Ajak Generasi Muda Gunakan Sarung Tenun Daerah
Nuansa budaya NTT itu berupa penggunaan sarung tenun khas daerah di beberapa daerah di NTT
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Ajak Generasi Muda Gunakan Sarung Tenun Daerah
POS-KUPANG.COM | MBAY -- menarik saat ikut perayaan misa Jumat Agung di Paroki Kristus Raja - Riti di Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo.
Pasalnya ratusan umat yang mengikuti misa Jumat Agung di Paroki yang terletak di atas bukit Desa Riti Kecamatan Nangaroro itu tampak dengan nuansa budaya khas NTT.
Nuansa budaya NTT itu berupa penggunaan sarung tenun khas daerah di beberapa daerah di NTT.
Saat perayaan Jumat Agung, Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 15.00 Wita semua umat tampak mengenakan sarung adat sebagai tanda berkabung wafatnya Yesus Kristus.
Sarung tenun yang mereka gunakan yaitu berasal dari berbagai daerah di NTT seperti sarung tenun Nagekeo, Bajawa, Manggarai, Maumere, Larantukan, Lembata, Sabu, Timor dan sarung tenun daerah lainnya.
Umat tampak larut dalam suasana perayaan Jumat Agung yang dipimpin oleh Romo Vikep Bajawa Romo Yos Daslan, Pr itu.
• Mantan Marinir AS Ditangkap, Diduga Terkait Penyerangan Kedubes Korut
• Seorang Wanita Tewas Dalam Mobil di Parkiran Hotel Sheraton Gunung, Ini Fakta- faktanya
Perayaan Jumat Agung juga dirayakan dengan ritual cium salib. Semua umat yang hadir tampak maju satu persatu untuk mencium Salib Yesus yang disiapkan oleh beberapa petugas.
Perayaan Jumat Agung juga merupakan peringatan wafatnya Yesus Kristus di kayu salib setelah diadili.
Setelah mengalami berbagai penyiksaan dan penderitaan akhirnya Yesus mati di Bukit Golgota di atas kayu salib.
Kematian tersebut dipercayai oleh umat kristiani sebagai bentuk penebusan dosa umat manusia.
Misa yang berlangsung sekitar dua jam itu berjalan aman dan lancar. Semua larut dalam perayaan itu dengan penuh kidmat.
Ketua Seksi Kepemudaan Stasi Ndetunura Paroki Kristus Raja Riti, Severinus Wasa, mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya satu diantaranya menggunakan sarung tenun daerah.
"Artinya kita memperkenal pakaian asat kepada orang muda dan nilai budaya harus diajarkan.
Maka harus kita kembangkan. Wajib mengenakan pakaian adat," ujarnya.
Ia mengaku anggota koor dari Stasi Ndetunura wajib mengekan sarung tenun sebagai simbol berkabung wafatnya Yesus Kristus.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan)