Ustadz Abdul Somad
Giliran IG Ustadz Abdul Somad Banjir Komentar Nyinyir, Posting Ayat Soal Ketetapan Allah
Komentar nyinyir itu berseliweran setelah Ustadz Abdul Somad memposting tentang ketetapan Allah SWT.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Giliran IG Ustadz Abdul Somad Banjir Komentar Nyinyir, Posting Ayat Soal Ketetapan Allah
POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Tidak biasanya, akun Instagram (IG) Ustadz Abdul Somad atau yang biasa disapa UAS, banjir dengan komentar nyinyir netizen.
Biasanya, yang banjir komentar nyinyir adalah postingan di IG Ustadz Yusuf Mansur karena ia beda pilihan dengan menjatuhkan pilihan ke Capres Jokowi-Ma'ruf Amin.
Namun, kini IG Ustadz Abdul Somad, @ustadzabdulsomad, yang dapat komentar nyinyir.
Komentar itu masih terkait dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kemarin, di mana Ustadz Abdul Somad berada di pihak Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
• Persib Hadapi PS Tira dan Persikabo, Pemain Asing Ini Tambah Percaya Diri Maung Bandung
• Persib Bandung Temukan Permainan Terbaik Jelang Liga 1 2019, Ini Buktinya!
Komentar nyinyir itu berseliweran setelah Ustadz Abdul Somad memposting tentang ketetapan Allah SWT.
Ini postingannya;
Dikatakan kepada kebahagiaan, "Dimana engkau berada?"
Kebahagiaan menjawab, "Di hati orang yang ridha menerima ketetapan Allah"
Unggahan ini direspon Netizen dengan komentar berikut ini:
@ie.wahyu: Sudah ketetapan Allah SWT, seorang pemimpin terpilih. Eh kenapa gak terima.
@kaylanyaa: Di katakan kepada kecurangan dimana engkau berada ? Kecurangan menjawab "di hati orang yang haus akan kekuasaan dan lalai dari perintah Allah. Semoga Allah jaga selalu ulama & para Habaib yang Lurus di jalanNya aamiin yaa Rabb
• Ustadz Yusuf Mansur Sebut Gubernur DKI Anies Baswedan Punya Pesan untuk Anak Indonesia, Apa?
• Komunitas OTT Bawa Nama NTT Ke Adventure Motor Trail Jelajah Alam Dompu NTB
@jamal_almafaza: Saya juga mimpi jokowi 5 kali,, jokowi,jokowi,jokowi,jokowi,jokowi menaaaaaangggg alhamdulillah
@kiki_firda: tuh, kita harus bisa menerima hasil yg sudah di tetapkan allah lewat tangan manusia
@subhan_fadhila: Makanya supporter 02 kalo pngn bahagia ya terima kekalahan, itu ketetapan Allah....
@anomario1416: Dan pak Jokowi ma'ruf adalah ketetapan Allah ..KPU tetapkan paslon 01 pemenang pilpres 2019 ...alhamdulillah, tetap sehat ya ustad, salam dari Solo
@anaizzanatuwl: Setelah ustadz dukung Prabowo sampe kayak gituu .. Jadi tidak begitu sukaaa kamuntadzz... Tapi masalah pengajian dan ilmunya aku tetep sukaa .... Wkwkwkw
• SBY Duduk Termenung Menatap Makam Istri Tercinta, Sudah 2 Minggu Dimakamkan, Warga Net Ikut Sedih
• Sholat Tahajud! Ini Lafadz Niat, Tata Cara, Doa, Waktu, 7 Keutamaan Sholat Tahajud
@wilmayusuf: Kecurangan dan kezholiman didepan mata hrs dilawan...Ustadz lgi kuliah di Sudan S3
@doniindra943: Pak ustadz ajak pengikutnya biar pada legowo
@yayanro_: Postingan ini ditujukan untuk paslon 02 dan pendukungnya. sekian.
@ratnaningsih2222: benar banget pak ustad kalau kita ridho lebih enteng hidup
@abi_hijazy: Berarti yang gk ridha pak Jokowi menang nggak bahagia dong ustadz?
@merry_renggani: Semoga kita semua termasuk golongan yg ridha dg ketetapan Nya.. Aamiin, Barakallah ustad..
Ustadz Abdul Somad Sampaikan Hukuman untuk Semua Para Pendusta
Mengutip Tribunpontianak.co.id Ustadz Abdul Somad mengatakan, puasa sebenarnya mendidik kita menjadi orang-orang yang jujur.
Jujur terhadap diri sendiri, tanpa dilihat oleh atasan, CCTV, tapi jujur karena merasakan
kehadiran Allah SWT dalam setiap gerak dan langkah.
"Diamnya adalah fikir, geraknya adalah zikir," kata Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya di program Jelang Berbuka, yang tayang di TVOne.
Ustadz Abdul Somad menceritakan pada suatu ketika ada seorang laki-laki, duduk lalu kemudian dia melihat ke sekelilingnya ada semut-semut yang berkeliaran.
Dari sekian banyak semut itu ada seekor semut yang sedang membawa kaki belalang.
"Diamatinya terus (semut membawa kaki belalang), tapi nampaknya kaki belalang ini terlalu
berat untuk ditarik oleh seekor semut,' kata Ustadz Abdul Somad.
Akhirnya semut itu berhenti dan dia pergi ke tempat kawanan semut yang ramai.
"Lalu kemudian semut-semut ini ramai datang untuk mendapatkan kaki belakang, ke tempat kaki
belakang yang ditinggalkan tadi," cerita Ustadz Abdul Somad.
Tapi begitu semut akan sampai ke tempat kaki belalang tadi, maka manusia yang iseng ini
mengalihkan/memindahkan kaki belalang itu ke tempat lain.
"Tapi semut ini tetap mengejar. Semut yang menemukan kaki belalang pertama kali, menemukan tempat dimana letak kaki belalang itu disembunyikan," kata Ustadz Abdul Somad.
Diapun kembali memberitahukan kepada kawanan semut dimana letak kaki belalang itu berada.
Lalu mereka kembali datang beramai-ramai mendekati kaki belalang itu.
Tapi apa yang terjadi, makhluk Allah manusia satu ini kembali mengalihkan kaki belalang itu ke
tempat lain.
Sampai akhirnya pada saat yang ketiga kalinya apa yang terjadi?
"Kawanan semut yang banyak dan ramai itu mencabik-cabik memotong-motong kaki perut,
kepala semut yang awalnya menemukan kaki belalang," cerita
Apa yang sebenarnya terjadi? Itulah hukuman bagi semut pendusta.
Kawanan semut ini menyangka sang semut yang menemukan kaki belalang sudah berdusta,
berkhianat, sudah berbohong.
"Mana kaki belalang yang kau janjikan? Mana kaki belalang yang kau katakan nyatanya tidak
ada," cerita Ustadz Abdul Somad.
Padahal sebenarnya kaki belalang itu ada, tapi sudah digeser oleh manusia.
Begitulah ternyata hukuman bagi pendusta, pembohong, penipu dalam dunia semut.
Ternyata semut juga punya hukum. Semut juga berkata jangan berdusta jangan berbohong.
Apa hukuman pendusta dalam dunia semut?
Mereka yang berdusta, mereka yang berani berbohong, mereka akan dicabik-cabik dirobek-robek
dipotong-potong, dikerat-kerat sehingga tidak tersisa.
Begitulah manusia yang selalu mengamati, selalu berfikir.
Jika dalam dunia semut yang tidak dinamis dari sejak zaman Nabi Sulaiman hingga saat ini semut tidak pernah membangun sebuah peradaban tapi hukuman bagi pendusta, pembohong, penipu begitu hebat.
Tidak ada hukuman yang layak bagi penipu, pendusta, pembohong, kecuali kematian.
Penipu dalam dunia semut dicabik. Pembohong dalam dunia semut dipotong, pendusta dalam dunia semut dikerat.
Bagaimana dengan dunia manusia?
Oleh sebab itu, ada makhluk yang tampaknya hina, rendah, tidak ada apa-apa tapi justru dalam
peradaban mereka menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran.
"Tapi dalam hidup manusia yang katanya lebih mulia, tapi ternyata dijatuhkan serendah-rendah
sehina-sehina penciptaan karena dusta, bohong, tipu muslihat dan tipu daya," kata Ustadz Abdul
Somad.
Oleh sebab itu, puasa sebenarnya mendidik kita menjadi orang-orang yang jujur terhadap diri
sendiri, tanpa dilihat oleh atasan, CCTV, tapi jujur karena merasakan kehadiran Allah SWT
dalam setiap gerak dan langkah.
"Diamnya adalah fikir, geraknya adalah zikir," pungkas Ustadz Abdul Somad. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/potret-ustaz-abdul-somad-dan-prabowo-subianto.jpg)