Idul Adha 2019

Bacaan Niat Sholat Idul Adha, Tata Cara, Hukum, hingga Waktu Salat Idul Adha

Sholat Idul Adha merupakan amal khusus di hari raya idul adha yang pahalanya luar biasa. Bagaimana niat Sholat Idul Adha dan tata caranya?

Editor: Hasyim Ashari
POS KUPANG/EUGINIUS MO'A
Bacaan Niat Sholat Idul Adha, Tata Cara, Hukum, hingga Waktu Salat Idul Adha 

Bacaan Niat Sholat Idul Adha, Tata Cara, Hukum, hingga Waktu Salat Idul Adha

POS-KUPANG.COM - Sholat Idul Adha merupakan amal khusus di hari raya idul adha yang pahalanya luar biasa.

Bagaimana niat Sholat Idul Adha dan tata caranya?

Berikut ini pembahasan lengkap, insya Allah.

Hukum Sholat Idul Adha

Jumhur ulama mengatakan bahwa hukum Sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.

Karena sunnah, maka yang tidak ikut Sholat Idul Adha tidak berdosa.

Mazhab Hambali, pendapat populernya mengatakan bahwa hukum Sholat Idul Adha adalah fardhu kifayah.

Sehingga jika di suatu masyarakat muslim sudah ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban bagi orang lain.

Sedangkan menurut mazhab Hanafi dan sebagian ulama mazhab Hambali, Sholat Idul Adha hukumnya fardhu ‘ain.

Wajib bagi setiap muslim mukallaf.

Sehingga yang tidak mengerjakannya akan mendapat dosa.

Pendapat ketiga ini didasarkan pada perintah Rasulullah yang memerintahkan seluruh muslim Madinah untuk mengikuti Sholat Idul Adha , termasuk budak perempuan.

Bahkan wanita yang sedang haid pun diperintah untuk hadir mendengarkan khutbah, namun menjauhi tempat shalat, sebagaimana hadits dari Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anha

أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ فِيْ عِيْدَيْنِ العَوَاطِقَ وَالْحُيَّضَ لِيَشْهَدْناَ الخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَتَعْتَزِلَ الْحُيَّضُ الْمُصَلِّى

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami keluar menghadiri shalat ‘id bersama budak-budak perempuan dan perempuan-perempuan yang sedang haid untuk menyaksikan kebaikan-kebaikan dan mendengarkan khuthbah. Namun beliau menyuruh perempuan yang sedang haid menjauhi tempat shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan wanita yang tidak memiliki jilbab pun diperintahkan untuk ke lapangan, dengan dipinjami hijab oleh sahabiyah lainnya.

يَا رَسُوْلَ اللهِ لاَ تَجِدُ إِحْدَنَا جِلْبَابًا تَخْرُجُ فِيْهِ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

“Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lantas bersabda: “Hendaklah saudaranya memberikan (meminjamkan) jilbab kepadanya.” (HR. Ahmad)

Tempat Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha dikerjakan secara berjamaah.

Tempatnya lebih afdhol (utama) di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan.

Meskipun ada masjid nabawi yang pahala sholat di dalamnya dilipatgandakan 1.000 kali lipat, Rasulullah biasa mengerjakan sholat ‘id di tanah lapang sebagaimana hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang. (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hadits di atas menjadi dalil bahwa sholat ‘id di tanah lapang lebih utama daripada di masjid. Kecuali penduduk Makkah yang selalu mengerjakan sholat ‘id di masjidil haram.

Waktu Sholat Idul Adha

Menurut jumhur ulama, waktu Sholat Idul Adha dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (matahari bergeser ke barat).

Ibnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullah menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mempercepat pelaksanaan Sholat Idul Adha.

Hikmahnya, agar kaum muslimin memiliki lebih banyak waktu untuk menyembeli hewan qurban.

Sunnah-sunnah Sholat Idul Adha

Ada sejumlah hal yang dianjurkan untuk dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah sholat idul adha.

1. Mandi sebelum berangkat sholat

Rasulullah biasa mandi sebelum berangkat sholat ‘id. Itu pula yang dicontoh oleh para sahabat.

2. Memakai pakaian terbaik dan berhias sehingga rapi dan indah

Rasulullah mengenakan pakaian terbaik ketika sholat ‘id baiku idul fitri maupun idul adha.

3. Menggunakan wewangian

Dianjurkan menggunakan wewangian, khususnya bagi pria.

Adapun bagi kaum muslimah, sebaiknya tidak menggunakan parfum karena ada hadits yang melarangnya.

4. Mengajak seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak untuk ikut sholat

Sebagaimana hadits di atas, Rasulullah memerintahkan seluruh wanita untuk menghadiri sholat id dan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika masih kecil turut sholat id.

5. Bertakbir saat menuju tempat sholat

Di antara lafazh takbir, boleh dua kali takbir, boleh pula tiga kali takbir.

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

(Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illalloh wallohu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd)

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

(Allohu akbar, Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illalloh wallohu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd)

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya

6. Dianjurkan berjalan kaki

Dianjurkan berjalan kaki baik saat pergi maupun pulang.

Tidak naik kendaraan kecuali ada hajat, misalnya sangat jauh.

Sebagaimana hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang (HR. Ibnu Majah)

7. Melewati jalan yang berbeda saat pergi dan pulang

Sebagaimana hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘id, beliau lewat jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang (HR. Bukhari)

Tata Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha dikerjakan secara berjamaah.

Setelah sholat selesai ditunaikan, khatib menyampaikan khutbah idul adha.

Berikut ini beberapa hal terkait pelaksanaan sholat

1. Tidak ada sholat qobliyah dan ba’diyah

Sholat idul adha tidak didahului dengan sholat sunnah qobliyah dan tidak pula diakhiri dengan sholat sunnah ba’diyah. Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tidak ada adzan dan tidak ada iqomah

Sholat id tidak didahului dengan adzan, tidak pula ada iqomah.

Sebagaimana hadits dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu:

صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ

Aku beberapa kali melaksanakan shalat ‘ied bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah

Tata cara sholat idul adha sebagai berikut:

1. Niat. Pembahasan niat sholat idul adha secara detil akan dibahas pada poin berikutnya.

2. Takbiratul ihram

3. Takbir lagi (takbir zawa-id) sebanyak tujuh kali

Di antara setiap takbir, dianjurkan membaca dzikir dengan memuji Allah.

Di antaranya dengan bacaan:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

(Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar)

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar

4. Membaca surat Al Fatihah dilanjutkan surat lainnya

5. Ruku’ dengan tuma’ninah

6. I’tidal dengan tuma’ninah

7. Sujud dengan tuma’ninah

8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

9. Sujud kedua dengan tuma’ninah

10. Bangkit dari sujud dan bertakbir

11. Takbir zawa-id sebanyak lima kali, antara takbir lebih baik jika membaca bacaan di atas

12. Membaca surat Al Fatihah dilanjutkan surat lainnya

13. Ruku’ dengan tuma’ninah

14. I’tidal dengan tuma’ninah

15. Sujud dengan tuma’ninah

16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

17. Sujud kedua dengan tuma’ninah

18. Duduk tasyahud dengan tuma’ninah

19. Salam

Singkatnya, yang berbeda dari sholat lainnya adalah niat dan takbir zawa-id.

Niat Sholat Idul Adha

Di dalam hadits, tidak dijumpai bagaimana lafal niat Sholat Idul Adha.

Rasulullah dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa dilafalkan.

Syaikh Wahbah dalam Fiqih Islam wa Adilatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati.

Melafalkan niat bukanlah syarat, namun ia disunnahkan oleh jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafal niat Sholat Idul Adha

Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat sholat idul adha sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

(usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa)

Artinya: Saya niat sholat sunnah idul adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum karena Allah Ta’ala

Sedangkan jika jadi imam, lafal niat sholat idul adha sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى

(usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman lillaahi ta’aalaa)

Artinya: Saya niat sholat sunnah idul adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala

Demikian pembahasan Sholat Idul Adha, mulai dari hukum hingga tata caranya.

Wallahu a’lam bish shawab.

Artikel ini telah tayang dan bersumber dari Bersama Dakwah

Ada banyak artikel tentang Islam di Bersama Dakwah, silakan kunjungi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved