untuk menunda pertandingan tersebut karena faktor keamanan.

"Pulang, pulang, pulang," teriak suporter PSM Makassar mengusir Ratu Tisha.

Tak hanya itu, suporter PSM Makassar juga meneriaki PSSI mafia.

Merasa tidak nyaman, Ratu Tisha langsung diminta masuk ke dalam Stadion Mattoanging Andi Mattalatta.

Suporter PSM Makassar juga terlihat membawa spanduk bertulisan PSSI mafia.

"Mafia, mafia, mafia," teriak suporter PSM Makassar.

Tetap Sapa Suporter Kendati Diusir

Namun, karena kebesaran hatinya, Ratu Tisha tetap menyapa ramah para suporter.

Ia kemudian memilih duduk di bangku keluarga para pemain PSM Makassar.

Setelah pertandingan, Ratu Tisha juga masih berada di lapangan untuk menghadiri penyerahan piala dan penghargaan.

Fakta-fakta Kemenangan PSM Makassar, Sempat Ditunda

PSM Makassar resmi menyandang gelar juara setelah menang 2-0 atas Persija di leg kedua hari ini.

Dua gol kemenangan PSM diciptakan oleh Aaron Evans 3' dan Zulham Zamrun 50', skor 2-0 membuat PSM Makassar juara dengan agregat 2-1.

1. Sempat ditunda karena ricuh

Sebelumnya, laga final Piala Indonesia leg kedua PSM Makassar vs Persija Jakarta sempat ditunda.

Laga kedua final Piala Indonesia 2019 antara PSM Makassar vs Persija Jakarta itu sedianya dilangsungkan pada Minggu (28/7/2019) sore.

Akan tetapi, pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta tersebut mengalami penundaan terkait dengan situasi yang terjadi sehari menjelang laga.

Seperti diketahui, terjadi pelemparan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang memecahkan bus Persija Jakarta.

Kejadian itu berlangsung seusai Persija menjalani official training di Stadion Mattoanging Andi Mattalatta.

Akibat kejadian tersebut, manajemen Persija meminta penjadwalan ulang pertandingan dan stadion dipindah ke tempat netral.

2. Hujan kartu kuning

Pada babak pertama, laga PSM Makassar vs Persija Jakarta sudah diwarnai sembilan kartu kuning.

Dua di antaranya ditujukkan untuk Sandi Sute, Persija Jakarta main 10 pemain sejak babak pertama.

Ryuji Utomo 7', Arfan 11', Sandi Sute 19' 31', Rahmat 22', Asnawi 26', Abdurrahman 28', Aaron Evans 43', dan Beny 44'.

Sementara di babak kedua, wasit kembali tambah keluarkan tiga kartu kuning.

Maman 74', Rivky 91', dan Zulham Zamrun 94'.

3. Antusiasme masyarakat Makassar

Meski di leg pertama PSM tertinggal 0-1, masyarakat Makassar terlihat optimis juara hari ini.

Pasalnya, bukan hanya di dalam stadion saja, para pendukung skuat Juku Eja juga padati beberapa tempat untuk lakukan nobar.

Satu di antaranya di wilayah wisata, Pantai Losari Makassar.

Wilayah Pantai Losari dipasang monitor besar untuk menampilkan aksi PSM Makassar di laga puncak hari ini.

4. Pemkot Makassar beri fasilitas

Selain masyarakat Makassar, Pemerintah Kota Makassar juga ikut beri dukungan pada tim asal Makassar ini berlaga.

Terlihat di monitor jalan yang telah tersedia di jalanan juga tunjukkan pertandingan PSM Makassar vs Persija Jakarta.

Masyarakat Makassar bisa menyaksikan hasil dan jalannya pertandingan meski di luar ruangan.

5. Pengamanan laga hingga turunkan helikopter

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo telah menjamin keamanan laga penentu juara Piala Indonesia 2019 di Stadion Mattoanging Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/8/2019).

Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo mengatakan, 4.764 personel gabungan dari TNI-Polri dan instansi pemerintah diturunkan untuk berjaga-jaga.

Selain keamanan super ketat, pihak keamanan turunkan penjinak bom, hingga helikopter.

Orang penting yang ada di dalam helikopter adalah pejabat Polda Sulsel untuk mengawasi laga PSM Makassar vs Persija Jakarta ini.

6. PSM Makassar sabet top skor

Selain sabet gelar juara, PSM juga kantongi top skor yakni, Zulham Zamrun.

Tambahan satu gol di laga terakhir kontra Persija Jakarta kemarin, membawa Zulham Zamrun berbagi top skor dengan striker Persebaya Surabaya Amido Balde.

Zulham Zamrun dan Amido Balde sama-sama telah mengolksi 10 gol.

7. PSM melaju ke AFC Cup 2020

Kemenangan PSM Makassar kali ini kembali bawa Juku Eja ikut dalam ajang AFC Cup 2020.

Ini menjadi keikutsertaan kedua PSM Makassar dalam ajang tersebut dalam dua edisi beruntun.(*)

Profil Ratu Tisha

Ratu Tisha Destria terpilih menjadi Sekjen PSSI wanita pertama yang bertugas dari 2017 hingga 2020.

Menjabat sebagai Sekjen PSSI, Ratu Tisha menggantikan Ade Wellington yang sebelumnya telah memilih mundur dari jabatan tersebut.

Rupanya, pemilihan Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI bukan tanpa alasan. Meskipun namanya belum akrab di telinga publik, namun kiprah yang dimilikinya di dunia bola cukup moncer.

Ratu Tisha sudah menggemari sepak bola sejak ia duduk di bangku SMA.

Tak hanya sekadar suka, Ratu Tisha juga turut membangun dan jadi manajer tim sepak bola di sekolahnya.

Ketertarikannya semakin muncul kala ia mengikuti pertukaran antarbudaya AFS di Leipzig, Jerman.

Lulus dari SMA, Ratu Tisha memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan memgambil jurusan matematika.

Di ITB, Ratu Tisha juga pernah menjadi manajer di klub PS ITB.

Selain menjadi manjer, Ratu Tisha turut dalam mengurusi persiapan pertandingan, menyusun data klub, jadwal latihan, dan kalender pertandingan hingga PS ITB sempat melakukan promosi ke Divisi Utama pada masanya.

Menyelesaikan pendidikan di ITB tahun 2008, Ratu Tisha langsung menerima tawaran pekerjaan di jasa perminyakan Schlumberger.

Setelah empat tahun bekerja, Ratu Tisha memilih keluar dan fokus untuk membesarkan LabBola.

Ratu Tisha berperan sebagai CoFounder di LabBola yang bergerak di bidang statistik olahraga khususnya sepak bola.

LabBola menawarkan jasa penyediaan data statistik performa tim yang nantinya data tersebut akan digunakan untuk membantu tim dalam mengajukan proposal ke sponsor.

Ratu Tisha merupakan lulusan FIFA Master tahun 2013 silam.

Ia masuk di antara 28 peserta yang lolos dari 6.400 pendaftar.

Di FIFA Master, Ratu Tisha berhasil mendapat gelar Master of Art dan meraih peringkat tujuh.

Program FIFA Master diselenggarakan oleh International Centre for Sports Studies yang menggandeng beberapa universitas dan mempelajari tentang Sport Humanity, Manajemen Olahraga, dan Hukum Olahraga.

Pada 2016, Ratu Tisha pernah menjadi operator Turnamem Torabika Soccer Championship (TSC) yang menempatkannya di posisi Direktur Kompetisi dan Regulasi.

Atas peran inilah, Ratu Tisha berhasil mendapat kepercayaan dan hormat dari anggota asosiasi provinsi dan pengurusan klub Tanah Air.

Ratu Tisha diketahui pandai dalam bahasa asing.

Tak tanggung-tanggung, ia ternyata menguasai lima bahasa asing sekaligus, yakni Bahasa Inggris, Jepang, Jerman, Belanda, dan Italia.

Peran Sang Ayah

Ratu Tisha Destria mengungkapkan sosok yang memengaruhinya terjun ke dunia sepak bola dan motivator dalam menjalankan tugasnya.

Ratu Tisha mulai menjabat sebagai sekjen PSSI sejak Juli 2017. Dia adalah wanita pertama di Indonesia yang menjadi sekjen PSSI. 

Sebagai Sekjen, Ratu Tisha kerap mendapatkan kritik keras dan tekanan dari sejumlah pihak. Namun, Ratu Tisha menilai semua itu hanya dinamika kerja dan dia sadar akan konsekuensi saat saat pertama kali terjun ke dunia ini.

Keputusan Ratu Tisha berada di dunia sepak bola tidak terlepas dari sosok ayahnya. Hal tersebut disampaikan Ratu Tisha dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com dan Bolasport.com, Selasa (12/2/2019). 

Wawancara dengan Ratu Tisha digelar di sebuah rumah sakit di Jakarta. Hal itu lantaran Ratu Tisha harus menemani ayahnya yang sedang sakit. 

”Kebetulan sekarang ada di sini, Beliau itu adalah ayah saya,” kata Ratu Tisha.

”Saya besar sebagai fan sepak bola yang diajak ayah saya nonton ke stadion,” tuturnya.

Dari ayahnya-lah yang membuat Ratu Tisha jatuh cinta dengan sepak bola. Dia menilai sepak bola selalu menghadirkan keajaiban. 

”Saya seolah mendapatkan magical feeling dari sepak bola ini,” ucap Ratu Tisha.

”Semua itu saya rasakan ketika sepak bola mampu mengerakkan begitu banyak orang di stadion. Sepak bola pun membuat emosi orang bergetar dan akhirnya menginspirasi. Semua itu tak lepas dari peran besar ayah saya,” tuturnya.

Tisha kemudian bercerita bahwa ayahnya mendukung kariernya di dunia sepak bola. Sang ayah pun memiliki pesan tegas untuk Ratu Tisha.

”Ayah saya berkata: Nak, jersey kita warnanya merah, jadi kamu harus berani,” tutur Tisha.

”Kata-kata dari ayah saya itu saya pegang teguh dalam menjalankan tugas ini dan saya tularkan ke rekan di kesekjenan,” ucapnya tanpa menyebut nama sang ayah yang kini berusia 67 tahun itu.

Mengutip Viva.co.id, Ratu Tisha  menggemari sepakbola sejak siswi hingga mahasiswi. Bukan sebagai pemain, tapi manajer tim bola. Puncaknya, wanita lulusan matematika ITB ini menjadi Sekjen PSSI.

Ratu Tisha Destria atau yang biasa disapa Tisha adalah perempuan pertama yang menjadi Seketaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 ini adalah anak dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani. Tisha menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Dari usia SD hingga SMA, ia tinggal di Ibukota Jakarta.

Ia termasuk anak yang pintar. Saat masuk sekolah favorit di SMA 8, selain disibukkan dengan kegiatan akademik, Tisha mulai menggemari dunia sepakbola. Bukan sebagai pemain, tapi manajer tim bola sekolah. Dari sanalah ia mulai merancang, menyiapkan tim sepakbola sekolah.

Berkat sentuhan tangannya, tim sekolahnya mengikuti beberapa turnamen dan juara. Ini sebuah prestasi yang membanggakan bagi sekolah SMA 8 yang saat itu sekolahnya lebih fokus pada akademik.

Selain itu, saat di SMA 8, Tisha juga berkesempatan ikut program pertukaran pelajar antar budaya negara AFS di Leipzig, Jerman.

Lulus dari sekolah menengah, ia masuk jurusan matematika Institut Teknologi Bandung (ITB). Kegemarannya pada sepakbola berlanjut di kampus ini. Ia juga aktif di kegiatan olahraga pria ini.

Tisha bergabung dengan Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB), ia menjadi bagian tim manajerial tim yang berada langsung di bawah Liga Mahasiswa Jawa Barat dan Persib.

Lulus kuliah tahun 2008, ia mendapatkan tawaran bekerja pada perusahan perminyakan Schlumberger. Kegilaannya kepada dunia bola, pada tahun yang sama ia mendirikan LabBola, sebuah usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyedia data analisis di dunia olahrga.

Kemampuan dan pengetahuannya makin matang saat ia ikut pendidikan di badan sepakbola dunia, FIFA, pada 2013. Tisha termasuk 28 orang yang lolos seleksi FIFA dari 6400 pendaftar dari penjuru dunia.

Tisha mengikuti program Master di FIFA selama satu setengah tahun tahun. Di sini, ia memperoleh beberapa bidang studi di antaranya Sport Humanity, Manajemen Olahraga, dan Hukum Olahraga. Ia berhasil lulus peringkat 7 dari 28 orang.

Pada 2016, saat kompetisi sepakbola Indonesia terbekukan, Tisha bersama PT Gelora Trisula Semesta (GTS), ikut menggelar ajang Indonesia Soccer Championship (ISC). Di ajang tersebut, Tisha juga menjabat sebagai Direktur Kompetisi. Acara ini berjalan sukses.

Di tengah terpilihnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI baru periode 2016-2020, pada 2017 Tisha mencoba mengajukan diri menjadi salah satu calon Sekjen PSSI. Setelah memengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test), wanita berumur 32 tahun ini akhirnya terpilih sekaligus sebagai wanita pertama yang menjadi sekjen sejak PSSI berdiri 87 tahun lalu.

KELUARGA
Ayah : Tubagus Adhe
Ibu : Venia Maharani

PENDIDIKAN
SDN 02 Pagi Pesanggrahan, Jakarta
SMP 177 Jakarta
SMA 8 Jakarta
Jurusan Matematika, Institut Teknologi Bandung (ITB), 2008
Program Master, FIFA 2013-2015

KARIER
Tim Manajerial Sepakbola SMA 8, Jakarta
Tim Manajerial Persatuan Sepak Bola ITB, Bandung
Pendiri LabBola, 2008
Direktur Kompetisi Torabika Soccer Championships, 2016
Sekjen PSSI 2017-2020

(Tribuntimur.com/berbagai sumber)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved