Peserta Jambore 3 Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang Kenakan Sarung Tenun
Peserta Jambore 3 Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang Kenakan sarung tenun
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Peserta Jambore 3 Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang Kenakan sarung tenun
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebanyak 218 peserta yang berasal dari 27 Jemaat di Klasis di Klasis Kota Kupang mengenakan sarung tenun saat mengikuti Jambore 3 Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang, Senin (3/6/2019).
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 3-5 Juni 2019 di Bumi Perkemahan Stikes CHMK Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
• 8 Unit Lampu Jalan di Seputaran Bundaran PU Tak Menyala
Tampak ratusan peserta tersebut mengenakan sarung tenun sejak awal kegiatan. Sarung tenun yang dikenakan juga berasal dari berbagai daerah di Provinsi NTT.
Ketua Badan Pengurus (BP) Perempuan GMIT Kota Kupang sekaligus Ketua Panitia Jambore 3 Klasis Kota Kupang, Nurini Tanaem mengatakan, para peserta diawal kegiatan diwajibkan mengenakan sarung tenun.
Menurutnya, selain melestarikan kearifan lokal, hal tersebut juga merupakan satu langkah mendukung kampanye Pemprov NTT terkait pengembangan dan pelestarian tenun asal NTT.
• Jambore 3 Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang Sebagai Ajang Tingkatkan Persekutuan
"Kami juga mendukung program Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat," katanya.
Sementara itu, seorang peserta kegiatan, Yeni Makaudis (39) dari Jemaat Zoar Penkase mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan bernilai positif karena semakin mempererat persatuan atau persekutuan antar kaum perempuan yang berasal dari berbagai jemaat di Klasis Kota Kupang.
"Karena kami kaum perempuan dari beberapa gereja bisa saling mengenal serta memiliki relasi yang semakin baik,' kata Yeni yang beru pertama kali mengikuti kegiatan tersebut.
Selain berinteraksi dengan sesama kaum perempuan lainnya, Yeni juga mengaku, para peserta akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dari rangkaian kegiatan pemberdayaan yang ada.
"Kami di sini dengan potensi dan talenta masing-masing dan bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, misalnya tata rias dan membuat karya dari kain perca yang sudah tidak digunakan dan lainnya,' paparnya.
Pemberdayaan melalui aneka kegiatan yang ada juga dapat dimanfaatkan kaum perempuan saat kembali ke gereja masing-masing.
"Imbasnya kalau kami kembali ke gereja kami, bisa mempraktikkan di masing-masing gereja dan berbagi dengan jemaat lainnya. Karena pengetahuan kami cukup rendah. Kegiatan ini ada nilai tambah yang sangat membantu kami.
Dirinya berharap kegiatan tersebut dapat dilakukan secara bertahap dan melibatkan seluruh kaum perempuan di Klasis Kota Kupang.
"Harapan kegiatan tetap ada dan ditingkatkan lagi jumlah peserta kegiatannya," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)