Melihat Keberadaan Pesanggaran Belanda, Kalau Masuk Pintu Jangan Ditutup Agar Tidak Hilang
agak angker maka para komponi tidak berani untuk tinggal di pesanggrahan di kelimutu
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
Melihat Keberadaan Pesanggaran Belanda Di Kelimutu, Kalau Masuk Pintu Jangan Ditutup Agar Tidak Hilang
POS-KUPANG.COM--Bagi para pengunjung Danau Kelimutu ketika datang ke puncak Kelimutu selama ini hanya terfokus pada keberadaan Danau Kelimutu karena memang dia menjadi icon pariwisata di Kabupaten Ende dan Provinsi NTT.
Namun demikian kalau ada waktu setidaknya mampir ke sebuah tempat yang merupakan Pesanggarahan Belanda.
Letaknya tidak jauh dari Lapangan Parkir sekitar 30 meter namun selama ini tidak banyak diketahui publik sehingga luput dari perhatian.
Untuk itu agar keberadaan Pesanggaragan Belanda bisa dikenal publik maka Balai Taman Nasional Kelimutu selaku lembaga yang mengelola keberadaan Kelimutu mulai gencar melakukan promosi.
“Iya kita sengaja membuat berbagai acara di Pesanggarahan agar keberadaannya bisa dikenal publik,”kata kepala Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu.
Pesanggaran tersebut terletak di lereng Gunung Kelimutu, tepat di sebelah utara lapangan parkir jalan setapak masuk menuju Danau Kawah Kelimutu.
Bangunan tersebut adalah sebuah reruntuhan bangunan Kuno karena kalau sekedar lewat saja mungkin pesanggrahan ini akan luput dari pengamatan.
Untuk mencapai bekas pesanggrahan Belanda Belanda pengunjung harus melewati anak tangga ke bawah.
Anak tangga ini begitu panjang, cukup berjalan santai selama kurang dari 10 menit pun sampai.
• VIDEO: Puncak Bukit Palahonang di Sumba Timur, Bikin Anda Baper, Penasaran Seperti Apa?
• Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Dari Mabar Sudah Selesai
Dilihat bangunan ini memang terkesan menyeramkan, lantainya di penuhi oleh lumut dan daun yang berjatuhan, beberapa bagian temboknya yang retak tampak dirambati pepohonan liar.
Sebagaimana ditulis didalam Buletin Kelimutu seperti yang diceritakan oleh Joseph (87 ) salah satu orang tetua di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu mengatakan bahwa bangunan ini didirikan sebelum dirinya lahir yaitu sebelum tahun 1930.
Kesan mistis memang muncul saat berada di reruntuhan pesanggrahan tersebut.
Ketika disinggung mengenai pengalaman mistisnya, Joseph mengatakan sejauh ini tidak ada apa-apa, dirinya tidak pernah diganggu.
“Yang tunggu sudah berteman dengan saya,”ujarnya.