Simak Yuk, Doa Buka Puasa Ramadhan 1440 H, Tata Cara Berbuka Sesuai Sunnah Rasulullah
Ini doa buka puasa untuk Ramadhan 1440 H atau ramadhan 2019. Simak juga tata cara berbuka puasa sunnah Rasulullah.
Simak Yuk, Doa Buka Puasa Ramadhan 1440 H, Tata Cara Berbuka Sesuai Sunnah Rasulullah
POS-KUPANG.COM- Ini doa buka puasa untuk Ramadhan 1440 H atau ramadhan 2019. Simak juga tata cara berbuka puasa sunnah Rasulullah.
Umat muslim mulai menjalani puasa Ramadan 1440 H pada Senin (6/5/2019).
Ustadz Abdul Somad memberi penjelasan soal doa berbuka puasa yang benar menyambut Ramadhan 1440 H ini.
Ada 2 doa yang bisa dibaca untuk sebelum umat muslim membatalkan puasa.
• Butuh Yang Segar saat Buka Puasa? Coba Yuk Resep Es Melon Kelapa Muda
• Lafadz Niat Puasa Ramadhan, Doa Sahur, Doa Berbuka Puasa Ramadhan 1440 H Tahun 2019
Doa Buka Puasa 1
Doa berbuka puasa yang bersumber dari riwayat HR Bukhari & Muslim 2018
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.
Artinya:
"Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Doa berbuka puasa 2:
Doa berbuka puasa dari riwayat HR Abu Dawud 2018
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya:
"Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Bacalah salah satu dari doa berbuka puasa di atas sebelum Anda membatalkan puasa.
Melansir dari Youtube Taman Surga.Net berikut penjelasan Ust Abdul Somad Lc. MA masalah 2 doa buka yang benar sesuai sunnah Rasulullah.
Dalam ceramah tersebut salah satu jamaah bertanya kepada Ust Abdul Somad tentang kedua doa buka puasa tersebut.
Ustadz Abdul Somad kemudian menjawabnya pertanyaan dari jamaah tersebut dengan membaca doa buka puasa seperti yang di atas.
"Kedua-duanya boleh di pakai yang bilang bukan Ust Somad, tapi Syaikh Ibnu Utsaimin ulama Arab Saudi " Jelas Ust Somad.
Ustad Somad kembali memberikan penjelasan tentang doa buka puasa tersebut.
"Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya, Syaikh kalau mau buka puasa apa doanya? pilihlah salah satu dari doa buka puasa tersebut. Semuanya boleh" Kata Ust Somad.
Dilanjutkannya Ust Abdul Somad menjelaskan, tapi katanya status hadistnya? Hadist ini Dho'if tetap boleh dipakai untuk Fadhilah Amal.
Hadist Dho'if tetap boleh dipakai untuk Fadhilah Amal kalau cukup 5 syarat yaiutu:
1. Bukan masalah akidah tauhid.
2. Bukan masalah halal haram.
3. Tidak terkait dengan Periwayat kadzab (tertuduh pendusta).
4. Masih bernaung hadist shahih.
5. Untuk Motivasi beramal
"Ini masalah tentang doa buka puasa. Sudah saya tulis dibuku 37 masalah populer" Kata UAS
Tata Cara Berbuka Puasa
Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc membeberkan urutan tata cara berbuka puasa seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw.
1. Siapkan air putih atau kurma.
Minimal kurma 3 biji atau lebih tapi disunnahkan ganjil jumlahnya.
2. Tunggu suara adzan magrib dan pastikan itu benar ada adzan maghrib.
3. Jika telah mendengar adzan maka bacalah "bismillah" kemudian makan kurma tadi baru anda minum air yang anda sukai.
Tapi jika tidak ada kurma maka hendaknya minum air putih dulu.
4. Setelah makan kurma dan minum air putih maka ucapkan doa berikut:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
"Dzahabaz zhomaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah"
"Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah.” [HR Abu Daud no 2357, Ad Daruquthni no 2/401]
Setelah itu jika anda ingin doa dengan doa-doa yang lain maka silahkan dan perbanyaklah. Dan selamat menikmati hidangan buka puasa.
5. Jangan lupa bahwa anda ada kewajiban sholat maghrib. Jadi jangan sampai terlambat untuk kaum pria untuk berjama'ah dimasjid.
Semoga Allah ta'ala senantiasa memberi kekuatan kepada Kita untuk menjalankan puasa dan amalan ibadah lainnya dibulan Ramadhan.
Suasana berbuka puasa di Masjid Nabawi. Ramadhan 1439 H/2018 M (Istimewa)
Benarkah Tidak Boleh Shalat Maghrib Sebelum Berbuka Puasa?
Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasisyariah.com memberikan penjelasannya. Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan ingin kencing atau buang air besar.” (HR. Muslim 560).
Dalam hadis lain, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Apabila kalian sudah menghadap ke makanan, maka jangan buru-buru shalat hingga menyelesaikan hajatnya (makannnya), meskipun iqamah shalat sudah dikumandangkan. (HR. Bukhari 674)
Kemudian, dalam hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
“Jika makan malam telah tersajikan, maka dahulukan makan malam terlebih dahulu sebelum shalat Maghrib. Dan tak perlu tergesa-gesa dengan menyantap makan malam kalian.” (HR. Bukhari 673 dan Muslim 557).
Sahabat Abu Darda radhiyallahu ‘anhu mengatakan, "Ciri orang yang pandai masalah agama, dia lebih mendahulukan kebutuhan pribadinya, sehingga dia bisa mengerjakan shalat dalam keadaan hatinya tidak memikirkan yang lain." (Bukhari secara Muallaq, 671).
Nafi – murid sekaligus menantunya Ibnu Umar – menceritakan, "Suatu ketika dihidangkan makanan kepada Ibnu Umar, sementara iqamah sudah dikumandangkan. Namun beliau tidak datang ke masjid, hingga menyelesaikan makannya. Dan ketika makan, beliau mendengar bacaan imam." (Bukhari secara Muallaq, 673).
Islam menghargai adanya syahwat dalam diri manusia. Karena itu, kita tidak diminta untuk mematikan syahwat dalam diri kita, disamping hal itu tidak mungkin dilakukan. Yang diperintahkan adalah mengendalikan syahwat itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk konsentrasi ketika ibadah. Sehingga, ketika terjadi tabrakan antara kebutuhan jiwa dengan ibadah di waktu bersamaan, beliau mengajarkan agar kebutuhan jiwa yang mubah, agar didahulukan dari pada ibadah. Agar dia bisa konsentrasi dalam beribadah.
Beliau bersabda, “Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan ingin kencing atau buang air besar.” (HR. Muslim 560).
Apa makna ”tidak ada shalat” dalam hadis?
Ulama berbeda pendapat,
Pendapat pertama, shalatnya tidak sah. Sehingga ketika ada orang yang shalat sambil menahan ingin buang hajat atau menahan keinginan untuk menyantap makanan yang telah dihidangkan, maka shalatnya batal. Ini merupakan pendapat Syaikhul Islam dan ulama madzhab dzahiriyah.
Pendapat kedua, shalatnya tetap sah, namun makruh dan pahalanya tidak sempurna.
Sehingga makna ‘Tidak ada shalat’ adalah tidak sempurna shalat seseorang. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama (Taisir al-Allam, Syarh Umdah al-Ahkam, 1/96).
Syarat dan ketentuan
Jika makanan sedang dihidangkan ketika waktu shalat, apakah seseorang harus segera makan?
Sebagian ulama memberikan persyaratan,
Ada keinginan untuk makan. Jika tidak ada keinginan, karena tidak nafsu atau sudah kenyang atau sebab lainnya, dia tidak harus makan
Waktu shalat masih longgar jika mendahulukan makan. Jika waktunya sempit, tidak memungkinkan jika makan dulu, maka dia harus mendahulukan shalat.
Memungkinkan untuk makan. Jika tidak memungkinkan, maka dia harus mendahulukan shalat. Contoh tidak memungkinkan: makanan dihidangkan di warung, sementara dia tidak memiliki uang untuk membelinya. Atau dia sedang puasa, sementara makanan dihidangkan di waktu asar.
Berdasarkan keterangan di atas, orang yang sedang berbuka puasa, dan di hadapannya ada makanan menarik baginya, maka hendaknya dia dahulukan makan sebelum shalat.(*)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Perhatikan Urutan Tata Cara Berbuka Puasa Ini, Jangan Sampai Salah," http://palembang.tribunnews.com/2016/06/06/perhatikan-urutan-tata-cara-berbuka-puasa-ini-jangan-sampai-salah?page=4.&_ga=2.69857232.1927233529.1557476398-1328776340.1556758599