Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng: Pembekalan KKN Sebagai Wuat Wa’i

Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Romo Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A. membuka kegiatan pembekalan bagi 737 mahasiswa

Editor: Agustinus Sape
Foto: Feliks Bone
Mahasiswa peserta KKN Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng memenuhi aula Missio Rutang saat pembekalan KKN, Rabu (17/7/2019). 

Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng: Pembekalan KKN Sebagai Bentuk Wuat Wa’i

POS-KUPANG.COM - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Univeritas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Rabu (17/7/2019), melaksanakan kegiatan pembekalan bagi 737 calon peserta KKN mahasiswa di Aula Missio Ruteng.

Rektor Universitas Katolik Indonesia  Santu Paulus Ruteng, Romo Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A. berkenan membuka serangkaian kegiatan pembekalan bagi 737 mahasiswa dari 6 program studi di lingkungan FKIP universitas tersebut. Sejumlah mahasiswa yang ber-KKN tahun ini akan disebar ke lima wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat.

Rudolof Ngalu, salah seorang staf dari LPPM sekaligus ketua 2 panitia dalam laporan awalnya menegaskan bahwa KKN merupakan bagian integral dari proses yang dilalui  setiap mahasiswa pada semua perguruan tinggi. Karena itu, KKN bersifat wajib sekaligus menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dirumuskan dalam Tridarma Perguruan Tinggi.

“KKN integratif untuk enam prodi tahun ini merupakan program istimewa karena program ini merupakan KKN pertama bagi mahasiswa yang telah beralih status dari STKIP menjadi Universitas. Peserta KKN tahun ini harus berbangga karena kalianlah orang pertama yang dihadirkan ke tengah masyarakat Manggarai Barat sebagai mahasiswa dari universitas ini,” demikian Ngalu memotivasi para peserta KKN.

Lebih lanjut, rektor lembaga milik Keuskupan Ruteng ini dalam sambutan pembukaan pembekalan yang dijadwalkan 17—18 Juli 2019 ini, menegaskan bahwa KKN yang bersifat wajib ini dapat disamakan dengan acara Wuat Wa’i (wuat = beri bekal, wa’i = kaki atau bekal perjalanan)  bagi salah seorang anggota keluarga yang diutus untuk belajar dalam budaya Manggarai.

Pembekalan KKN sebagai bentuk lain ritus Wuat Wa’i jelas bermuatan harapan akan sesuatu yang lebih baik.

“Kita semua mengenal ungkapan adat dalam ritus Wuat Wai  “lalong pondong dua ngom, lalong rombeng du kolem” (saat berangkat ibarat ayam yang belum kelihatan sebagai jago tetapi saat pulang telah menjadi jago yang perkasa). Filosofi ritus adat seperti ini hendaknya dipegang para peserta KKN. Anda semua akan diutus lembaga ini dan harapannya saat pulang Anda membawa banyak hal yang baik,” demikian ahli Hukum Gereja ini memotivasi para peserta KKN.

Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Romo Yohanes Servatius Lon.
Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Romo Yohanes Servatius Lon. (Foto: Feliks Bone)

KKN integratif  yang melibatkan enam prodi (Teologi, PG PAUD, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan PGSD ini dilaksanakan dalam tajuk “KKN sebagai Wadah Pengembangan Potensi Diri dan Pengabdian kepada Masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat” akan melibatkan 57 desa yang tersebar pada 5 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat (Kuwus, Welak, Pacar, Macang Pacar, dan Boleng).

Panitia KKN mencoba memediasi para calon peserta KKN dengan pimpinan wilayah kecamatan yang menjadi destinasi kegiatan dunia kampus ini. Karena itu, dalam acara pembekalan hari pertama hadir 4 camat (Kuwus, Welak, Pacar, dan Boleng). 

Para camat yang hadir memberi gambaran tentang kondisi dan potensi wilayahnya masing-masing dalam rangka sinkronisiasi antara kebutuhan setiap wilayah yang disasar dengan aneka program yang akan ditawarkan 57 kelompok mahasiswa yang didampingi masing-masing seorang dosen.

Selain 5  camat, hadir pula staf yang mewakili Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai Barat dengan materi pokok terkait informasi tentang problem kesehatan  di wilayah Mabar. Para peserta KKN diimbau agar terlibat dalam memotivasi dan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya kesehatan.

Pada sesi akhir pembicaraan, para camat menandatangani dokumen kesediaan untuk menerima peserta KKN.

Selanjutnya, pimpinan Universitas Katolik Indonesia secara simbolis menyerahkan dokumen penyerahan dan 5 mahasiswa kepada lima camat yang hadir. 

Para mahasiswa akan melaksanakan kegiatan KKN di 57 desa  selama sebulan yang akan dimulai pada tanggal 24 Juli-21 Agustus 2019.  Acara penyerahan secara simbolis ini mengakhiri rangkaian pembekalan hari pertama.

Sumber: Laporan Humas Panitia KKN, Feliks Bone

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved