Gempa 7,4 SR Guncang Banten, Ini Teriakan Khas dan Doa untuk Menghindari Bahaya dan Kerusakan

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 7,4 skala richter terjadi sekira pukul 19:03:21 WIB.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Regina Realty/kolase pos-kupang.com
Gempa Banten 7,4 SR semoga tidak berlanjut dan terhindari korban jiwa dan harta benda. 

Gempa 7,4 SR Guncang Banten, Ini Teriakan Khas dan Doa untuk Menghindari Bahaya dan Kerusakan

POS-KUPANG.COM - Gempa besar beramplitudo 7,4 SR guncang Banten dan sekitarnya, Jumat (2/8/2019).

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 7,4 skala richter terjadi sekira pukul 19:03:21 WIB.

Titik gempa berada pada lokasi 7.54 LS,104.58 BT atau 147 km Barat Daya Sumur, Banten dengan keedalaman 10 klometer.

Gempa sedahsyat itu biasanya menimbulkan kerusakan dan korban besar.

Lebih dari gempa dahsyat selalu menimbulkan kepanikan luar biasa.

Karena itu, siapa pun dan masyarakat mana pun senantiasa menghindari terjadinya gempa.

Masyarakat pun punya pandangan sendiri tentang gempa, selain pandangan ilmiah seperti yang biasa disampaikan BMKG.

Masyarakat Manggarai di Pulau Flores memandang gempa bumi sebagai peristiwa ilahi.

Dalam pandangan mereka, gempa terjadi atas tindakan Tuhan sendiri. Itu merupakan cara Tuhan untuk mengecek keberadaan manusia dan makhluk lainnya di bumi. Apakah masih ada atau tidak manusia di bumi.

Hal itu terungkap lewat pekikan warga Manggarai saat terjadi gempa. Biasanya sambil berlari menghindari bangunan, warga berteriak, "ata do", artinya banyak orang.

Atau dalam penafsiran bebas pekikan itu merupakan jawaban kepada Tuhan bahwa manusia masih ada di bumi.

Dengan pekikan tersebut, diyakini Tuhan akan segera menghentikan guncangan.

Dalam keyakinan orang Manggarai, bumi ada dalam genggaman tangan Tuhan.

Selain pekikan tersebut, pekikan lain yang dilakukan orang Manggarai saat terjadi gempa adalah "ruha lale". Ruha dalam bahasa Manggarai  berarti telur.

Kenapa harus menyebut telur? Karena pada saat terjadi gempa bumi telur-telur ayam yang berada dalam sangkar akan ikut terguncang.

Dan, sudah pasti telur yang terguncang terutama saat sedang dierami sang induk akan rusak dan tidak bakal menetas.

Telur merupakan cikal bakal kehidupan. Karena itu, orang Manggarai juga sering menggunakan telur sebagai bahan sesajen pada saat doa atau upacara adat.

Dalam pandangan kuno yang mungkin masih juga hidup di tengah masyarakat hingga saat ini, gempa bumi, sebagaimana bencana lainnya, merupakan cara Tuhan menghukum manusia akibat dosa-dosa yang dilakukannya.

Dalam pandangan ilmuwan Inggris, Robert Malthus, bencana alam yang menimbulkan kematian merupakan cara alam untuk mengendalikan jumlah penduduk di bumi. 

Meski demikian, manusia mana pun tidak pernah menginginkan terjadinya bencana, termasuk gempa bumi. Ia akan berusaha untuk mencegah dan menghindarinya.

Untuk bencana yang terjadi di luar kemampuannya, manusia melalui agama biasanya memiliki doa-doa tidak jadi korban saat bencana.

Misalnya, seperti doa yang disampaikan Nahlatul Ulama (NU) berikut ini saat terjadinya gempa bumi:

DOA KETIKA GEMPA BUMI

اَللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ

ALLAHUMMA INNII AS’ALUKA KHOIROHAA, WA KHOIROMAA FIIHAA WA KHOIRO MAA ARSALTA BIH, WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHAA WASYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA ARSALTA BIH.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan."

Pasca gempa semalam, BMKG merilis daerah-daerah yang berpotensi tsunami.

Daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan:

[ Kota/ Kabupaten (Provinsi) - Status Peringatan ]

• PANDEGLANG BAGIAN SELATAN (BANTEN) - SIAGA
• PANDEGLANG PULAU PANAITAN (BANTEN) - SIAGA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-SELATAN (LAMPUNG) - SIAGA," tulis @humasBMKG.

• LAMPUNG-SELATAN KEP. LEGUNDI (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-TENGAH (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-UTARA (LAMPUNG) - WASPADA
• BENGKULU-UTARA PULAU ENGGANO (BENGKULU) - WASPADA
• KAUR (BENGKULU) - WASPADA

• LAMPUNG-SELATAN KEP. SEBUKU (LAMPUNG) - WASPADA
• BENGKULU-SELATAN (BENGKULU) - WASPADA
• SERANG BAGIAN BARAT (BANTEN) - WASPADA
• SELUMA (BENGKULU) - WASPADA

Namun, tadi malam juga BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)  secara resmi mencabut peringatan dini tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pasca-gempa berkekuatan 7,4 di barat daya Sumur, Banten pada Jumat (2/8/2019).

Hal itu disampaikan melalui berbagai saluran informasi BMKG melalui saluran televisi.

"Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir," demikian pernyataan yang disampaikan BMKG melalui berbagai siaran televisi.

Hal ini juga diumumkan BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG.

Semoga gempa dahsyat di Banten dan sekitarnya tidak berlanjut bahkan ke daerah lain di Indonesia, dan dihindarkan dari korban jiwa dan kerusakan alam dan harta benda.

(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved