Human Trafficking
Seruan Perubahan dari Pertemuan Pastoral Para Uskup Regio Nusa Tenggara tentang Migran Perantau
Pertemuan Pastoral (Perpas) yang terlaksana di Keuskupan Atambua, 22-27 Juli 2019 lalu, berakhir dengan rekomendasi pastoral yang kontekstual.
Seruan Perubahan dari Pertemuan Pastoral Para Uskup Regio Nusa Tenggara di Atambua tentang Migran Perantau
POS-KUPANG.COM - Pertemuan Pastoral (Perpas) yang terlaksana di Keuskupan Atambua, 22-27 Juli 2019 lalu, berakhir dengan rekomendasi pastoral yang kontekstual.
Deretan kata-kata indah dan kaya makna. Mengarah pada sasaran. Memberi pencerahan dalam kekelaman.
Seruan para Uskup Regio Nusa Tenggara tentang masalah Migran Perantau yang menjadi tema umum Perpas ini terasa mendesak dan urgen.
Tersibak pengalaman tragis dan meresahkan.
Kidung duka seakan tak pernah redup dalam tertimoni para korban human trafficking.
Ini salah siapa?
Jeritan hati migran perantau masih terdengar gaungnya hingga kini. Banyak orang mengadu nasib di Negeri Jiran-Malaysia dan berbagai tempat. Seakan kehidupan yang dilakoni tak ada artinya.
Bisa dibayangkan di manakah letak martabat manusia jika diperlakukan tidak manusiawi?
Seminggu dalam diskusi, ditemukan banyak kasus. Ternyata masalah ekonomi bukan satu-satunya. Ada faktor lain yang turut memberi andil mengapa mereka harus pergi. Meninggalkan keluarga. Menjual harta miliknya. Pergi tanpa satu tujuan yang pasti.