Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 28 April 2019 “Kejujuran Memang Mahal Harganya''

Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 28 April 2019 “Kejujuran Memang Mahal Harganya''

Editor: maria anitoda
Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 28 April 2019 “Kejujuran Memang Mahal Harganya'' 

Renungan Harian Kristen Protestan

Minggu 28 April 2019

Oleh: Pdt DR Mesakh A P Dethan MTh

“Kejujuran Memang Mahal Harganya”

 

Pembaca yang budiman kali ini saya ingin merubah cara menerangkan teks renungan kita. 

Saya mengajak para pembaca untuk kita sedang masuk dalam sebuah drama yang dibagi atas beberapa adegan.

 Adegan I:

Alkisah di sebuah kampung ada pemelihan RT dan hanya dua orang yang maju dalam pemilihan RT.

Yang satu sang incumbent atau ketua RT yang lama dan yang kedua adalah sang penantang.

Kedua paslon di hadapan para pemilih sepakat untuk berjanji dan menandatangani pakta integritas agar menghindari segala bentuk kecurangan dalam pemilihan RT kali ini.

Para calon dan pendukungnya sepakat bahwa pemimpin RT yang lahir dari kecurangan bukan saja akan meracuni peradaban kampung ,- yang luhur, bermartabat dan dilandasi pada nilai-nilai keadilan dan kebenaran,-  yang sudah dibangun oleh para leluhur mereka sejak dahulu kala, tetapi juga akan merusak citra dan nama sang RT terpilih dan nama baik kampung itu sendiri.

Karena itu dipilihlah para petugas yang jujur, adil dan independen, dan bukan oknum yang bisa disuap atau diajak kerjasama demi uang dan jabatan, sehingga menghindari salah imput data berulang-ulang yang dapat merusak proses pemilihan itu dan yang pada akhirnya legitimasi ketua RT terpilih nanti tercemar. 

Intinya pemilihan RT harus jujur, adil dan transparan.

Warga kampung sepakat siapapun yang terpilih tidaklah soal yang penting lahir dari pemilhan yang jujur adil dan transparan. 

Karena orientasi keterpilihan ketua RT adalah pelayanan masyarakat bukan berkuasa  atas masyarakat atau mau membangun dinasti dari periode ke periode apalagi menipu dan berbohong kepada mereka.

 Adegan 2:

Sekitar tahun 2007 terjadi kerusuhan di Atambua, sehingga penjara terbakar, dan banyak Napi menggunakan “kesempatan emas” ini untuk melarikan diri.

Setelah kerusuhan berakhir, ada beberapa napi yang datang menyerahkan diri kembali, sementara sebagian besar menggunakan kesempatan ini untuk meloloskan diri.

Pihak LP mengeluarkan pengumumuman agar napi yang sudah kabur kembali melaporkan dirinya.

Tetapi hanya sebagian kecil saja yang kembali, dan mereka yang kembali diberi potongan masa hukuman.

Sementara yang melarikan diri terus dicari dan ada yang berhasil ditemukan kembali.

Mereka yang ditemukan kembali dan dibawa pulang secara paksa mendapat hukuman yang lebih berat dari mereka yang kembali karena kesadaran sendiri.

Nilai dari kasus ini adalah kejujuran dan keadilan.

Para napi pernah buat salah, tetapi diberi kesempatan untuk merubah hidup.

Napi yang jujur adalah napi yang mau mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

Adegan 3:

Untuk menemukan orang yang jujur tidak banyak orang, tetapi Alkitab mendorong kita sebagai orang kristen untuk bersikap jujur, dan hal itu tampak dalam sikap Paulus dan Silas menurut kitab Kisah Para Rasul 16:19-34.

Sebetulnya Paulus dan Silas punya peluang besar untuk meloloskan diri oleh karena waktu mereka di penjara, terjadi gempa bumi dan pintu-pintu penjara terbuka, tembok-tembok runtuh.

Para Napi termasuk Paulus dan Silas dengan mudah dapat meloloskan diri.

Tetapi sikap Paulus dan Silas tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Oleh karena kalau mereka lakukan itu, maka resiko akan ditanggung oleh kepala penjara dan orang-orang yang bertugas pada waktu itu.

Ketika Paulus dan Silas melihat kepala penjara mau bunuh diri, Paulus dan Silas mencegahnya dan mengatakan kami tidak lari tapi kami ada di sini.

Sikap kejujuran Silas dan Paulus ini menyelamatkan kepala penjara.

Tapi sebenarnya mereka tidak hanya menyelamatkan kepala penjara saja, tetapi seisi rumah dari kepala penjara itu.

Kejujuran Paulus dan Silas, tidak hanya menyelamatkan kepala penjara dari kematian fisik, tetapi juga kematian kekal.

Oleh karena sesudah ia tidak jadi bunuh diri, ia mengaku percaya kepada Kristus, dan sebagai tanda, ia memberi diri dibaptis dan seisi rumahnya (menurut para penafsir makna seisi rumah adalah termasuk orang-orang yang mengabdi atau bekerja di rumah si kepala penjara, biasanya para budak atau para pekerja dst).

Sebenarnya dari kejujuran Paulus dan Silas tidak hanya menyelamatkan jabatan satu orang tetapi menyelamatkan nyawa banyak orang.

Ratusan orang yang telah turut diselamatkan oleh mereka berdua.

Mereka bukan saja menyelamatkan kepala penjara, tetapi menyelamatkan jiwa banyak orang.

 Adegan 4:

Inti pesan dari Firman Tuhan hari ini adalah kejujuran, bahwa kejujuran yang kita lakukan, bukan hanya untuk nama baik kita saja, tetapi juga dalam contoh Paulus dan Silas, mereka menyelamatkan banyak orang.

Seorang Bapak/Suami atau Ibu/istri  yang jujur tidak hanya menyelamatkan dirinya, tetapi juga anggota keluarganya.

Sebaliknya kalau ia tidak jujur bukan hanya mencelakakan dirinya, tetapi keluarganya dan banyak orang lain.

Pemimpin yang jujur tidak hanya menyelamatkan dirinya, tetapi menyelamatkan  rakyatnya dari kekacauan.

Menurut Tomas Jeferson kejujuran merupakan bab pertama dari buku kebijaksanaan.

Apa yang Jeferson bilang itu betul, sebab orang berhikmat dalam alkitab selalu dihubungkan dengan takut akan Tuhan dan jujur di hadapan Allah.

Dalam Amsal 3:32 dikatakan: „ karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat“.

Jadi orang jujur punya kawan, bukan hanya manusia, tetapi Tuhan sendiri memilih dia menjadi kawan karib.

Sebaliknya orang yang tidak jujur, menjauhkan diri dari Allah dan menjadi musuh Allah.

Adegan 5:

Di kabarkan di sebuah tokoh ada dijual kejujuran.

Pada dinding kaca toko terpampang tulisan dengan jelas: “Kejujuran memang mahal harganya”.

Adegan 6:

Pada Kolose 3:9.10 dikatakan "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya".

Karena Tuhan Allah menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya (Amsal 2:7).(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved