Renungan Harian
Renugan Harian Katolik Rabu 24 April 2019: "Percakapan yang Bermutu dan Mencerahkan"
Renugan Harian Katolik Rabu 24 April 2019: "Percakapan yang Bermutu dan Mencerahkan"
Renungan Harian Katolik
Rabu 24 April 2019
Lukas 24 : 13-35
Oleh RD.Florens Maxi Un Bria
Rohaniwan Keuskupan Agung Kupang - NTT
Percakapan yang Bermutu dan Mencerahkan
"Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" ( Luk 24:17)
Ada ungkapan berbunyi "Bila anda mimiliki sebuah apel dan aku memiliki sebuah apel, dan kita tukarkan satu sama lain, masing -masing kita tetap memiliki hanya sebuah apel.
Namun bila kita masing-masing memiliki satu pikiran dan pikiran itu kita bagikan satu dengan yang lain masing-masing kita memiliki lebih dari satu pikiran."
Paska wafatnya Yesus. Para murid galau. Mereka masing-masing menepi. Diantara mereka ada dua murid yang memilih untuk pergi ke Emaus.
Dalam perjalanan itu, mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang terjadi. Utamanya tentang sengsara, wafat dan berita tentang kebangkitan Yesus.
Percakapan itu tidak sekedar untuk menepis rasa galau.Melainkan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan; Benarkah Yesus telah bangkit? Ataukah jenasahnya dicuri orang seperti isu yang berkembang di kalangan orang Yahudi.
Percakapan mereka mencerahkan dan melegakan. Setidak-tidaknya mereka sempat mengingat kembali Sabda Yesus sebelum Ia menjalani misteri Paskah.
Bahwasannya Putera Manusia harus menderita agar masuk dalam kebangkitan yang mulia.
Percakapan kedua murid menjadi seru manakala Yesus hadir untuk mencerahkan dan mempertajam ingatan mereka tentang apa sesungguhnya yang telah terjadi.
Yesus Mesias Anak Allah yang hidup menderita dan wafat di salib untuk menebus dosa manusia.
Mereka belum juga tahu siapakah sosok pribadi yang sedang ikut berbicara tentang topik penderitaan Anak Manusia.
Dalam percakapan yang mendalam dan hening, pencerahan terjadi.
Yesus memandu percakapan dan bahkan menjelaskan isu Kitab Suci yang membuat hati mereka berkobar.
Dari penjelasan Yesus dan cara Ia mengkomunukasikan diri, para murid mulai paham bahwa Dia sesungguhnya adalah Yesus Guru mereka yang telah bangkit.
Satu tindakan khas Yesus yang selalu diingat mereka adalah Ia mengucapkan syukur dan berkat, memecah-mecahkan roti lalu memberikannya kepada mereka.
Tindankan ini menyadarkan para murid bahwa pribadi yang sedang ada bersama mereka adalah Tuhan dan Guru mereka yang telah bangkit.
Dalam ziarah hidup kita juga sering menghadapi suasana buntu dan galau. Terhadapnya kita diminta untuk mencari solusi dengan membangun percakapan yang bermutu.
Memilih teman diskusi dan dialog yang tepat. Tokoh utama dan pertama yang mesti dilibatkan adalah Yesus Sang Guru Agung.
Selebihnya adalah orang-orang kepercayaan lainnya yang memiliki kapasitas untuk mendengarkan.
Marilah belajar saling mendengarkan.
Belajar membangun percakapan yang bermutu dan menghidupkan dengan orang -orang yang tepat.
Sebab Percakapan yang bermutu dan bermakna tentang hidup dan masa depan dapat menghadirkan pencerahan.
Doa. Tuhan tinggallah bersama kami. Hadirlah dalam setiap percakapan yang kami bangun. Amin.
(*)