Pokmaswas Pindahkan 12 Sarang Penyu dan Lepas 789 Tukik
Kelompok Masyarakat Pengawas Pedan Wutun di Kelurahan Ritaebang Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur berhasil melestarikan penyu
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
Pokmaswas Pindahkan 12 Sarang Penyu dan Lepas 789 Tukik
Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM | LARANTUKA- Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pedan Wutun di Kelurahan Ritaebang Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur (Flotim) berhasil melestarikan penyu.
Ketua Pokmaswas Pedan Wutun, Kristo Werang, mengatakan Pokmaswas ini telah melestarikan penyu dan mengampanyekan pelestarian penyu, penyelamatan megafauna, sosialisasi kepada sasama nelayan dan masyarakat tentang hewan-hewan laut yang dilindungi.
"Dalam dua tahun terakhir kami sudah lakukan pengawasan dan edukasi, memindahkan 12 sarang penyu dan melepas 789 tukik pada tahun 2018," ungkap Kristo, dalam Diskusi Masyarakat Kelautan dan Illegal Fishing di atas kapal Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, Sabtu (13/4/2019) di Larantuka seperti disampaikan Tim Ekspedisi, Ugi Sugiarto, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (17/4/2019).
• Ramalan Zodiak Cinta dan Kesehatan Kamis 18 April 2019, Leo Percaya Diri, Libra Mudah Tersinggung
Diskusi ini dihadiri Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Dinas Kelautan dan Perikanan Flotim dan Yayasan Misool Baseftin.
Kecamatan Solor Barat memiliki pantai pasir putih yang panjang dan Kelurahan Ritaebang merupakan habitat penyu bertelur. Sedangkan, perairan laut digunakan oleh megafauna laut untuk mencari makan dan migrasi hiu paus, dugong, lumba-lumba, penyu, pari dan paus biru.
Rencana jangka pendek, lanjut Kristo, Pokmaswas akan membangun rumah edukasi dan ekowisata penyu, meningkatkan promosi dan mengembangkan materi edukasi ekowisata. Dalam jangka panjang menjadikan Pantai Ritaebang sebagai rumah penyu, tempat wisata dan edukasi konservasi penyu di Flores.
Meski telah banyak upaya pengawasan dan pelestarian dilakukan, belum sekalipun pemerintah provinsi atau pusat memberi bantuan. Selama ini, kata Kristo, sumber dana dari swadaya anggota, lurah dan Yayasan Misool Baseftin. Sedangkan pendampingan dibantu pembinaan oleh DKP Flotim.
• Ramadan Segera Tiba, Simak 4 Manfaat Berpuasa yang Jarang Diketahui
Kristo mengharapkan perhatian pemerintah provinsi karena pengalihan kewenangan pengelolaan sektor kelautan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi sesuai UU No. 23 tahun 2014.
"Kami harap pemerintah dukung rencana jangka pendek dan jangka panjang. Kami butuh laptop untuk membuat data dan kamera dalam air. Setidaknya ada angin segar untuk terus menyulut semangat kami," harap Kristo.
Ugi Sugiarto mengatakan, Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa saat ini sampai di titik ke-45 Larantuka menyisakan tujuh titik dalam trip lima rute timur ekspedisi yakni Maumere, Marpokot, Reo, Labuan Bajo, Jampea, Takabonerate dan Benteng Selayar kemudian kembali ke Makassar sebelum melanjutkan rute barat pada bulan Mei 2019 dan tiba di Jakarta 17 Agustus 2019 tepat di titik ke-74. (*)