Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Senin 29 Juli 2019 “Tak Ada Dua Sidik Jari yang Sama”

Renungan Harian Kristen Senin 29 Juli 2019 “Tak Ada Dua Sidik Jari yang Sama”

Editor: maria anitoda
DOK Pribadi
Renungan Harian Kristen Senin 29 Juli 2019 “Tak Ada Dua Sidik Jari yang Sama” 

Renungan Harian Kristen Protestan

Senin 29 Juli 2019

Oleh  Pdt. Dina Dethan Penpada, MTh

Pembacaan: Mazmur 139

“Tak Ada Dua Sidik Jari yang Sama”

Saudara-saudara....Daud mengucap syukur kepada Tuhan seperti ini:   "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:14).

Kata “ajaib” dalam bahasa aslinya ditulis "palah"yang berarti “lain daripada yang lain”.

Ini menunjukkan keistimewaan kita dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, tetapi juga setiap manusia itu unik.

Karena itu tidak ada dua manusia yang sama persis, walaupun banyak yang mirip.

Walaupun hampir tidak dapat dibedakan, tapi sidik jari mereka beda, DNA mereka beda.

Daud mengetahui dengan pasti bahwa dirinya bukanlah sebuah hasil kebetulan saja, atau diciptakan asal-asalan tanpa makna.

Daud tahu bahwa ia ada untuk satu tujuan, dan jiwanya menyadari bahwa Tuhan telah menyiapkan segalanya dengan cara yang dahsyat dan ajaib.

Dia tahu pasti dirinya adalah hasil mahakarya Tuhan yang indah.

Daud tidak berbicara mengenai ketampanan atau kesempurnaan secara fisik, (walaupun secara fisik Daud sangat ganteng), tetapi dalam doanya ini ia melihat dirinya sebagai sebuah kesatuan yang utuh, dan ia pun mengucapkan rasa syukurnya secara penuh kepada Tuhan atas anugerah yang ia terima tersebut.

Dan karena ia menyadari dirinya luar biasa, istimewa, maka dalam karya-karyanya, ia melakukan hal-hal yang luar biasa.

Daud mengarang lebih dari 100 mazmur, ia pemain kecapi yang terkenal, raja yang hebat dalam peperangan, raja yang berhasil mengatur keadaan ekonomi, politik, dsb dengan berhasil, bahkan menjadi raja yang paling berhasil dalam catatan alkitab.

Semua itu karena ada keasadaran dalam dirinya bahwa ia berharga, ia istimewa.

Ia tidak hanya menyadari bahwa ia diciptkan sebagai ciptaan yang luar biasa, tetapi juga mampu membawa dia menghargai ciptaan yang lain yang sama berharganya dengan dirinya.

Dari doa Daud ini kita dapat merenungkan beberapa hal:

Pertama, Makna Doa Daud ini hendaknya membuat kita selalu menyadari bahwa kita bukanlah hasil dari sebuah kesalahan.

Bukan diciptakan sebagai pecundang tanpa arah tujuan atau tanpa rencana?

Kita bukanlah dibuat diciptakan seadanya dengan setengah hati, tetapi Tuhan justru mencurahkan segala yang terindah dalam menciptakan kita.

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26). Kita mendapatkan nafas hidup langsung dari hembusan Allah (2:7), tetap berada dalam telapak tangan dan ruang mataNya (Yesaya 49:16), dan sungguh semua itu memang benar-benar dahsyat dan ajaib.

Karena itu berhenti hanya memandang kekurangan-kekurangan kita?

Maukah kita untuk fokus kepada apa kelebihan yang ditanamkan Allah sejak semula ketika Dia menciptakan kita dan bersyukur untuk itu?

Jika kita menyadari hal ini dengan baik, kita akan mampu menyadari kebaikan Tuhan dalam diri kita, dan disaat itulah kita baru bisa menggali potensi-potensi yang ada untuk kemudian dipergunakan dalam segala hal yang memuliakan Allah.

Kedua, mengertilah bahwa siapapun kita, kita adalah ciptaanNya yang istimewa, indah, mulia dan berharga.

Kita adalah karya orisinil Tuhan, Bapa yang begitu luar biasa besar kasihNya kepada kita.

Saudara dan saya merupakan ciptaan yang luar biasa dan sangat spesial ! Semua manusia merupakan baik dimata Tuhan. Jadi jangalah merasa minder atau merasa tidak berguna, tetapi kita sangat spesial !

Ketiga, Kita tidak hanya menyadari bahwa kita berharga, tapi juga menghargai orang lain sebagai sesama ciptaan Allah yang special.

Keempat, Dalam karya penciptaan Tuhan atas setiap kita, tentu Ia memiliki rencana.

Ia hendak menjadikan kita bernilai tinggi bagi-Nya, bagi lingkungan kita, dan bagi diri kita sendiri.

Keberadaan dan kehadiran kita bukan hanya menggenapi atau melengkapi keinginan orang tua kita untuk memiliki keturunan, melainkan merupakan bagian dari skenario besar Tuhan, bahwa masing-masing kita adalah bagian dari lukisan indah warga kerajaan Allah yang kekal.

Gunakanlah kesempatan kita dalam hidup ini untuk dibentuk Tuhan menjadi pribadi yang istimewa untuk menggenapi rencana-Nya.

Pemahaman bahwa kita berharga di hadapan Tuhan membuat kita menghargai kehidupan ini secara benar dan juga menghargai orang lain sebagai sesama ciptaan Allah yang mulia.Amin. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved