Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 24 Juli 2019, "Oh Tuhan Nyatakanlah Belas KasihanMu"

Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 24 Juli 2019, "Oh Tuhan Nyatakanlah Belas KasihanMu"

Editor: Eflin Rote
dokumentasi pribadi
Pdt Dina Dethan Penpada MTh 

Renungan Harian Kristen Protestan
Rabu 24 Juli 2019
Oleh: Pdt Dina Dethan Penpada, MTh 
(Pdt Dina Dethan Penpada, MTh  Sekretaris Bidang Personil Sinode GMIT dan Pendeta GMIT)

Habakuk 3:1-19

--

"Oh Tuhan Nyatakanlah Belas KasihanMu"

Selagi kita ada di dunia ini, kita tidak akan merasakan hidup yang benar-benar aman tanpa kesusahan dan penderitaan.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan menyerah dan putus asa?

FirmanTuhan hari ini memberi arah bagi kita orang-orang percaya agar tidak mudah putus asa menghadapi hidup.

Ketika Nebukadnezar menyerang, mengepung Yerusalem,membakar Bait Suci, dan membinasakan seluruh kota serta menawan sebagian besar penduduknya yang masih hidup, Habakuk memutuskan untuk berdoa.

Melalui doa, Ia membiarkan Tuhan mengendalikan persoalan yang tidak sanggup mereka tanggung. Habakuk berbeda dengan Yeremia rekan sesamannya, yang bernubuat tentang masa depan bangsa itu.

Habakuk memilih dan berdoa untuk menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda memahami cara-cara Allah mendidik mereka yang berdosa.

Habakuk meyakinkan mereka bahwa Allah akan bertindak melawan semua kefasikan pada saat-Nya.

Di ayat 1 Habakuk meratap didalam doanya dan memohon belas kasihan Allah atas umat pilihannya.

Habakuk berseru oh Tuhan nyatakan belas kasihanmu, dalam murka ingatlah kasih sayang, Habakuk memohon kalau bisa Allah mengampun iumatnya.

Ya Tuhan jangan hancurkan sama sekali umatmu, ringankanlah penghukuman, jangan sama sekali engkau binasakanya Tuhan.

Setelah Habakuk memohon pengampunan kasih Allah atas bangsanya maka doa Habakuk ditutup dengan sukacita.

Habakuk menyerahkan iman sepenuhnya lalu bersyukur dan memuji Allah katanya: Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, namun aku akan bersorak-sorak dalam Tuhan.

Allah Tuhanku itu kekuatanku, ia membuat kakiku seperti kaki rusa, ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku (17-19). 

Ayat 17 mengatakan meskipun seluruh hasil bumi dan ternak tidak menghasilkan apa-apa bagi mereka, namun mereka akan tetap bersukacita dalam Tuhan.

Rahasia sukacita Habakuk didasarkan pada kekuatan Allah.

Diayat 19 Allah Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku seperti kaki rusa. Dan Tuhan terus memberikan kekuatan iman kepada Habakuk didalam bertahan menghadapi masa-masa sulit agar imannya tidak kecewa.

Di bagian terakhir ini Habakuk percaya bahwa Allah adalah penyelamat sejati.

Rahasia terbesar dari orang Kristen untuk bertahan di dalam segala macam kesulitan dan penderitaan adalah karena orang percaya bahwa Allah akan memberikan keselamatan.

Seorang sejarawan kuno yang bernama Eusebius merekam bagaimana di bawah kekuasaan Kaisar Roma, orang kristen mengalami penganiayaan, salah satunyadi bawah Marcus Aurelius.

Semenjak pemerintahannya penganiayaan mengalami kenaikan yang drastis.

Di bawah pemerintahan Roma orang Kristen selalu menjadi ajang kambing hitam dan dianggap seorang warga negara yang bermasalah. Kalau ada kelaparan, penyakit, musibah atau bencana selalu yang disalahkan dan mengalami diskriminasi adalah orang kristen.

Juga mengalami fitnahan kejahatan moral seperti black magic, perzinahan dan sebagainya. Maka di bawah Marcul Aurelius dikeluarkan peraturan yang sangat keji, orang Kristen berhak ditangkap tanpa proses hukum di pengadilan dan selain itu rumah milik orang Kristen berhak diambil.

Habakuk, dan orang-orang Kristen di Roma tidak mengeluarkan umpatan atau mengutuk Allah di dalam penderitaan melainkan bersukacita karena tubuh mereka bisa saja binasa, tetapij iwa mereka tidak dapat dihancurkan oleh apapun juga.

Jaminan itu hanya diperoleh dari Allah.

Dengan mata iman, Habakuk mampu melihat jauh kedepan melampaui realita dan kemustahilan yang ada.  Ini adalah bukti kedewasaan rohani. 

Sekalipun situasi tidak mendukung, Habakuk tetap bisa bersukacita dan mengucap syukur.

Beberapa hal dapat kita renungkan bersama:

1. Penderitaan akan terus menjadi bagian dalam hidup manusia. Mau atau tidak mau pasti akan kita alami. Namun yang akan membuat kita mampu bertahan dalam situasi tersebut jika kita hidup dalam hubungan yang sungguh-sungguh dekat dengan Tuhan.

Kita baru bisa sanggup mengatakan seperti ungkapan Habakuk ini atau juga di bagian Alkitab yang lain ungkapan Ayub, jika kita selalu membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan.

Melaui hubungan yang kuat dengan Tuhan, maka kita akan sanggup menghadapi penderitaan. Tanpa hubungan yang sungguh-sungguh dengan Tuhan, maka kita akan memandang penderitaan sebagai malapetaka atau kesialan belaka dalam hidup kita.

2. Setiap  penderitaan adalah waktu yang baik untuk kita diproses oleh Tuhan, karena itu marilah kita bertahan hingga proses Tuhan itu menjadi sempurna.

3. Dalam penderitaan yang berat, kita cenderung memborbardir Allah dengan deretan pertanyaan. Di mana Engkau? Apakah Engkau peduli? Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi? Apakah maksud dari semuanya ini? Kita menginginkan jawaban yang tuntas. Kita tidak mau hidup di dalam kebingungan dan ketidaktahuan. Lebih celaka lagi, kita sering kali hanya menginginkan jawaban yang menurut kita adalah masuk akal dan menyenangkan.

Nabi Habakuk mengajarkan kita, bahwa ketika kita berada dalam penderitaan, kita tidak menyerah, tetapi terus berjuang dan berdoa, oleh karena Allah selalu memiliki pertimbangan dan hikmat di balik setiap keputusan-Nya.

Allah pasti melakukan segala sesuatu dengan alasan tertentu. Namun, pertimbangan tersebut tidak selalu dibuka bagi manusia. Bahkan seandainya hal itu dibuka sekalipun, manusia sering kali tetap tidak mampu memahaminya.

Oleh karena itu kita membutuhkan sebuah perenungan yang mendalam untuk memahami apa maksud Tuhan di balik setiap penderitaan yang kita hadapi.

Tuhan memberkati kita. Amin.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved