Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 4 Agustus 2019 ''Apa yang Memerintah Hati Kita?''
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 4 Agustus 2019 ''Apa yang Memerintah Hati Kita?''
Renungan Harian Kristen Protestan
Minggu 4 Agustus 2019
Oleh Pdt. Jehezkiel Pinat, STh
''Apa yang Memerintah Hati Kita?''
Kenapa kalau seorang pemuda yang jatuh cinta akan menuruti apa saja yang diminta pacarnya? Dalam Bahasa anak Kupang dikatakan itu karena “cinta pung parenta” (Cinta yang perintahkan).
Apa yang memerintah dalam diri kita, itulah yang akan nampak dalam perilaku hidup kita setiap waktu.
Bagi orang percaya, hendaklah damai sejahtera yang memerintah dalam diri kita.
Damai sejahtera bukan kemarahan, nafsu, cemburu dan lainnya. Apa beda antara damai sejahtera yang memerintah dengan lainnya?
Pada pembacaan Alkitab hari ini Kolose 3:5-17 Paulus menuliskan tentang hidup baru sebagai tanda orang-orang pilihan Allah yang telah Allah kuduskan dan kasihi. Pengudusan dan mendapat kasih itu dinyatakan dalam diri Yesus Kristus dan itu hanya berlaku bagi mereka yang menerima, percaya dan hidup menurut perintah-Nya yakni saling mengasihi satu terhadap lainnya.
Hidup baru, hidup dalam keselamatan itu nyata saat seseorang mematikan segala sesuatu yang duniawi dalam dirinya yakni percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, serakah dan penyembahan berhala.
Termasuk mematikan marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor dari dalam mulut, saling mendustai, tidak menyimpan dendam, tidak memandang hina dan rendah sesama. Tetapi penuh kasih dan pengampunan.
Bagaimana semuanya itu dapat terwujud? Apabila damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu. Mengapa? Hanya itu saja yang dapat membuat kita hidup dalam sebuah persekutuan penuh kasih.
Masing-masing menjadi pembawa damai sejahtera bagi sesamanya. Apakah setiap saat dalam kehidupan ini dalam diri ada damai sejahtera Kristus yang telah kita nyatakan dengan semua orang?
Biasanya dalam sebuah kebaktian di gereja ada bagian dari liturgi meminta kita untuk berjabatan tangan dengan sesama terdekat dan mengucapkan “salam damai bagimu”.
Ada yang tidak mau bersalaman, salaman tapi tidak saling memandang juga beri senyum. Jangan-jangan tidak ada damai dengan tetangga di satu tempat duduk?