Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Senin 13 Mei 2019 'Ketika Beethoven Terus Hasilkan Maha Karya Walaupun Tuli'

Renungan Harian Kristen Senin 13 Mei 2019 'Ketika Beethoven Terus Hasilkan Maha Karya Walaupun Tuli'

Editor: maria anitoda
Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Renungan Harian Kristen Senin 13 Mei 2019 'Ketika Beethoven Terus Hasilkan Maha Karya Walaupun Tuli' 

Renungan Harian Kristen Protestan.

Senin 13 Mei 2019

Oleh: Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA

''Ketika Beethoven Terus Menghasilkan Maha Karya Dalam Keadaan Tuli''

Hidup manusia, termasuk orang-orang Kristen tidak pernah lepas dari berbagai penderitaan entah itu sakit, kehilangan pekerjaan, gagal meraih apa yang dicita-citalkan.

Belum lagi penderitaan-penderitaan lain, seperti sakit, kematian dll.

Rasul Paulus dalam bacaan Roma 5:1-11, menasehati orang-orang Kristen di Roma, bahwa setiap orang percaya mesti bermegah atau bersukacita oleh karena kita telah diselamatkan oleh Kristus.

Kita yang tadinya seperti seorang anak yang hilang karena kesalahan kita, telah dicari dan dibawa pulang oleh Kristus. Karena itu kita perlu bersukacita.

Tetapi bukan hanya itu.

Menurut Rasul Paulus, kalaupun kita menderita, kita mesti bersukacita.

Khususnya orang-orang Kristen di Roma pada waktu itu mengalami berbagai tekanan dari para penguasa Romawi.

Mereka selain sudah hidup dalam kemiskinan, mereka mesti mengalami penganiayaan.

Untuk menguatkan iman dari jemaat-jemaat di Roma, Paulus mengatakan bahwa sekalipun mereka harus mengalami penderitaan seperti itu, itu hendaknya mereka tetap bermegah.

Bermegah atau bersukacita bukan karena penderitaan itu.

Artinya kalau dianaiya, mereka senang karena dianiaya, tetapi dalam penderitaan itu hendaknya mereka tetap percaya kepada Kristus.

Menurut Paulus, orang-orang percaya bermegah dalam penderitaan bukan tanpa makna atau arti apa-apa?

Tetapi ketika mereka harus mengalami penderitaan, penderitaan itu membentuk mereka untuk memiliki ketekunan.

Kata yang ia pakai untuk ketekunan dalam bahasa Yunani artinya lebih luas, yaitu lebih dari pada kesabaran.

Kata ketekunan dalam bahasa Yunani berarti, semangat yang dapat mengalahkan dunia; berarti, tidak secara pasif menahan sabar tetapi secara aktif mengatasi godaan dan kesengsaraan hidup ini.

Ketika Beethoven seorang pengarang lagu terkenal menderita tuli, sebenarnya itulah gangguan terbesar bagi seorang musikus.

Tetapi saat ia menjadi tuli, ia malah berkata: „Saya akanmenyerbu kehidupan ini."

Artinya keadaannya yang tuli hal itu tidak membuatnya menyerah.

Apa yang ia katakan itu terbukti.

Walaupun ia tuli, tetapi ia berhasil mengarang ratusan lagu yang sangat popular hingga saat ini.

Itulah ketekunan.

Begitu juga seorang pengusaha terkenal yang bernama Scott hampir hancur hidupnya karena penerbitnya bangkrut, ia berkata, "Tak seorang pun akan berkata kepadaku 'Kasihan!' karena tangan kanan saya sendiri akan membayar hutang itu." Itulah ketekunan.

Ketika kita mengalami penderitaan, kesusahan, usaha gagal, menderita, kita terus maju dan mengalahkan tantangan. Itulah ketekunan.

Orang yang tekun tidak cepat menyerah, tetapi terus mencoba untuk mengatasi kesulitan hidupnya.

Selanjutnya Paulus berkata: "Ketekunan menimbulkan tahan uji." Kata Yunani yang ia pakai untuk tahan uji ialah, dokime.

Dokime digunakan untuk menyatakan logam yang telah diuji dalam api sehingga segala kotoran telah disingkirkan dari padanya.

Ini kata yang digunakan untuk  perak- yang dicap - 800, tanda perak murni.

Apabila penderitaan dihadapi dengan tahan uji, keluarlah dari pertempuran itu orang yang lebih kuat, lebih murni, lebih baik dan lebih dekat dengan Allah.

Paulus melanjutkan, Tahan uji menimbulkan pengharapan."

Dua orang dapat menghadapi situasi yang sama.

Tapi yang satu akan terbawa pada keputusasaan dan yang lain pada tindakan yang membawa kemenangan.

Bagi yang satu keadaan itu menjadi akhir pengharapannya, bagi yang lain menjadi tantangan kejayaannya.

Contoh anak yang diamputasi  dan pemuda yang putus asah karena satu giginya rubuh.

Apabila seseorang  membiarkan dirinya menjadi lemah dan lesu, di mana ia membiarkan keadaan itu mengalahkannya, bahkan ia membiarkan dirinya sendiri merengek-rengek karena penderitaan, maka sebenarnya ia membuat dirinya sendiri rapuh dan pasti gagal apabila tantangan-tantangan itu datang.

Di pihak lain, orang yang bertekad menghadapi kehidupan dengan berani dan selalu berani berjuang menaklukkan tantangan, maka apabila tantangan datang, ia akan menghadapinya dengan keyakinan dan pengharapan.

Tahan uji yang dipraktekkan selalu menghasilkan pengharapan.

Pembaca yang budiman kita masih akan terus mengalami berbagai tantangan selama kita masih hidup.

Hanya orang yang sudah mati yang akan bebas dari penderitaan.

Tetapi sesuai Roma 5:5 bacaan kita tadi, Pengharapan di dalam Kristus tidak pernah mengecewakan karena pengharapan itu ada di dalam kasih Allah.

Apabila pengharapan manusia adalah di dalam Allah, pengharapan itu tidak pernah sia-sia.

Apabila pengharapan manusia adalah di dalam Allah, maka ia tak dapat dikecewakan.

Apabila pengharapan manusia ada di dalam kasih Allah, maka tidak pernah disesatkan,  karena Allah mengasihani kita dengan kasih yang abadi, yang didukung oleh kuasa yang abadi.

Kiranya Firman Tuhan menguatkan kita semua untuk terus berjuang di tengah-tengah dunia yang tak nyaman ini. Terpujilah Kristus. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved