Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Sabtu 27 Juli 2019 ''Istirahat dan Rekreasi yang Cukup Adalah Bukti Iman''
Renungan Harian Kristen Sabtu 27 Juli 2019 ''Istirahat dan Rekreasi yang Cukup Adalah Bukti Iman''
Renungan Harian Kristen Protestan
Sabtu 27 Juli 2019
Oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
''Istirahat dan Rekreasi yang Cukup Adalah Bukti Iman''
Mengapa rata-rata umur orang Eropa lebih panjang bila dibandingkan dengan orang-orang dari bangsa lain?
Menurut hasil riset sebagaimana yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kesehatan Orang Eropa menunjukkan angka harapan hidup orang Eropa terus meningkat tiap tahunnya.
Orang Eropa tampaknya bisa dapat hidup lebih lama di dunia.
Berdasarkan laporan tersebut, orang Eropa menambah lebih dari satu tahun rentang hidup mereka dalam lima tahun.
Pada 2010, tercatat angka harapan hidup orang Eropa mencapai 76,7 tahun dan meningkat menjadi 77,8 tahun pada 2015.
Sementara itu, perempuan di Eropa juga memiliki harapan hidup lebih lama 6,6 tahun dibandingkan laki-laki.
Perempuan dapat hidup hingga rata-rata 81,2 tahun sedangkan laki-laki hanya rata-rata 74,6 tahun.
"Orang Eropa hidup lebih lama, harapan hidup meningkat dan kematian prematur menurun. Dan itu tentu saja adalah informasi kesehatan yang hebat," kata perwakilan dari Kantor Regional WHO untuk Eropa, Claudia Stein, seperti diberitakan CNN (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180913113627-255-329844/hidup-sehat-umur-orang-eropa-semakin-panjang).
Sebetulnya bukan hanya di Eropa, tetapi beberapa negara di Asia seperti Jepang juga memiliki manusia-manusia dengan usia terpanjang dimuka bumi.
Ketika ditanyakan apa rahasia mereka, oleh karena selain faktor nutrisi yang dimakan mereka juga karena faktor lingkungan dan kebiasaan buruk yang diminimalisir.
Umur seseorang bisa ditentukan dari jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Orang dengan diet teratur cenderung berumur panjang dan bisa mencapai usia 100 tahun bahkan lebih.
Orang yang makan terlalu banyak membuat tubuhnya harus bekerja lebih keras sehingga menyebabkan kerusakan pencernaan, penyakit ginjal, jantung, dan berbagai penyakit lainnya.
Usia seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Umur seseorang makin panjang apabila ia tinggal di lingkungan yang iklimnya baik dan udaranya bersih serta bebas polusi (bebas dari sat beracun, mikroba, jamur dan racun yang berbahaya yang biasanya terkandung dalam pestisida yang disemprotkan pada tanaman sayur atau pupuk kimia yang digunakan untuk padi atau tumbuhan pangan lainnya dan lain sebagainya).
Tetapi juga lingkungan kerja yang kondusif, kondisi kehidupan yang aman dan damai mempunyai pengaruh positif bagi usia dan umur panjang manusia.
Kebiasaan-kebiasaan buruk, bekerja tanpa istrahat dan tidak ada waktu rekreasi dapat memperpendek usia seseorang.
Malahan seorang pemabuk dan pencinta alkohol yang berusia mudapun, katakanlah umur belasan tahun atau dua puluh tahunan pun bisa berusia pendek karena kebiasan buruk.
Misalnya mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk dan melaju dengan kecepatan tingga dapat memperpendek usia seseorang.
Kita bisa belajar dari orang-orang Eropa dalam pembagian waktu kerja dan waktu istirahat dan rekreasi. Bagi orang Eropa, orang Jerman misalnya hari kerja adalah mulai hari Senin sampai Jumat Sore hari.
Saya selalu ingat para professor yang membawa kuliah hingga Jumat sore, selalu menutup sesi kuliahnya dengan mengatakan: “Schönes Wochenende” (selamat berakhir pekan atau selamat menikmati akhir pekan).
Tidak ada kuliah dan kegiatan kemasiswaan pada sepanjang hari Sabtu dan hari Minggu. Hari Sabtu dan Hari minggu benar-benar digunakan untuk santai dan rekreasi.
Waktu untuk berkumpul bersama keluarga atau waktu untuk menjalankan hobby seseorang.
Kendatipun pemerintah Indonesia sudah menerapkan lima hari kerja atau lima hari sekolah, namun belum diikuti oleh semua pihak.
Masih ada instansi yang tetap bekerja pada hari Sabtu, bahkan Minggu. Masih banyak kampus dan lembaga pendidikan yang tetap menjalankan kuliah atau sekolah pada hari sabtu dan minggu.
Rapat-rapat guru dan dosen atau rapat senat atau pengurus sekolah ditaruh pada hari Sabtu justru pada hari dimana para guru dan dosen bisa menikmati waktu istirahat dan hari rekreasi mereka.
Hidup teratur dan disiplin mengatur waktu hidup mesti kita perjuangkan kalau kita mau umur panjang seperti orang Eropa. Ada hari untuk kita bekerja dan ada hari untuk kita beristirahat, berekreasi bagi diri sendiri maupun juga bersama keluarga.
Tuhan Allah Pencipta yang Kekal saja beristirahat apalagi kita manusia yang fana dan terbatas. Tuhan Allah bekerja dengan sungguh-sungguh, tetapi ia juga mengambil waktu untuk berhenti dari pekerjaan. Kisah Penciptaaan Tuhan atas dunia ini dan bagaimana Ia berhenti dari segala pekerjaanNya dijelaskan dengan baik dalam Kitab Kejadian 1:1-2:4a. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita. Tuhan bekerja mengubah yang tidak baik menjadi baik.
Tuhan mengubah kekacauan menjadi keteraturan. Tuhan menaklukan kuasa-kuasa kegelapan untuk terciptanya suatu lingkungan yang layak dihuni manusia. Maka kita juga harus menaklukan roh-roh dan “kuasa-kuasa kegelapan” atau “roh maniak kerja” dan mampu menyediakan waktu untuk istirahat dan rekreasi bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang berhak untuk mendapatkannya.
Jadi Tuhan yang Mahakuasa saja beristirahat, mengapa kita manusia yang terbatas tidak mau beristriahat dan memaksakan diri untuk bekerja sepanjang waktu. Penulis kitab Kejadian mengatakan: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit” (Kejadian 2:1-4).
Masalah bagi kita dan para pemimpin kita masih belum tegas dalam menentukan kapan waktu kerja dan kapan waktu rekreasi.
Terkadang saat jam kerja justru kita “bermain” dan “berekreasi”, atau saat dimana kita harus istirahat dan berekreasi justru kita bekerja mati-matian.
Itu karena apa? Itu karena kita belum menyadari citra diri kita manusia sebagai gambar dan rupa Allah (imago dei). Kita belum mau mengikuti contoh yang ditunjukkan Allah dalam hal penataan dunia, penataan hidup yang teratur dan menyenagkan bagi semua pihak. Jadi memiliki waktu Istirahat dan rekreasi yang cukup sebagai imbangan dari kerja keras adalah bukti iman kita. Semoga!!!! (*)