Pemilu 2019

SBY Bersedih, Ibu Ani Meneteskan Air Mata, Dicerca Sakit Jadi Alasan Tidak Ikut Kampanye Pilpres

Ketum Demokrat, SBY Bersedih, Ibu Ani Meneteskan Air Mata, Dicerca Sakit Jadi Alasan Tidak Ikut Kampanye Pilpres 2019

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2018 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/03/2018). 

Ketum Demokrat, SBY Bersedih, Ibu Ani Meneteskan Air Mata, Dicerca Sakit Jadi Alasan Tidak Ikut Kampanye Pilpres 2019

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menyayangkan adanya pihak yang menuding bahwa penyakit yang diidap istrinya menjadi alasan ia tak berkampanye di Pemilu 2019.

Hal itu disampaikan SBY menanggapi perundungan terhadap istrinya, Ani Yudhoyono, yang tengah sakit di media sosial. "Karenanya ketika beberapa saat lalu ada kalangan yang menuduh dan mencerca kami berdua. Bahwa seolah sakitnya Ibu Ani itu hanya jadi alasan bagi SBY untuk tidak berkampanye. Saya sungguh bersedih. Dan Ibu Ani, harus meneteskan air matanya mendengarkan tuduhan itu," ujar SBY melalui siaran video dari Singapura yang diputar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Keberatan Terhadap Amien Rais, Istri Penulis Buku Jokowi People Power Tulis Surat Terbuka

SBY membantah sakitnya Ani Yudhoyono menjadi alasan dirinya tak berkampanye, khususnya pada kampanye terbuka Pilpres 2019.

Ia mengatakan, lima hari sebelum memeriksakan istrinya ke Singapura, ia dan istri justru berkampanye ke sejumlah daerah.

SBY mengatakan selama delapan hari, mereka berkeliling ke Sumatera Utara dan Aceh yang jarak tempuhnya bisa mencapai ratusan kilometer.

Pelajar Bersetubuh di Kos-kosan di Sikumana, Ini Harapan Kepada Pemilik Kos

Usai itu, barulah ia memeriksakan istrinya ke Singapura lantaran kondisi fisik Ani menurun. "Mungkin mereka (yang mencerca) adalah saudara kami muslimin atau muslimat," ujar SBY.

"Di bulan suci Ramadhan ini saya doakan agar yang bersangkutan dan keluarga yang disayanginya tidak sakit kanker darah seperti yang diderita Ibu Ani. Agar tak perlu merasakan penderitaan dan perjuangan hidup yang dijalani Ibu Ani siang dan malam," lanjut SBY.

Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengeluarkan pernyataan keras melalui akun Twitter-nya.

Dia mengaku berhenti mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Alasannya, karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dirundung di media sosial.

"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI." tulis Ferdinand di akun Twitternya, pada Minggu (19/5/2019).

Ketika dikonfirmasi, Ferdinand mengakui pernyataannya itu. Dia tidak terima Ani Yudhoyono diserang oleh para pendukung Prabowo-Sandiaga di media sosial.

Ani disebut tidak benar-benar sakit. Ferdinand mengaku juga akan mengusulkan kepada partai untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur. Tapi apakah akan disetujui, saya tidak tahu. Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tdak bisa dibiarkan," ujar dia.

Ferdinand mengatakan selama ini Partai Demokrat kerap diserang karena sikap politiknya. Dia mengaku tidak pernah mempermasalahkan serangan-serangan itu.

Namun menyerang Ani Yudhoyono yang sedang dalam keadaan sakit menurut dia tidak bisa ditoleransi. "Kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditoleransi," kata Ferdinand. (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SBY: Saya Sedih, Seolah Sakitnya Ibu Ani Alasan SBY Tak Kampanye",

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved