Siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang Sukses Berwirausaha Ayam Pedaging
PWMP (Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian) ialah program yang dibuat oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya
POS KUPANG.COM -Jika berjalan-jalan di area instalasi ternak unggas SMK Pertanian Pembangunan Negeri Kupang, maka akan menemukan aktivitas yang tidak biasa. Sementara instalasi lain dikelola oleh petugas instalasi, di instalasi unggas nampak siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang beraktivitas setiap pagi, siang bahkan hingga malam hari.
Jika diamati, tampaklah mereka bergantian memberi pakan dan minum ayam pedaging (broiler), juga sesekali mengamati kesehatan unggas tersebut.
Siswa-siswi tersebut ialah Kristofel Nathan Maliti, Krisantus Amnunuh, Claris Fransiska Tanmenu, Nikolaus Oemolos, Anwar Ricardo Bees dan Mario Gabriel Berek. Mereka adalah siswa kelas XI SMK-PP Negeri Kupang.
Aktivitas yang mereka jalankan merupakan agribisnis ayam pedaging. Bukan, aktivitas mereka tidak ada kaitannya dengan praktik mata pelajaran di sekolah, meski sedikit banyak ilmu yang mereka dapat di ruang kelas berguna juga.
Yang mereka ikuti ialah program penumbuhan wirausaha muda dengan bantuan permodalan alias PWMP.
PWMP (Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian) ialah program yang dibuat oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Bantuan modal yang diberikan merupakan stimulant agar tumbuh ‘start-up’ di bidang pertanian.
Penerima dana bantuan PWMP merupakan siswa SMK di bawah naungan Kementerian Pertanian, mahasiswa POLBANGTAN (Politeknik Pembangunan Pertanian) se-Indonesia, dan alumni mahasiswa perguruan tinggi mitra Kementerian Pertanian.
Untuk siswa SMK-PP dan mahasiswa POLBANGTAN, modal bantuan yang diterima ialah Rp 15.000.000,-, sedangkan alumni menerima Rp 30.000.000,-. Modal bantuan sebesar Rp 15 juta itulah yang mereka gunakan untuk mulai berwirausaha.
Awalnya, mereka menjalankan usaha penggemukan babi selama 1 periode. Budidaya hortikultura pernah juga mereka geluti. Barulah mulai Februari 2019 ini mereka mencoba budidaya ayam pedaging. Mereka membentuk 2 kelompok yang masing-masing memelihara ayam sebanyak 100 ekor.
Kenapa memelihara ayam pedaging dan bukan ternak yang lainnya?
Ayam pedaging dinilai sebagai ternak yang menguntungkan.
Sebab, permintaan pasar akan ayam pedaging tergolong tinggi, bahkan seringnya pasar kekurangan stok untuk memenuhi permintaan pasar.
Harga ayam pedaging di Kupang juga relatif stabil. Pemeliharaannya cenderung mudah dan cepat panen.
Setiap harinya, Kristofel dkk bergantian merawat ayam pedaging, dengan bimbingan dari Bapak Yusuf Mozes, S.Pt sebagai pembimbing PWMP. Tidak jarang, di beberapa kesempatan mereka bergantian tidur di kandang, dengan berbekal kasur spons dan bantal seadanya.
Di hari libur pun mereka masih disibukkan dengan aktivitas budidaya. Beberapa ekor ayam yang mereka besarkan mati, entah karena dehidrasi, kanibalisme atau kecelakaan kerja.
Namun, syukurlah 80% ayam yang mereka pelihara bisa bertahan hingga masa panen dan mencapai bobot badan rata-rata 1,5 kg.
Jumat, 29 Maret 2019, mobil pick-up dengan boks pengangkut ayam pedaging tiba di SMK-PP Negeri Kupang. Mobil tersebut memasuki area instalasi ternak unggas, tujuannya ialah membeli ayam pedaging yang mereka pelihara.
Pembeli ayam merupakan broker alias pemborong yang datang dari Kabupaten TTS. Selain dibeli oleh pemborong, mereka juga menjual ayam pedaging secara langsung kepada guru dan masyarakat sekitar. Keuntungan pun jadi buah manis yang mereka petik.
Setelah pemeliharaan pertama yang sukses, kelompok PWMP ini akan memelihara ayam pedaging lagi. Hari ini (8/4/2019), bibit ayam potong sejumlah 300 ekor akan mulai masuk instalasi ternak unggas SMK-PP Negeri Kupang. Terus semangat ya, Kristofel dkk! (*)