Libya Berkecamuk Pertempuran- Amerika Serikat Selamatkan Pasukannya

Amerika Serikat ( AS) mengumumkan telah menarik sebagian pasukan di Libya buntut situasi mencekam

Editor: Ferry Ndoen
EPA via BBC
Seorang tentara asal Misrata menunggu di mobil yang membawa senapan mesin jelang pertempuran melawan pasukan pemberontak Libya di bawah pimpinan Jenderal Khalifa Haftar. 

POS KUPANG.COM - - Amerika Serikat ( AS) mengumumkan telah menarik sebagian pasukan di Libya buntut situasi mencekam yang tengah terjadi di sana.

"Karena situasi tegang di Libya, kontingen yang menyokong Komando Afrika (AFRICOM) sementara dipindahkan," demikian pernyataan militer AS.

Diwartakan AFP Minggu (7/4/2019), tidak dijelaskan berapa banyak militer yang ditarik AS dari negara di kawasan Afrika Utara itu.

Suporter Surabaya Bonek Ingin Final Piala Presiden 2019 Digelar di Tempat Netral

Wagub NTT Buka Aqua Danone Nation Cup 2019

Bermarkas di Stuttgart Jerman, Komando Afrika AS mempunyai tugas mendukung misi diplomatik, anti-terorisme, dan memperkuat keamanan kawasan.

AFRICOM melanjutkan, mereka bakal terus memantau situasi di lapangan dan mempertimbangkan apakah bakal kembali menempatkan kembali tentara.

"Kenyataannya, situasi keamanan di Libya terus meningkat dan tidak bisa diprediksi," ucap Komandan AFRICOM, Jenderal Marinir Thomas Waldhauser.

Selain AS, sejumlah negara sebagaimana diwartakan BBC juga mulai memindahkan warga atau pasukannya dari Libya. Antara lain India.

Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj berkata, 15 anggota Pasukan Cadangan Kepolisian telah dievakuasi dari ibu kota Tripoli karena situasi di sana memburuk.

Kemudian perusahaan minyak dan gas multinasional asal Italia, Eni, juga memutuskan menyelamatkan seluruh karyawannya dari negara itu.

Editor BBC Sebastian Usher mengungkapkan, ada warga yang mulai menimbun makanan serta bahan bakar. Ada juga yang tidak meninggalkan rumah karena takut dijarah.

Segala situasi yang mencekam itu buntut dari mobilisasi pasukanpemberontak yang loyal kepada Jenderal Khalifa Haftar ke ibu kota sepanjang pekan ini.

Tentara Nasional Libya (LNA) di bawah komando Haftar telah diperintahkan untuk bergerak ke Tripoli, dan dilarang menyerang warga sipil.

Pasukan LNA itu hendak menduduki Tripoli yang dikuasai Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) yang mendapat dukungan dari dunia internasional.

Pertempuran antara LNA dengan GNA yang disokong milisi terjadi di bandara di selatan Tripoli setelah LNA mengklaim telah merebutnya.

Sempat memukul mundur Haftar di dekat Tripoli, GNA mengendurkan serangan dan memilih melancarkan serangan udara, 50 km di sebelah selatan.

Seorang milisi dari Misrat mengatakan, kelompok mereka telah bergabung bersama GNA dan mengirim kendaraan tempur di Tajura guna menangkal pasukan Haftar.

Libya telah diguncang konflik sipil sejak penggulingkan Kolonel Muammar Gaddafi pada 2011, dengan Haftar merupakan salah satu bawahan setianya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved