Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 30 Mei 2019, “Yang Be Sa, Bos Datang Esok???"

Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 30 Mei 2019, “Yang Be Sa, Bos Datang Esok???"

Editor: Eflin Rote
istimewa
Pdt DR Mesakh A P Dethan MTh MA 

Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 30 Mei 2019

Oleh: Pdt DR Mesakh A P Dethan MTh Ma

--

“Yang Be Sa”,  Bos Datang Esok???

Berita Firman hari ini memberitakan tentang peristiwa kenaikan Tuhan Tuhan dan sekaligus berisikan janji kedatanganNya kembali ke dalam dunia.  Penulis Kitab Kisah Rasul adalah Lukas. Dia juga adalah penulis kitab Injil Lukas (lihat Luk 1:1).

Tujuan Lukas menuliskan dua kitab  ini adalah sebagai kesaksian tentang tentung Yesus Kristus yang hidup  dan berkarya bagi keselamatan umat manusia (band Luk 1:3). Setelah Karya Pelayanan Yesus itu selesai Tuhan Yesus terangkat ke surga.  Dan itulah sebabNya gereja-gereja dunia tiap-tiap tahun dalam kalender gerejanya merayakan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus.

Ada dua pertanyaan menarik yang kita bisa renungkan dari bacaan Alkitab kita hari ini Kisah Para Rasul 1:1-11: pertama, apakah dengan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, maka Misi Tuhan Yesus selesai? Pertanyaan kedua, apakah dengan kenaikan Tuhan Yesus ke surga, maka Ia akan kembali lagi, kalau Ia kembali, kapan kira-kira? Esok, lusa, tahun depan atau kapan?

Tentang pertanyaan pertama: apakah dengan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, maka Misi Tuhan Yesus selesai?

Lukas dalam bukunya keduanya ini (yakni Kisah Para Rasul) menjawab secara tegas bahwa Misi Yesus bagi keselamatan dunia belum selesai.

Sekarang Tuhan Yesus mengalihkan Tugas kepada para murid, para rasul dan semua orang beriman. Siapapun dia yang membuka pintu bagi Kristus akan dilibatkan untuk menjadi saksi-saksi Kristus bagi dunia ini. Walaupun Yesus tidak hadir secara fisik lagi, tetapi Ia hadir secara Roh.

Murid-murid, para Rasul, dan semua orang percaya tidak perlu kuatir karena Yesus menjanjikan kedatangan Roh Kudus yang akan menyertai dan menolong mereka.

8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." 9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (Kis 1:8).

Para murid atau para Rasul dan semua orang percaya menurut Lukas dalam Kitab Kisah Para Rasul ini diminta oleh Yesus sendiri sebelum Ia naik ke Surga untuk menjadi saksi tentang Kristus, yaitu saksi terhadap apa yang Yesus lakukan dan saksi terhadap apa yang Yesus telah ajarkan.

Kesaksian murid-muridnya itu bukan hanya ditujukan untuk kota Yerusalem, Yudea atau Samaria saja, tetapi sampai ke ujung dunia.

Istilah sampai ke ujung dunia diterjemahkan  kata Yunani, heos eschatou tes ges, yang artinya sampai ke akhir dunia atau ujung dunia. Kata eskatos juga berarti juga sampai ke seluruh dunia (Kisah Para Rasul 1:8 dan 13:47: „ Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."

Jadi orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi dan bukan mengkhianati Kristus karena jabatan, karena uang, karena cinta, karena kemiskinan, karena berbagai hal lainnya. Tugas kita digereja bukan untuk mencari popularitas diri atau kekuasaan, tetapi untuk melayani Kristus yang telah menebus dosa-dosa kita.

Menurut penafsir Udo Schnelle (Einleitung in das Neue Testament, Vandenhoeck & Ruprecht, 5 Auflage, Göttingen, 2005, hlm. 319) tugas yang diberikan Yesus kepada para rasul dan orang percaya, adalah kata-kata terakhir Tuhan Yesus sebelum naik ke Surga, yakni tugas bersaksi.  

Disini si penulis Lukas mau memperlihatkan bagaimana terdapat hubungan yang erat antara tugas bersaksi dan penantian akan kedatangan Tuhan yang kedua kali.  Bagi Lukas orang yang menanti-nantikan kedatangan kembali Yesus, tidak menanti dengan namkak (bengong, melongo, “tanganga bodoh”, atau tidur-tidur saja, atau berjalan tanpa tujuan (bahasa Kupang harbabiruk), tetapi orang yang senantiasa bersaksi mengenai tindakan-tindakan Yesus dan ajaran-ajarannya.  Itulah sebabnya pertanyaan kedua yang yang saya sebut itu tadi, terasa penting untuk dijawab.

Tentang pertanyaan kedua: apakah dengan kenaikan Tuhan Yesus ke surga, maka Ia akan kembali lagi, kalau Ia kembali, kapan kira-kira? Esok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau kapan?

Bagi Lukas pertanyaan tentang kapan waktunya parousia atau kapan hari kedatangan Tuhan Yesus itu (seperti yang muncul dalam Kisah Para Rasul 1:6) secara tegas Tuhan Yesus jawab dalam 1:7 bahwa hal itu bukan urusan para murid, para rasul atau orang percaya, tugas mereka adalah terutama mengabarkan Injil dan menjadi saksi Kristus yang nyata.

6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"  7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:6-8).

 Tetapi kadang kita manusia disuruh bekin A, justru bekin B. Disuruh kabarkan Injil malah kabarkan berita bohong, fitnah tentang orang lain demi untuk keuntungan dan kepuasan diri sendiri. Disuruh bersikap jujur malah berlaku curang. Disuruh melayani malah merancang cara mendapatkan mempertahan atau mendapatkan kekuasaan. 

Dalam Dissertasi saya (Mesakh Dethan, Vernichtung der Ersten Schöpfung durch ihren Schöpfer?, Heidelberg 2009 (bahasa Jerman artinya Kehancuran dunia lewat sang penciptanya sendiri?), di hlm., 159-175 memperlihatkan bahwa dalam sejarah dunia orang seringkali suka menghitung-hitung dan meramal kehancuran dunia dan kedatangan hari Tuhan atau hari kiamat.

Akan tetapi ramalan-ramalan itu ternyata tidak terbukti dan nyata sebagai omong kosong belaka. 

Montanus, misalnya pada tahun 250 sesudah Mesehi meramal bahwa Yesus akan datang segera pada waktu itu khusus di dua Kampung Phrygia. Padahal semua sudah orang waktu itu telah berbondong-bondong ke situ. Tapi Tuhan Yesus tidak jadi datang, dan akhirnya masing pulang kembali ke tempat mereka dan melanjutkan hidup mereka masing-masing.  

Bukan itu saja pada tanggal 31 Desember tahun 999, Paus Sylvester II, mengumumkan bahwa dunia akan segera kiamat selepas hari itu, karena esoknya akan memasuki tahun tahun 1000. Toh dunia juga tidak jadi kiamat. Dunia tetap berputar terus.

Kita tidak usah omong jauh-jauh. Di Indonesia sendiri pernah sebuah aliran sekte Kristen di pulau Jawa meramal pada waktu itu bahwa dunia akan kiamat dan dan Kristus segera datang pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 jam 9 pagi. Wao semuanya serba sembilan. Angka yaang menarik dan menghipnotis banyak orang !!!

Banyak orang yang terpengaruh pada ajaran ini dan berbondong menjual harta miliknya dan dan pergi ke pulau Jawa sana untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus pada waktu itu.  Tetapi bukan Kristus yang datang, malah polisi yang datang menangkap para pengajar sesat itu.  Hehehe

Tetapi meskipun begitu orang sama sekali tidak jera dengan hal-hal semacam  ini. Dua tahun kemudian muncul lagi ramalan yang mirip bahwa Yesus akan segera datang pada tanggal 18 September 2001 jam 22:41:13. Tapi Kiamat juga tidak jadi datang. 

Kebodohan masal ini toh terulang lagi dan kali ini dipelopori oleh gereja Pondok Nabi. Mereka menyakini bahwa Yesus segera datang dan kiamat segera terjadi.  Dan hanya orang yang percaya pada ajaran merekalah yang akan diselamatkan oleh Yesus.

Mereka meramal bahwa tanggal 10 Nopember 2011 antara jam 9.00 s/d 15.00 Yesus segera datang dan dunia kiamat. Semua orang kembali pergi berkumpul di Bandung. Banyak orang meninggalkan pekerjaan mereka, menjual harta milik mereka dengan murah-murah dan pergi kesana.  Setelah lewat jam 15.00, sekali lagi bukan Tuhan Yesus yang datang, tetapi para polisi dan petugas keamanan. Para pimpinan sekte Pendeta Mangapin dan sebelas orang lainnya yang mengaku diri rasul-rasul itu ditangkap dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan tipu-tipu mereka.

 Dalam bacaan ini Tuhan Yesus sendiri sudah bilang tentang hari kedatangan Tuhan itu bukan urusan kita sebagai orang beriman. Urusan kita adalah bersaksi tentang Injl Kristus.

7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

 Dalam injil-injil juga Yesus sudah katakan secara jelas bahwa: Yesus sendiri pun tidak tahu akan hari kedatangannya kembali ke dunia, apalagi manusia biasa yang lain. Coba para pembaca yang budiman membaca Matius 24:35-36:

“35 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.  36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."

Juga dalam Injil Markus 13:32-33, 32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." 33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

 Jadi jangan percaya kalau ada orang mabok atau setengah gila karena kerasukan datang pada anda dan  bilang, tinggalkanlah pekerjaanmu, jualah hartamu, lupakanlah istrimu atau pacarmu karena esok jam 4 sore dunia akan kiamat, dan Tuhan Yesus akan turun di pantai Lasiana.

Akan tetapi jikalau ada penatua yang bilang esok jam 4 sore ada kumpulan kampung atau ibadah rumah tangga di rumah pak Joseph misalnya, maka usul saja ikuti kata-katanya dan  percayalah dan pergilah ikut ibadat disitu dan jangan jalan ke tempat pak Laru dan pergi minum Laru dan Sopi disitu. Hehehe

Hari ke datangan Tuhan kok kita yang mau urus, itu khan urusan Tuhan Allah. Urusan kita  menurut Tuhan Yesus, adalah mengabarkan injil dan jadi saksi bagi dunia.  Bukan tipu sana tipu sini.”  Atau malah kita sendiri kena tipu bodoh-bodoh. Tuhan Yesus bilang hati-hati dari tipu daya dan berjaga-jagalah dari kesesatan. Sebab kamu tidak tahu kapan waktunya tiba Tuhan akan datang kembali.

Kalau Tuhan Yesus seumpama orang  Kupang, maka dia akan bilang begini: Beta sendiri sa sonde tahu kapan waktunya apalai  bosong lai. Yang be sa (Bahasa Kupang artinya saya sendiri saja tidak tahu kapan waktunya apalagi kalian. Yang benar saja).

*****

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved