3 Isu Viral di Medsos Kompak Dibantah Geng Siswi SMA Pengeroyok Siswi SMP

3 Isu Viral di Medsos kompak dibantah geng siswi SMA pengeroyok siswi SMP

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/HENDRA CIPTA
Tiga tersangka pengeroyokan AD (14), siswi SMP di Kota Pontianak, bersama temannya menyatakan permintaan maaf dan mengakui perbuatannya di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019). 

3 Isu Viral di Medsos kompak dibantah geng siswi SMA pengeroyok siswi SMP

POS-KUPANG.COM | PONTIANAK - Geng siswi SMA yang terlibat dalam pengeroyokan AD (14), siswi SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, minta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Indonesia dan korban, Rabu (10/4/2019) malam.

Dari ketujuh orang yang meminta maaf malam itu, tiga di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Empat lainnya diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polresta Pontianak.

KPU Minta Publik Manfaatkan Debat Kelima untuk Tentukan Pilihan

"Saya sebagai salah satu pelaku, saya meminta maaf atas perlakuan saya terhadap AD dan saya sangat menyesal atas perlakuan saya ini," kata tersangka berinisial FZ alias LL.

Dalam kesempatan itu, mereka juga mengklarifikasi sejumlah isu yang beredar luas di media sosial, antara lain:

1. Bantah pengeroyokan, tetapi satu lawan satu

Menurut LL, dalam kasus ini tidak terjadi pengeroyokan namun dilakukan secara terpisah, satu lawan satu, oleh tiga pelaku di waktu yang berbeda pada Jumat (29/3/2019) sekitar pukul 14.30 WIB.

Geng Siswi SMA Tersangka Pengeroyok Siswi SMP Mengaku Bersalah dan Minta Maaf

"Memang benar kami melakukan pemukulan, tetapi kami tidak mengeroyok, apalagi sampai 12 orang," ungkapnya.

2. Bantah rusak organ vital

Mereka juga kompak membantah telah merusak organ vital korban yang hingga kini menjadi topik paling hangat dibicarakan di media sosial.

3. Bantah benturkan kepala ke aspal

Sementara itu, tersangka NB alias EC mengatakan tidak ada aksi penyekapan, penyeretan, penyiraman secara bergiliran dan membenturkan kepala AD ke aspal.

Para remaja ini pun berharap, masyarakat pengguna media sosial tidak menghakimi. Apalagi melakukan ancaman verbal maupun fisik. Karena menurut dia, tidak semua yang beredar di media sosial itu benar.

"Saya minta maaf kepada AD dan keluarganya. Saya menyesal," ucap NB. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved