Pacific Exposition 2019

NTT Jadi Pusat Perhatian di Pacific Exposition 2019

Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pusat perhatian para peserta dan delegasi 20 negara yang hadir di Pacific Exposition 2019

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
POS-KUPANG.COM
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menyambut Menko Puan Maharani dan Mendikbud Muhadjir Effendy di Stand NTT di Pacific Exposition 2019 di Auckland. 

NTT Jadi Pusat Perhatian di Pacific Exposition 2019 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM | Hasyim Ashari

POS-KUPANG.COM | AUCKLAND – Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pusat perhatian para peserta dan delegasi 20 negara yang hadir di Pacific Exposition 2019 yang digelar di Sky City Auckland, Selandia Baru, Jumat (12/7/2019).

Hal itu terlihat dari pengunjung dan delegasi yang tidak pernah henti-hentinya melihat langsung Stand Pameran NTT.

 Dibandingkan puluhan stand lainnya, Stand NTT, selalu ramai dengan para pengunjung.

Baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Zodiak Akhir Pekan, Sabtu 13 Juli 2019, Gemini Romansa Baru, Zodiak Lain?

Rabies, Kepung Tiga Kabupaten di Flores

Negara-negara Pacific bahkan juga tak bisa menyembunyikan kekagumannya atas pesona NTT.

Stand NTT sendiri terletak di depan pintu masuk arena pameran.

Di belakangnya ada Stand Maluku, di sebelah kiri berdiri Stand Papua.

Stand NTT sendiri memperlihatkan berbagai potensi pariwisata yang dimiliki.

Antara lain, kain tenun dari 22 kabupaten di NTT. Antara lain dari Rote, Flores, Sumba, dan lainnya.

Bahkan, NTT mendatangkan dua penenun dari dataran Timor.

Di antaranya adalam Merry Reo (42).

Ajak Warga Kawal Dana Desa, Pemuda di Amfoang Barat Laut Pasang Baliho di Enam Desa

VIDEO: Ramainya Pengunjung Kharisma Stationery di Kupang. Sambut Tahun Ajaran Baru

Perempuan yang tinggal di TDM, Kota Kupang ini adalah utusan dari Dekranasda NTT.

Saat ditemui ia sedang menenun Buna.

“Ini adalah jenis tenun di daerah Timor Tengah Selatan (TTS). Kelebihannya karena seperti kaun tenun ikat NTT pada umumnya, ia eksotis,” kata Merry Reo.

Ia mengatakan semua jenis kain ikat tenun dari NTT dibawa semuanya sebagai contoh.

“Dijual juga harga dari Rp 500 ribu sampai Rp 3 juta. Biasanya yang pakai pewarna alam ada yang Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu,” imbuhnya.

Sambil terus menenun dengan alat yang sederhana, Merry mengaku dirinya adalah asli penenun.

“Dapat ilmu menenun dari orangtua. Kami di Aramasi, harus tahu tenun. Jadi umur 12 tahun sudah belajar tenun,” katanya.

Nasabah Sangat Bersyukur akan Kehadiran Koperasi

VIDEO: Camat dan Warga Empang Kali Panite di Bena, NTT

Ia menjelaskan untuk menghasilkan tenun yang baik kadang baru bias selesai dalam waktu tiga hari.

“Itu untuk yang kecil. Kalau kain tenun yang besar bias sampai 1 bulan baru selesai,” ujarnya.

Ditanya tentang minat generasi muda terhadap kain tenun, Merry menjelaskan banyak anak muda sekarang yang tidak mau menenun.

“Mereka tidak mau duduk lama-lama. Karena itu saya terus kasih semangat, support. Kita ajarin mereka agar bisa mencintai pekerjaan menenun,” tegasnya.

Ia bersyukur karena saat ini, peran pemerintah daerah untuk pengembangan kain tenun sudah terlihat.

“Ada bantuan pemerihtah untuk modal dan pemasaran. Kerjasama dengan UKM-UKM. Ibu Gubernur juga biasa beli,” tuturnya.

Hari Ini Ada Kapal Pelni yang Berlayar ke Lewoleba ? Ini Jadwalnya

Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 13 Juli 2019 Apakah Anda Layak Disebut Pemimpin?

Selain kain tenun aneka jenis Stand NTT juga menyedot perhatian pengunjung berkat alunan irama pentatonic Sasando yang dimainkan Djitron Kariyon Pah.

Sepanjang jalannya pameran, musisi Sasando itu, tidak pernah berhenti memainkan alat music yang terbuat dari Daun Lontar tersebut.

Mulai dari lagu-lagu pop Indonesia hingga barat. Semua mampu membius pengunjung yang datang.

Bahkan para pengunjung itu, tidak mau beranjak dari sisi Djitron.

Mereka takjub melihat alunan melodi dan kepiawaan 10 jemari Djtron memetik senar Sasando.

Di antara delegasi yang terkagum-kagum dengan Sasando adalah Moira Zeta enetama.

Ia adalah Direktur Kebubudayaan Niue.

“Unik luar biasa. Saya belum pernah lihat sebelumnya,” puji Moira.

ZODIAK BESOK Ramalan Zodiak Besok Minggu 14 Juli 2019 Scorpio Minder Cancer Salah Paham Zodiak Lain?

Liburan Bareng Anak Ayu Ting Ting Diprotes Netizen Karena Dianggap Berbusana Terlalu Seksi

Namun, meski belum pernah melihat Sasando, tapi menurutnya melodi yang keluar dari Sasando, sangat familiar dengan masyarakat Polenesia.

“Sangat suka suaranya. Kreasinya sangat sederhana. Tapi nadanya, harmoninya  sangat indah,” ucapnya.

Ditanya apakah punya keinginan untuk mengundang musisi Sasando ke Niue, ia mengaku sangat ingin.

“Sangat ingin sekali mengundangnya tampil di Niue. Kita juga punya festival. Namun mungkin belum tahun ini,” kata dia.

Kekaguman soal Sasando juga datang dari Muhammad Shidiq.

Warga Selandia Baru yang baru dua tahun memeluk Islam ini, juga mengaku belum pernah mendengar alunan music Sasando.

Masyarakat NTT Harus Hindari Koperasi Tanpa Badan Hukum

Koperasi Obor Mas Satu-satunya Koperasi Penyalur KUR di NTT

“Dia luar biasa bermain musik. Ia bisa memainkan 10 jemarinya memetik senar. Suaranya indah sekali. Luar biasa,” kata Shidiq.

Mendapat pujian tersebut pemain Sasando, Djitron Kariyon Pah, mengaku sangat senang dengan sambutan para pengunjung.

“Senang sekali karena ternyata mereka sangat tertarik dengan musik yang saya mainkan. Saya merasa bangga, bisa memperkenalkan budaya NTT ke mancanegara,” kata Djitron.

Yang juga tidak kalah menariknya adalah penampilan para penari asal NTT yang dibawakan oleh Sanggar Gandrung Flobamora.

Mereka membawakan tarian selamat datang yang biasa dikenal dengan Tarian Cerana.

Tarian Cerana ini juga diiringi oleh music Sasando yang dimainkan Djitron Pah.

Kasat Didik Rutin Cek Ruang Tahanan di Mapolres Ngada

Sambut Hari Bhakti Adhyaksa ke-59 dan HUT ke-XIX IAD 2019, Kejari Sumba Timur Gelar Lomba Memasak

“Tari Selamat datang kalungkan selendang ke Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru bersama istri. Kita menari. Sementara Pak Wagub memberikan Tilangga ke Dubes dan menteri. Penarinya kalungkan selendang,” ujar Ketua Sanggar Gandrung Flobamora, Erna Poela Kalla (55).

Ia menjelaskan untuk persiapan kegiatan Pacific Exposition ini, sanggar menggelar latihan selama satu bulan setiap hari.

“Yang dibawa ini semuanya pelatih. Semua 5 orang. Vani Marcus, Amel Marcus, Erwin Manoe, Polo Letik, Lucky Hadjo,” kata Erna.

Tidak hanya membawakan tarian, dari Sanggar Gandrung Flobamora dan Dekranasda NTT juga akan mengadakan fashion show.

Peragawan dan peragawatinya adalah mahasiswa Indonesia yang ada di Selandia Baru.

“Senang dapat pengalaman di sini. Kita jadi tahu budaya orang lain. Sementara kita bisa memperkenalkan budaya kita,” imbuh Erna.

Erna juga mengaku bangga dan senang karena Stand NTT banyak dikunjungi karena ada aktivitas menenun di tempat dan musik Sasando.

Penari Sanggar Gandrung Flobamora, Amel, mengaku bersyukur karena bisa jadi duta NTT ke luar negeri.

“Senang bisa berpartisipasi membawakan tarian NTT ke luar negeri. Apalagi menari sudah digeluti sejak kecil. Sejak usia 5 tahun,” kata Amel, yang baru saja tamat dari SMKN 1 Kupang.

Rasa syukur dan bahagia juga diungkapkan Vani, yang masih saudara kandung Amel.

“Senang, sedih, terharu bisa sampai di sini. Semoga kekayaan budaya dan tradisi daerah kita bisa dikenal luar oleh negara lain,” kata mahasiswi Poltek Kupang ini.

Kedua buah hati dari Maria Christiana dan Herry Marcus ini mengaku senang mendapat kepercayaan Istri Gubernur NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, untuk tampil di Selandia Baru.

Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi, mengapresiasi Stand NTT di Pacific Exposition 2019.

Banyaknya kunjungan ke stand menurutnya, telah menunjukkan betapa antusiasnya para delegasi dan pengunjung terhadap NTT.

“Di Pacific Exposition ini, NTT bintangnya. Saya puas sekali,” kata Josef Nae Soi.

Ia juga berkesempatan memberian kain tenun kepada Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

“Ibu Puan Maharani tadi kita berikan Tenun Alor. Menteri Arief Yahya Tenun Sikka, dan Mendikbud Alor,” ucap Josef yang menerima langsung kunjungan para menteri tersebut.

Melihat respon yang luar biasa tersebut, Josef mengungkapkan dirinya telah mengusulkan agar perhelatan Pacific Exposition yang kedua digelar di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

“Saya sudah sampaikan ke Dubes Tantowi Yahya,” ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved