Ramadhan 2019

Tata Cara Wanita Haid dan yang Sedang Perjalanan Jauh Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Tata Cara Wanita Haid dan yang Sedang Perjalanan Jauh Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
dunia.astronomi
Ilustrasi 

POS-KUPANG.COM - Tata Cara Wanita Haid dan yang Sedang Perjalanan Jauh Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Ramadhan 2019 telah memasuki hari ke 26, tinggal beberapa hari lagi kesempatan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Satu di antara ibadah yang paling dianjurkan adalah i'tikaf atau berdiam diri di masjid.

Rasulullah SAW selalu i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadan.

Bahkan di tahun wafatnya, ia beri'tikaf selama 20 hari.

Bagaimana dengan yang uzur, seperti wanita haid?

Buya Yahya AlBahjah dalam sebuah tauziahnya di akun Instagramnya @buyayahya_albahjah menjawab pertanyaan seorang jamaah.

Bagaimana jika seorang wanita mengalami uzur atau haid agar mendpatkan Lailatul Qadar?

Buya Yahya menjawab:

Allah Maha Kasih. Dan kasih sayang Allah amat luas, tak terbatas.

Memang ada amalan prioritas, yang perlu diupayakan adalah bisa beri'tikaf di masjid.

Akan tetapi bagi yang tidak bisa beri'tikaf, bukan hanya wanita haid, mungkin ada seorang pekerja seperti Satpam, polisi, dan sebagainya yang bekerja malam.

Bukan berarti tidak bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar, akan tetapi di manapun Anda bersama, selalu bersama Allah.

Mungkin Anda di dalam perjalanan, tetap mendekat kepada Allah, berdzikirlah.

Jangan sampai lisanmu terlepas dari Allah SWT. 

Selengkapnya simak video berikut ini Amalan Bagi Wanita Haid di Malam Lailatul Qodar:

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia, karena memberi keberkahan luar biasa bagi umat muslim.

Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Hanya manusia yang ikhlas beribadah kepada Allah SWT, yang mungkin mendapatkan rahmat Lailatul Qadar. Karenanya, menghidupkan malam-malamnya begitu dianjurkan.

Lalu bisakah wanita yang sedang haid meraih malam Lailatul Qadar ?

Melansir laman TribunStyle.com, (tayang Sabtu 25 Mei 2019) meskipun seorang wanita dalam keadaan haid atau berhalangan, wanita tersebut masih bisa menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan bagi wanita yang sedang haid untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Dikutip TribunStyle.com dari islamqa.info, wanita haid boleh melakukan seluruh ibadah kecuali shalat, puasa, tawaf di ka’bah, dan i’tikaf di masjid.

Menghidupkan malam tidak hanya dengan shalat, namun dengan seluruh jenis amal ibadah.

Sholat malam (sholat tarawih, sholat tahajjud, serta sholat witir) adalah ibadah yang paling penting untuk dilakukan saat lailatul qadar.

Ini didasarkan pada kata-kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,

"Siapa pun yang shalat pada malam lailatul qadar, karena iman dan berharap pahala dari Allah, Allah akan mengampuni dosa masa lalunya." (HR. Bukhari, No. 1901, Muslim, No. 760)

Karena wanita haid dilarang mengerjakan shalat, maka ia bisa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan amal ibadah selain sholat, seperti berikut ini :

Niat Sahur Ramadan dan Doa yang Anjuran Selama Ramadan 2019, Adab Sahur Menurut Nabi Muhammad SAW

Tata Cara Itikaf, Niat dan Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan 2019, Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Tata Cara Sholat Tahajud yang Benar, Niat Solat Tahajud dan Doa Serta Keutamaan Shalat Tahajud

1. Berzikir

Perbanyak dzikir, yaitu dengan mengucapkan doa, tahlil, tahmid, dan sejenisnya.

Perbanyak kata-kata subhanallah, alhamdulillah, la ilaha illallah, Allahu akbar, subhanallahi wabihamdih, subhanallahil 'azhim, dan lainnya.

2. Berdoa

Tingkatkan doa kepada Allah Ta'ala, baik untuk urusan dunia dan akhirat.

Berikut doa yang bisa dipanjatkan saat mendapat malam Lailatul Qadar :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni"

Artinya : Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah aku.

Doa di atas direkomendasikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh istrinya Aisyah r.a. mengenai apa yang harus dikatakan jika mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar.

3. Membaca Al Quran

Wanita haid boleh membaca Al Quran tanpa menyentuh mushafnya atau bisa dengan membaca Al Quran terjemahan.

4. Beristighfar

Perbanyaklah mengucap astaghfirullah.

Kemudian, kapan malam Lailatul Qadar Terjadi?

Allah SWT tidak mengungkap secara pasti kapan datangnya malam Lailatul Qadar terjadi di bulan Ramadhan.

Malam seribu bulan atau yang lebih dikenal sebagai malam Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti semua umat muslim saat bulan Ramadhan.

Pun saat Ramadhan 1440 H / 2019, umat Muslim tentu berharap bisa bertemu dengan malam Lailatul Qadar.

Lalu, seperti apa ya ciri-ciri malam lailatul qadar?

Melansir dari Youtube Channel Dakwah, Ustadz Abdul Somad dari serambiindonesia.com, pernah menyebutkan ciri-ciri malam lailatul qadar dan umat yang sudah mendapatkan malam tersebut.

Menurut Ustadz Abdul Somad, malam lailatul qadar memiliki ciri pagi harinya redup.

"Pagi hari cahaya matahari redup karena cahaya malaikat mengalahkan cahaya matahari," ujar Ustadz Abdul Somad.

Tanda orang yang sudah mendapat lailatul qadar adalah adanya perubahan.

Ustadz Abdul Somad memberikan contoh orang yang sudah mendapatkan malam lailatul qadar.

"Dulu pelit setelah bulan puasa menjadi dermawan, dulu azan sudah berkumandang dia nyantai saja, tapi saat 5 atau 10 menit setelah azan sudah duduk di masjid. Itulah ciri dapat Lailatul Qadar," ungkap Ustadz Abdul Somad.

Ini Ciri Malam Lailatul Qadar Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat

Bulan Ramadhan 2019 atau Ramadan 1440 H sudah berlangsung. Salah satu malam yang banyak ditunggu kaum muslimin di bulan Ramadhan ini adalah malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar disebut sebagai malam seribu bulan.

Bagaimanakah ciri-ciri malam Lailatul Qadar ini? Berikut sejumlah pendapat tentang malam Lailatul Qadar yang dihimpun POS-KUPANG.COM:

Tradisi yang berkembang di masyarakat di malam 10 hari terakhir adalah iktikaf. 

Iktikaf adalah kegiatan ibadah yang dilakukan umat Islam di masjid. Iktikaf dilakukan mulai dari malam hari sampai fajar. 

Di dalam iktikaf di masjid, diisi dengan kegiatan ibadah seperti salat malam, membaca Al Quran, berzikir dan memanjatkan doa. 

Setelah itu, harus ada target yang ingin dicapai saat iktikaf.

Misal target selama 10 hari hari terakhir Ramadhan adalah menghafal Al Quran, khatam Al Quran dengan bacaan yang benar, atau mempelajari sirah nabawiyah atau menghafal hadist.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, di malam 10 hari terakhir Ramadhan, ribuan malaikat turun ke bumi membawa rahmat Allah SWT.

Karena di malam 10 hari terakhir Ramadhan adalah Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar adalah malam yang kebaikannya lebih dari seribu bulan karena pada malam itulah diturunkannya Al Quran oleh Allah SWT.

Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar dan Doa serta Amalan yang Dianjurkan Nabi Muhammad

Malam Lailatul Qadar. Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapinya?

Oleh karena itu, umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadahnya di 10 malam terakhir ramadan.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, iktikaf ini memang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW selalu menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan dengan ibadah.

Ibadah yang dilakukan Rasulullah SAW, kata Ustadz Adi Hidayat, adalah dengan salat, membaca Al Quran, dan beristighfar.

Namun menurut Ustadz Adi Hidayat, iktikaf di 10 malam terakhir Ramadhan bukanlah syarat utama kita mendapatkan Al Qadar.

"Syarat utamanya adalah menghidupkan setiap malam Ramadhan karena mungkin saja Al Qadar datang di awal, pertengahan walau lebih banyak di malam akhir ramadan," ujarnya.

Di dalam kaidah Al Quran, kata Ustadz Adi Hidayat, tidak disebutkan spesifik kapan datangnya Al Qadar.

Artinya Al Qadar bisa datang di awal ramadan, tengah atau akhir walau lebih banyak di akhirnya.

Karena itu untuk mendapatkan Al Qadar, ibadah seperti salat tarawih, baca Al Quran, istighfar harus dilakukan tiap malam Ramadan tidak hanya di 10 malam terakhir.

Fungsi iktikaf dalam hal ini, kata Ustadz Adi Hidayat adalah hanya membantu anda lebih khusyuk untuk mendapatkan Al Qadar.

"Itikaf di masjid lebih fokus ibadahnya," ucap dia. 

Sementara itu menurut Ustadz Abdul Somad ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapat Lailatul Qadar.

"Yang perlu dipersiapkan siangnya siam, yaitu menahan mata, tahan telinga, tahan lidah, tahan tangan, tahan kaki dari hal-hal maksiat atau perbuatan buruk," katanya.

"Malamnya qiam, bediri di tengah malam shalat karena allah SWT. Jadi sehabis Maghrib, ke Isya, dengarkan kultum (kuliah tujuh menit), salat tarawih, tadarus lalu pulang tidur. Jangan nonton tv lagi, biar bisa bangun tengah malam. Lalu jam tiga bangun, suami bangunkan istri ajak shalat tahajud," lanjut Ustadz Abdul Somad.

Selain itu juga perbanyak zikir, serta doa kepada Allah SWT agar dijumpakan dengan malam Lailatul Qadar. Ustadz Abdul Somad juga sampaikan ciri-ciri orang yang mendapat malam lailatul qadar terlihat pada perilakunya. 

"Kalau sebelumnya orangnya pelit, sehabis ramadhan jadi pemurah. Kalau sebelumnya susah ibadah, sekarang rajin ibadah di masjid. Itu tandanya dapat lailatul qadar," kata UAS.

Bagaimana cara beriktikaf? Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad.

Menurut Muhammadiyah, seperti dikutip dari laman tarjih.or.id, Lailatul Qadar memang disebutkan dalam Al-Quran dan al-Hadits, tetapi tidak disebutkan dengan jelas tanggalnya.

Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkannya ialah:

1.
 [إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . [سورة القدر (97): 1
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada lailatul qadr (malam kemuliaan).” [QS. al-Qadr (97): 1]

2.
[إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ . [سورة الدخان (44) : 3
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan.” [QS. ad-Dukhan (44): 3]

3.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
[سورة البقرة (2): 185]
Artinya: “Adalah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” [QS. al-Baqarah (2): 185]

4.
إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[سورة الأنفال (8): 41]
Artinya: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqan, yaitu hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. al-Anfal (8): 41]

Dalam surat Al Qadar dijelaskan bahwa Al Quran diturunkan pada malam Al Qadr (malam kemuliaan).

Dalam surat ad-Dukhan dijelaskan bahwa Al Quran diturunkan pada lailah mubarakah (malam yang diberkahi), yaitu nama lain dari Lailatul Qadar. Dalam surat Al Baqarah dijelaskan bahwa Al Quran diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan dalam surat al-Anfal dijelaskan bahwa Al Quran diturunkan pada malam yang bertepatan dengan bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan muslimin dan pasukan musyrikin pada perang Badar, yaitu yang terkenal dengan hari pembeda antara haq dan batil, yang terkenal juga dengan hari kemenangan.

Semuanya tidak menyebutkan tanggalnya, dan dalam surat al-Baqarah hanya disebutkan bahwa turunnya Al Quran adalah pada bulan Ramadhan.

Menurut Sayyid Qutb, pada bulan Ramadhan itulah diturunkan permulaan Al Quran ke dalam hati Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umatnya.

Malam Qadar kadang-kadang disebut juga dengan malam taqdir, karena pada malam itu Allah menetapkan segala sesuatu, kadang-kadang disebut juga malam maqam (kedudukan yang tinggi) atau qayyimah (yang lurus). (Sayyid Qutb, XXX: 210)

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat dirahasiakan oleh Allah, karena itulah pada surat al-Qadr ayat dua berbentuk pertanyaan:

[وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . [سورة القدر (97): 2
Artinya: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” [QS. al-Qadr (97): 2]

Maka hingga kini kapan tepatnya waktu lailatul qadr itu tidak dapat diketahui. Yang jelas, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa, karena kemuliaannya yang tidak tertandingi oleh malam-malam lainnya, dan digambarkan pada ayat tiga surat al-Qadr berikut:

[لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . [سورة القدر (97): 3
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. [QS. al-Qadr (97): 3]

Karena itu Rasulullah saw menganjurkan agar berusaha memperbanyak ibadah pada malam tersebut, sebagaimana diungkapkan dalam hadits-hadits sebagai berikut:

1.
 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
[أخرجه البخاري]
Artinya: “Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Carilah Lailatul Qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan.” [ditahrijkan oleh al-Bukhari, I, Kitab al-Tarawih, hal. 225]

2.
 عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ
[أخرجه مسلم]
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, bahwa beberapa orang laki-laki diberitahu Lailatul Qadar dalam mimpi pada tujuh terakhir (Ramadhan), lalu Rasulullah saw bersabda: Saya melihat mimpimu sekalian bertepatan dengan malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah ia pada malam tujuh terakhir”. [ditahrijkan oleh Muslim, no. 205/1165]

3.
 عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحَيَّنُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ أَوْ قَالَ فِي التِّسْعِ اْلأَوَاخِرِ
[أخرجه مسلم]
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tunggulah Lailatul Qadr pada sepuluh akhir (bulan Ramadhan) atau sembilan akhir.” [ditahrijkan oleh Muslim, no. 211/1165]

Hadits-hadits tersebut hanya menjelaskan bahwa Rasulullah saw menganjurkan agar mencari Lailatul Qadar pada sepuluh akhir atau sembilan akhir atau tujuh akhir bulan Ramadhan, tidak menetapkan tanggal tertentu. Adapun tanggal 17 Ramadhan, yang biasa diperingati di Indonesia, bukanlah ketetapan dari Al Quran atau hadits, melainkan merupakan hasil ijtihad ulama.

Mereka berpendapat bahwa tanggal 17 Ramadhan, diisyaratkan dalam surat al-Anfal (8): 41, yang mengatakan bahwa permulaan diturunkannya Al Quran bertepatan dengan terjadinya perang Badar, yang menurut ahli sejarah terjadi pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah. Sekalipun tahunnya berbeda, tetapi tanggalnya sama.

Dari penjelasan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa permulaan turunnya Al Quran, adalah pada bulan Ramadhan, tetapi para ulama berbeda pendapat mengenai tanggalnya, demikian pula tentang tanggal Lailatul Qadar.

Karena itulah para ulama menganjurkan untuk berusaha mencari Lailatul Qadar mulai permulaan bulan Ramadhan hingga akhir bulan.

( POS-KUPANG.COM)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved