Hotel dan Restaurant di NTT Harus Gunakan Kopi Manggarai Atau Bajawa, Tidak Boleh Kopi Dari Luar

Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan bahwa semua hotel dan restaurant serta kafe-kafe di NTT tidak boleh lagi menggunakan kopi-kopi dari luar NTT.

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/SERVAN MAMMILIANUS
Suasana rapat kerja gubernur NTT dengan para bupati/wali kota dan pelaku usaha di Hotel Ayana Labuan Bajo, Senin (10/6/2019). 

Hotel Dan Restaurant di NTT Harus Gunakan Kopi Manggarai Atau Bajawa, Tidak Boleh Kopi Dari Luar

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan bahwa semua hotel dan restaurant serta kafe-kafe di NTT tidak boleh lagi menggunakan kopi-kopi dari luar NTT.

Dia mewajibkan agar semuanya harus menggunakan kopi asli NTT, yaitu dari Manggarai dan Ngada Bajawa.

Demikian juga dengan gula merah harus menggunakan gula merah asli NTT.

Hal itu wajib dilakukan berkaitan dengan penerapan masyarakat ekonomi Nusa Tenggara Timur.

Konsep dan pola masyarakat ekonomi NTT itu kata dia merupakan ide bersama dari para bupati/wali kota seluruh NTT beberapa waktu lalu.

Gubernur Viktor menyampaikan itu dalam rapat kerja gubernur NTT dengan para bupati/wali kota beserta pelaku ekonomi di Hotel Ayana Labuan Bajo, Senin (10/6/2019).

Ramalan Zodiak Besok Selasa 11 Juni 2019 Aries Musuh dalam Selimut Capricorn Nyinyir Leo Frustasi

Bantu Ekonomi Keluarga, Seorang Guru Kontrak di TTU Menenun

SK PTT Lingkup Pemkot Kupang Belum Keluar Masih Tunggu Walikota

Hadir juga saat itu wakil gubernur NTT Yosep Nae Soi, anggota DPD RI NTT Ibrahim Meda, Wakil Kapolda NTT, staf khusus dan staf ahli gubernur, asisten Setda dan pihak terkait lainnya.

"Kopi Manggarai juara satu dunia, ada juga Kopi Bajawa. Tetapi di seluruh rumah makan, hotel-hotel, restaurant, kopinya dari luar dan kita pemerintah tidak bikin apa-apa. Itu tidak boleh terjadi lagi. Tidak boleh ada lagi hotel, restaurant menggunakan kopi merk lain, seperti Kapal Api, Tugu Buaya. Begitu juga dengan gula merah," kata Viktor.

Demikian juga kata dia pada restaurant-retaurant atau tempat lain yang jual berbagai jenis alkohol maka wajib menjual minuman alkohol asli NTT yaitu Sopia.

Itu adalah salah satu pola yang dilakukan dalam penerapan masyarakat ekonomi NTT.

Dalam penerapan itu melibatkan koperasi, Bank NTT dan BUMD.

Dia meminta agar para bupati dan wali kota harus rajin mengecek langsung ke hotel-hotel, restaurant atau kafe-kafe untuk mengecek penggunaan produk asli komoditi NTT.

Bila tidak digunakan maka tempat tersebut ditutup.

Bangunan Diafragma Di Taman Bung Karno Disinyalir Dijadikan Tempat Mesum

Ramalan Zodiak Besok Selasa 11 Juni 2019 Aries Musuh dalam Selimut Capricorn Nyinyir Leo Frustasi

Dia meminta para bupati dan wali kota lebih sering turun ke lapangan. Sedangkan tugas administrator atau tugas di kantor diserahkan ke wakil.

Viktor juga menegaskan bahwa semua keuangan harus disimpan di Bank NTT.

"Kalau tidak bisa bikin apa-apa berarti itu gubernur palsu, bupati palsu, wali kota palsu. Supaya kita tahu bahwa bukan palsu maka semua kebijakan kita berpusat pada perekonomian masyarakat. Kita juga punya kelor yang bubuknya diekspor ke luar," kata Viktor.

Dia menegaskan bahwa para bupati dan wali kota bersama pemerintah Provinsi NTT harus serius menjalankan masyarakat ekonomi NTT.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved