Puskesmas Tarus Dampingi 5 Anak Gizi Buruk

Puskesmas Tarus di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sejak Januari-Februari 2019, mendampingi 5 anak gizi buruk.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Pos Kupang.com/Edy Hayong
Imelda Sudarmadji 

POS-KUPANG.COM | TARUS - Puskesmas Tarus di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sejak Januari-Februari 2019, mendampingi 5 anak yang teridentifikasi mengalami gizi buruk.

Kelima anak itu masing-masing 2 anak di Noelbaki, 1 anak di Penfui Timur, 1 anak di Oelpuah dan 1 anak di Mata Air.

Kepala Puskesmas Tarus, drg. Imelda Sudarmadji menyampaikan hal ini kepada POS KUPANG.COM, Senin (25/3/2019).

UNBK di Kota Kupang, Begini Kesan Emylia Masang, Peserta dari di SMKN 2 Kupang

Imelda mengatakan, persoalan anak gizi buruk memang saat ini menjadi perhatian pihaknya. Petugas kesehatan yang ada di desa diminta untuk memantau balita yang terkena gizi buruk pada saat pelaksanaan posyandu.

Dari data yang ada, kata Imelda, sejak Januari-Februari ada 5 anak yang mendapat perhatian khusus karena teridentifikasi terkena gizi buruk.

Obet Laha Ditunjuk Menjadi Pelaksana Harian Bupati Kupang

"Total anak gizi buruk yang semntara ini ditangani kami untuk Januari-Februari ada 5 anak. Rinciannya, Desa Noelbaki : 2 anak, Desa Penfui Timur : 1 anak, Desa Oelpuah 1 anak dan Desa Mata Air : 1 anak. Kita terus dorong orangtua untuk perhatikan pola asupan gizi supaya anak-anak bisa sehat kembali," katanya.

Sebelumnya, Kristina Ndoki (1,2 tahun), bocah yang tinggal di RT 15/RW 06, Dusun III, Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, saat ini mengalami gizi buruk. Berat badannya hanya 5,4 kilogram sesuai hasil penimbangan di posyandu tanggal 10 Maret 2019 lalu.

Bocah Kristina yang ditinggal pergi ibu kandungnya sejak Agustus 2018 ke Medan dan dipelihara Neneknya, Anita Amaral dan Kakeknya, Jose Maria Soares.

Lebih menyedihkan lagi nenek dan kakek Kristina dalam keluarga memiliki 12 orang anak.

Disaksikan POS-KUPANG.COM, Kamis (21/3/2019), bocah Kristina yang mengenakan baju kaus berwarna putih bunga-bunga digendong neneknya. Raut wajahnya menunjukan ada kerinduan untuk sehat dan bisa bermain-main layaknya seorang bocah.

Sesekali dia menggerakan jari tangannya sambil menatap POS KUPANG dan Bidan yang selama ini melayani posyandu di Oebelo yakni Ruth D Pasaribu dan Sasia Olivera.

Anita Amaral menceritrakan, sejak Kristina lahir tanggal 19 Januari 2018 lalu, ibundanya, Merita da Costa masih menemaninya sampai Agustus 2018.

Selama itupun Kristina tidak mendapatkan ASI sampai akhirnya Merita pergi ke Medan melalui satu yayasan yang mereka tidak pernah tahu namanya.

"Mamanya pergi tanpa kami tahu. Ada satu yayasan yang panggil ke Medan. Sejak mamanya pergi, Kristina saya yang rawat. Mau minum ASI darimana terpaksa kami buat bubur untuk kasih dia makan. Kami pergi posyandu terus. Karena makan tidak betul kondisinya makin menurun," kata Anita. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved