Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Minggu 12 Mei 2019 ''Pengalaman Masa Lalu adalah Kekuatan Masa Depan''
Renungan Harian Kristen Minggu 12 Mei 2019 ''Pengalaman Masa Lalu adalah Kekuatan Masa Depan''
Apa yang disampaikan Musa, bukan hanya berlaku bagi bangsa Israel yang akan memasuki Tanah Kanaan, tetapi saya dan saudara-saudara juga diingatkan bahwa Allah yang menyertai bangsa Israel pada zaman dulu, juga tetap menyertai saya dan saudara-saudara hingga saat ini.
Kesetiaan Allah tidak berubah, yang berubah adalah hati manusia.
Contoh ketika bangsa Israel kekurangan air, mereka mengeluh.
Mereka merasa Tuhan tidak baik, tetapi Tuhan yang sama itu terus ada dan menyertai mereka.
Kita juga memiliki sejumlah pengalaman bersama Tuhan.
Pengalaman-penglaman itu sangat baik untuk kita ingat kembali dan menguatkan iman kita.
Tidak semua pengalaman menyenangkan, tetapi dengan iman yang teguh, kita akan menemukan banyak hal baik dari pengalaman yang menyakitkan sekalipun.
Kedua:
Kalau Musa telah mewujudkan tanggungjawabnya untuk mengingatkan kepada bangsa Israel tentang kasih dan kebaikan Tuhan kepada generasi yang akan melanjutkan perjalanan mereka masuk tanah Kanaan, maka sejarah penyelamatan Allah itu mesti kita teruskan juga kepada generasi berikut.
Kita harus menceriterakan kepada anak-anak atau cucu-cucu dan semua orang yang ada di sekitar kita, bahwa kasih Tuhan yang pernah kita alami tidak pernah berubah dari waktu ke waktu.
Namun kita sendiri mesti sungguh-sungguh percaya akan kasih dan penyertaan Tuhan yang terus berlangsung turun temurun.
Kita dapat menceriterakan pengalaman-pengalaman hidup kita bersama Tuhan, agar mereka juga memiliki iman yang sama.
Tantangan bagi kita, tidak semua ceritera kita akan didengar oleh anak-anak dan cucu kita yang hidup dalam jaman yang berbeda yakni jaman milenial ini sebagai sebuah kesaksian iman.
Malah mereka akan mengolok-olok.
Tugas kita terus mengulang pengalaman-penglaman iman itu hingga menjadi sebuah warisan iman.
Kekayaan atau harta benda yang kita wariskan kepada anak atau cucu kita akan habis pada generasi ketiga.
Malahan harta benda itu kalau tidak dikelola dengan baik hanya bertahan 1 hari saja di meja judi.
Akan tetapi warisan iman akan jauh lebih bertahan.
(ingat ceritera ASaf yang secara turun temurun melayani di bait Allah sebagai penyanyi dari generasi ke generrasi dalam kitab 1 Tawarikh 16:7 dst).
Tentu tantangan bukan saja dari pendengar, tetapi juga kadang datang dari diri kita sendiri.
Mungkin masing-masing kita pernah dipersulit dalam hidup kita dan diperlakukan dengan tidak adil, tetapi ketika mengalami itu kita masih merasakan kasih dan pemeliharaan Tuhan.
Maka hal ini hendaknya menjadi suatu kesaksian bagi orang lain atau bagi keluarga kita.
Kita wajib menceriterakan pengalaman iman bersama Tuhan, bahwa walau dalam kesulitan karena ulah orang lain, tetapi kasih Tuhan tidak pernah hilang dari hidup kita.
Dan bukan sebaliknya mendendam dan mengajari keluarga kita bagaimana cara membalas dendam terhadap orang yang menyakiti kita.
Rantai kebencian hanya dapat diputuskan dengan pengampunan dan kasih bukan dengan kebencian.
Mari kita teruskan ceritera indah agar baik kita maupun generasi masa kini tetap hidup dalam percaya akan Tuhan dan setia melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup kita semua.
Pengalaman masa lalu bersama Tuhan adalah kekuatan kita untuk menjalani masa depan. (*)
