Idul Adha 2019

Makan Daging Kambing Tapi Bebas Darah Tinggi, Begini Cara Masak yang Benar di Idul Adha atau Kurban

Makan Daging Kambing Tapi Bebas Darah Tinggi, Begini Cara Masak yang Benar di Idul Adha atau Kurban

Editor: Bebet I Hidayat
Kompas.com
Menu tengkleng gajah tongseng merupakan salah satu menu favorit yang disajikan Warung Tengkleng Gajah berkuah kental bercita rasa khas dengan tulang dan daging kambing berukuran besar. 

POS-KUPANG.COM - Makan Daging Kambing Tapi Bebas Darah Tinggi, Begini Cara Masak yang Benar di Idul Adha atau Kurban

Masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim memperingati hari raya Idul Adha.

Seperti biasanya hari raya Idul Adha pasti akan identik dengan santapan lezat berbagai menu daging sapi dan daging kambing.

Apakah sudah tahu akan membuat masakan olah daging seperti apa?

Banyak sekali pilihan mengolah daging sapi dan kambing, menjadi sate, tongseng, tengkleng, semur dan sebagainya.

Sayangnya, beberapa orang yang memiliki riwayat darah tinggi pasti akan menghindari menu makanan lezat dan bergizi ini saat Idul Adha.

Selama ini daging kambing dipercaya masyarakat sebagai penyebab dan pemicu darah tinggi.

Kenyataannya, mengonsumsi daging kambing memicu darah tinggi adalah sebuah mitos yang selama ini beredar di masyarakat.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengatakan, datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.

Bahkan, kata dia, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.

"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus," kata Johanes seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Idul Adha 2019: Mana yang Benar, Kurban Dulu Atau Aqiqah Dulu? Lengkap dengan Niat dan Doa Qurban

Justru daging kambing memiliki manfaat lebih dibandingkan daging sapi karena kandungan lemak dan kolesterolnya lebih rendah.

Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3,03 gram dan daging sapi 7,72 gram.

Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram dan kolesterol daging sapi 80 miligram.

Selain itu, daging kambing juga mengandung lebih banyak zat besi yakni 3,73 gram dan daging sapi hanya 2,24 miligram.

Kenakalan Raffi Ahmad saat Pacaran dengan Yuni Shara, Kakak KD Dibongkar! Suami Nagita Cemberut?

TES KEPRIBADIAN: Coba Cek, Jika Garis Tangan Seperti Ini, Maka Kamu Termasuk Orang yang Beruntung

Kemudian, kandungan seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan daging sapi 4,61 miligram.

Melainkan cara masaknya yang harus diperhatikan agar tidak menyebabkan darah tinggi dan penyakit lainnya.

Selama ini masyarakat sering menambahkan garam di setiap masakan untuk menghasilkan rasa gurih.

Padahal penambahan garam yang berlibahan pada masakan bisa mengakibatkan hipertensi.

Di sisi lain, masih banyak bahan rempah-rempah tanah Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan rasa gurih.

Salah satunya penggunaan kemiri pada masakan agar terasa gurih.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Intitut Pertanian Bogor Profesor Dr Ir Ali Khomsan mengatakan rasa gurih juga bisa diperoleh dari penggunaan lemak.

Ia juga mengatakan penambahan garam di setiap masakan sebenarnya hal yang tidak perlu dilakukan terus menerus.

Tak hanya ketika memasak daging, tetapi juga masakan lainnya seperti, sop, menggoreng kentang atau tumis.

"Kalau dikatakan garam bermanfaat karena untuk iodium yang diinginkan oleh tubuh itu benar, tapi kita juga harus mewaspadai garam, maka kita harus biasakan dalam keluarga kita konsumsi garam dalam jumlah wajar," jelasnya dikutip dari kompas.com.

Ramalan Zodiak Hari Kamis 1 Agustus 2019, Pisces Bakal Dapat Bisnis Baru, Cancer Waspadalah!

Semua tubuh manusia membutuhkan asupan garam sekitar 3-5 gram per hari.

Jika dalam tubuh manusia menerima garam lebih dari batas maksimal tersebut sangat perlu waspada.

Johanes pun juga mengatakan hal serupa jika cara memasak daging yang sembarangan itulah mengakibatkan penyakit.

Ia menyarankan agar tidak memanggang daging kambing hingga gosong.

Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen.

Sehingga arang yang selama ini disebut sebagai penyebab kanker juga mitos.

Tetapi memang ada baiknnya untuk tidak terlalu sering mengonsumsi daging panggang atau sate.

Dalam seminggu, cukup satu kali saja mengonsumsi daging panggang agar tidak terserang kanker.

"Kalau makan di-grill itu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari (bisa) bikin kanker," ujar Johanes.

Jika lebih suka mengonsumsi daging dengan kuah agar lebih segar juga perlu kewaspadaan.

Sebaiknya hindari menggunakan santan berlebihan saat mengolah daging kambing berkuah. (*)

V BTS Banjir Pujian Saat Dukung Park Seo Joon dan Choi Woo Shik Dalam Film The Divine Fury

Innalilahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Ustadz Yusuf Mansur, CTO Traveloka Wafat

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved