Renungan Harian
Renungan Harian Protestan Minggu (21/4): "Yesus Bangkit, Diskriminatif Pada Perempuan Dihapuskan"
Renungan Harian Protestan Minggu (21/4): "Yesus Bangkit, Diskriminatif Pada Perempuan Dihapuskan"
Renungan Harian Kristen Protestan, Minggu Paskah 21 April 2019
Oleh: Pdt DR Mesakh A P Dethan MTh
Sikap Diskriminatif Terhadap Perempuan Dihapuskan oleh Kebangkitan Yesus
Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan: Kebenaran itu menyakitkan jika dinyatakan dan hanya sedikit orang yang dapat menerima hal itu.
Kebenaran memang seringkali mengusik kenyamanan banyak orang.
Kebangkitan Yesus merupakan sebuah kebenaran yang telah mengusik kenyamanan Para Pemimpin Agama Yahudi pada waktu itu.
Yesus adalah, tokoh agama terbesar sepanjang masa, tetapi juga membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah yang Mahakuasa yang memberikan harapan bagi dunia.
Kehebatan para pemimpin dunia adalah kemampuan berbicara atau kemampuan beretorika.
Yesus tidak hanya pandai bicara, tetapi ia memberi bukti akan ucapannya! Kubur kosong merupakan bukti sejarah sekaligus sebuah kebenaran yang tidak dapat dibantah oleh siapapun. Meskipun banyak orang berusaha untuk menutupinya.
Kebangkitan Yesus membuat perbedaan dengan semua tokoh agama yang pernah ada. Semua pemimpin agama mati, tetapi bedanya Ia bangkit dari kematian dan meninggal kubur kosong.
Kita bangga mempunyai Yesus yang ajaib dan luar biasa. Hormat dan Kemualiaan patut diberikan bagi Dia yang bangkit.
Karena melalui kebangkitan Kristus Hidup orang percaya menjadi memiliki harapan, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.
Tuhan Yesus telah mengalahkan kematian.
Yesus mengajarkan orang Kristen mengembangkan teologi kehidupan dan bukan teologi kematian.
Tuhan Yesus memenuhi janjiNya. Ia membuktikan kata-kataNya. Yesus mengatakan bahwa Ia akan mati tetapi 3 hari kemudian Ia akan bangkit kembali (Luk 18:33).
Kata-kata ini bukan isapan jempol belaka karena ia telah bangkit (bdk.Yoh 20:1-9).
Penulis Injil Matius (Matius 28:1-15) menegaskan bahwa setelah hari sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu kaum perempuan (Maria Magdalena dan Maria yang lain) yang ingin menengok dan memberi rempah-rempah kepada mayat Yesus justru bertemu dengan suatu kejadian dasyat yang tidak terduga oleh mereka (ayat2 dan 3).
Seorang Malaikat dengan wajah bagaikan kilat dan berpakaian putih seperti salju telah mengulingkan batu kubur Yesus . Para penjaga kubur Yesus menjadi gentar dan ketakutan seperti orang-orang mati.
Kepada mereka Malaikat itu memberitakan bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati (ayat 5-8).
Dengan suka cita mereka bergegas pulang namun di tengah jalan mereka berjumpa dengan Yesus. Mereka mendekatinya dan memeluk kakinya dan menyembahnya (ayat 9).
Dan kepada mereka Yesus berpesan "jangan takut. Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea dan disanalah mereka akan melihat Aku" (ayat 10).
"Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Ayat ini juga paralel dengan yang di Markus "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu.
Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. (Mrk 16:6).
Sebaliknya kuasa kebangkitan memberi semangat keberanian untuk bersaksi (Matius 28:10, 19,20).
"Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus; Ia mendahului kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepadamu” (Mrk 16: 7).
Perempuan saksi kebangkitan yang pertama
Dalam adat istiadat dan Tradisi Yahudi orang menempatkan wanita sebagai anggota masyarakat kelas dua, tetapi kebangkitan Kristus telah menggugat tradisi tersebut (Mat.28:1-10).
Peraturan manusia yang diskriminatif terhadap perempuan dihapuskan oleh kebangkitanNya. Di hadapan mata Allah semua manusia adalah sama dan sejajar.
Kata Yunani humago mempunyai dua makna pergi lah atau kembalilah, yang menunjuk kepada suatu tindakan aktif. Kata ini mengandung makna sebuah perintah atau ajakan yang harus dilakukan dan harus dipertanggungjawabkan.
Janji tentang hidup kekal (Yoh.3:16; 14:6) kini mendapatkan garansinya, oleh kebangkitan Kristus. Sebab itu, iman dan pemberitaan gereja tidak sia-sia (I Kor.15:14).
Kebangkitan memberikan harapan
Jika ada kebangkitan berarti ada kehidupan, kalau ada kehidupan otomatis ada harapan.
Orang yang benar-benar memiliki kebangkitan Kristus, akan menjalani hidup dengan bergairah dan antusias, tidak mengeluh dengan masalah, selalu optimis bahwa kemenangan akan diraih.
Kebangkitan juga berarti harapan, dengan kebangkitan Kristus, harapan akan hidup kekal termasuk menang atas segala persoalan hidup.
Mereka memeluk kaki Yesus dan menyembahnya. Menunjukkan bahwa Yang mereka sembah bukanlah hantu, tetapi tubuh Yesus yang bangkit. Hantu berupa Roh dan tidak bisa disentuh apalagi dipeluk, tetapi Yesus dapat disentuh (Mat 14:26, Mrk 6:49, Luk 24:37, 24:39 .
Lukas 24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
Galilea, bukan Yerusalem; kampung, bukan kota besar (Mrk 16:7).
Titik tolak dari awal pelayanan para murid akan dimulai dari kampung Galilea dan bukan kota besar Yerusalem. Yerusalem sebagai tempat para nabi dibunuh Yerusalem juga sebagai tempat pengadilan Yesus yang berujung kepada hukuman mati dalam bentuk penyalibannya.
Orientasi desa, dan bukan kota: pedesaan masih menawarkan kesejukan, kepolosan dan kenyamanan, sebaliknya kota besar menawarkan segala kerumitan dan polusi agama, budaya dan sosial.
Dalam hal ini saya apresiasi hasil kerja keras dan semboyan dari seorang wakil rakyat yang selalu bertolak ke dalam perasaan dan kebutuhan rakyat kecil, yakni bangun kampung bangun Indonesia atau bangun Indonesia dari pinggiran telah terbukti melalui banyak hal, bukan saja dalam hal pembangunan infrastruktur tetapi juga memajukan olah raga bagi anak-anak kampung di perbatasan Belu (di antaranya Bola kaki).
Di desa banyak keterbatasan dikota banyak fasilitas termasuk fasilitas untuk buat jahat, tetapi Yesus menyuruh para murid memulai awal yang baru dari desa.
Kebangkitan memberikan pemulihan: Petrus dan para murid yang lain dipulihkan, karena ingat dan berpegang pada kata-kata Yesus. Contoh Sikap hidup Petrus dan Yudas nenghasilkan akhir hidup yang berbeda, terletak pada kesungguhan untuk memberi diri dipulihkan oleh Allah.
Petrus menyesali, bertobat dan menjadi penginjil hebat, Yudas juga memang semula menyesali dosanya, tetapi tidak berakhir dengan pertobatan karena ia mengakiri hidupnya dengan bunuh diri (Mat 27:5).
Menurut Injil Markus kaum perempuan yang hendak ke kubur sebetulnya penuh dengan rasa kuatir: "Siapakah yang akan menggulingkan batu itu bagi kita” (Markus 16:3).
“Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling” (ayat 4). Kita juga sering kuatir dengan hidup kita. Apa yang kita kuatirkan yaitu masalah kita, sebenarnya Tuhan sudah “gulingkan” lewat kebangkitan-Nya.
Dari cerita kebangkitan ini kita melihat respons yang berbeda antara kaum perempuan, para murid Yesus dengan Mahkama Agama.
Bagi Kaum perempuan dan para murid, berita kebangkitan Yesus suatu sukacita besar. Tetapi bagi Mahkama Agama berita kebangkitan Yesus seakan ancaman bagi mereka.
Sehingga dengan segala cara mereka menolak berita kebangkitan dari para tentara penjaga kuburan Yesus. Mereka bahkan menyuap para tentara untuk mengarang cerita bahwa Yesus tidak bangkit tetapi mayatnya dicuri oleh murid-muridNya sendiri.
Mestinya ketika mendengar laporan dari para tentara penjaga kuburan tentang adanya gempa bumi yang dasyat, turunnya seorang malaikat, penggulingan batu besar dari pintu kubur dan keluarnya tubuh Yesus dalam keadaan hidup dari dalam kubur itu, maka para imam kepala sadar dan merasa malu atas semua tindakan mereka pada Yesus dan suatu kesempatan terbaik untuk mereka bertobat.
Menyesali perbuatan mereka yang telah membunuhNya.
Akan tetapi mereka begitu keras kepala dalam kedegilan hati mereka, sehingga mereka menutup-nutupi kebenaran itu.
Mengapa karena mereka takut kehilangan muka dan berusaha sedapat mungkin menutupi semua bukti-bukti kebangkitanNya.
Mereka berunding dan memutuskan untuk menyuap para tentara untuk menutup mulutnya, sehingga tidak menceritakan apa yang sebenarnya telah mereka lihat (Matius 28:12-15).
Ada hal-hal yang dapat membuat orang percaya salah dalam mengambil keputusan, dan tentunya harus perbaiki, cuma karena suatu kepentingan kita abaikan itu, ada tanda dari Tuhan agar kita memperbaiki diri.
Tuhan selalu punya cara supaya suatu kejahatan tidak berlanjut tapi sering kita tidak mau mendengarnya.
Demikianlah orang yang telah menjadi hamba kejahatan akan mendapati bahwa sebuah dosa pasti akan menimbulkan dosa selanjutnya, sehingga mereka terjerumus dalam lingkaran setan dan terus menambah dosa mereka.
Banyak orang Yahudi juga juga mudah dihasut oleh dusta para pemimpin Yahudi.
Mereka bukan hanya menelan mentah-mentah berita bohong dari pemimpin Yahudi tetapi juga turut menyebarluaskannya (Mat 28:15 Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini).
Pesan kebangkitan untuk kita adalah janganlah kita mau jadi orang Kristen yang mudah dihasut oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Sebab kebenaran tidak selamanya bisa dibungkam, dengan cara Tuhan sendiri kebenaran itu akan terkuak dengan sendirinya.
Orang yang benar selalu mendapat banyak cobaan iman. Orang-orang yang berani membela kebenaran justru akan dicari-cari kesalahannya.
Paulus mengatakan bahwa Kristus telah bangkit, maka berilah dirimu diperdamaikan, memiliki makna bahwa orang percaya harus mampu mengubah cara hidupnya yang lama.
Dengan tegas Paulus mengatakan :”buanglah ragi lama supaya kamu menjadi adonan yang baru” (I Kor 5:7) Setiap orang diminta untuk meninggalkan cara hidupnya yang lama dan mau mengenakan cara hidup yang baru seperti yang ditelandankan oleh Yesus. ***************