Warganya Diculik ISIS, Selandia Baru Kirim Pasukan Khusus

Pemerintah Selandia Baru, Senin (15/4/2019) mengatakan, telah mengirim pasukan khusus ke Suriah untuk mencari Louisa Akavi, perawat yang diculik ISIS

Editor: Ferry Ndoen
AFP via Daily Mail
Seperti inilah kondisi Baghouz. Desa di timur Suriah sebagai lokasi akhir kekhalifahan Negara Islam Irakdan Suriah (ISIS) yang direbut pada Sabtu pekan lalu (23/3/2019). 

POS KUPANG.COM - - Pemerintah Selandia Baru, Senin (15/4/2019) mengatakan, telah mengirim pasukan khusus ke Suriah untuk mencari Louisa Akavi, perawat yang diculik ISIS enam tahun lalu.

Rincian penculikan Louisa dirahasiakan hingga Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Minggu (14/4/2019) mengabarkan penculikan Louisa dan dua pengemudi warga Suriah pada 2013.

Saat itu mereka sedang berada dalam konvoi palang merah membawa pasokan obat-obatan ke fasilitas kesehatan di Idlib.

Hasil Pertandingan Liga Italia, AC Milan Kalahkan Lazio, AS Roma Atasi Udinese

Di tengah jalan, sekelompok orang bersenjata menghentikan mereka dan menculik tujuh orang. Empat orang dibebaskan sehari kemudian.

Wakil PM Selandia Baru Winston Peters mengatakan, informasi soal penculikan itu sengaja dirahasiakan demi menjaga keselamatan mereka yang diculik.

Peters menambahkan, pemerintah Selandia Baru yakin Louisa masih disandera ISIS dan saat ini sedang dilakukan operasi untuk mencari keberadaan perempuan berusia 62 tahun itu.

Operasi itu termasuk mengirimkan sebuah tim multi agensi kecil yang berbasis di Irak.

"Operasi ini melibatkan personel Pasukan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) khususnya dari Unit Operasi Khusus. Dan mereka sudah mengunjungi Suriah seperti diperintahkan," kata Peters.

"Mereka bukan unit tempur dan memiliki spesialisasi untu mencari lokasi Louisa dan mengidentifikasi peluang untuk menyelamatkan dia," tambah Peters.

Harian The New York Times mengabarkan, ICRC yakin Louisa masih hidup karena setidaknya dua orang mengaku melihat dia pada Desember lalu di sebuah klinik di Sousa, salah satu desa terakhir yang dikuasai ISIS.

Sejumlah saksi mata mengatakan, Louisa melakukan tugas medis di klinik dan rumah sakit ISIS.

Hal itu mengindikasikan Louisa tak lagi dikurung dan berhasil menggunakan kemampuannya sebagai perawat sebagai alat tawar untuk kebebasannya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved