Luis Leeds, Pembalap Berdarah Indonesia, Menangi Balap Formula 4 GP Australia

Pembalap berdarah Indonesia Luis Leeds menjuarai balapan Formula 4 pada Grand Prix Australia di Albert Park, Melbourne, Australia, akhir pekan lalu.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Instagram/luisleeds
Pembalap Australia berdarah Indonesia pose dengan ibunda, Maria 

POS-KUPANG.COM - Pembalap berdarah Indonesia Luis Leeds menjuarai balapan Formula 4 pada Grand Prix Australia di Albert Park, Melbourne, Australia, akhir pekan lalu.

Luis yang bergabung dengan tim balap AGI Sport mampu menjaga penampilannya sejak menjadi yang tercepat pada balap kualifikasi pada Kamis, pekan lalu.

Dilansir dari laman abc.net.au/indonesian, Rabu (20/3/2019), Luis memimpin pada balap hari pertama Jumat, posisi ke-9 pada balap kedua hari Sabtu, posisi kedua pada balap ketiga hari Minggu, sehingga mengumpulkan 45 poin untuk naik ke podium juara.

Dengan trofi kemenangan di tangannya, Luis Leeds merasa sangat lega setelah menghabiskan jeda musim panas lalu tanpa kepastian tentang kariernya di dunia balap.

"Saya sudah cukup melewati banyak hal dalam karier balap saya, dan saya sangat senang menyelesaikan dengan kemenangan putaran pertama saya di Formula 4 Australia," kata Luis yang lahir 6 Maret 2000.

"Ini adalah balap pertama saya di F4 selama hampir dua tahun. Saya cukup kesulitan mengatasi ini pada beberapa putaran pertama. Tapi setelah berjalan dan ban panas, kami bisa membuat jarak dan menjauh [dari lawan]," kata Luis.

Luis Leeds sempat dikontrak sebagai pembalap junior tim Red Bull di Inggris.
Luis Leeds sempat dikontrak sebagai pembalap junior tim Red Bull di Inggris. (formula4.com.au)

Luis mendapatkan wildcard untuk turun di seri pertama dari enam laga kejuaraan Formula 4 Australia, dan tidak akan turun di lima balap lainnya.

Aturan menetapkan juara Formula 4 tidak diperbolehkan untuk berlaga lagi di kategori sama, untuk memberi kesempatan bagi pembalap muda menapaki tangga balap mobil.

Ini bukan penampilan Luis yang pertama di Grand Prix. Dia juga menang Grand Prix Formula 4 di Mexico pada 2015.

"Ini adalah kedua kalinya saya berada di tangga teratas pada sebuah Grand Prix," kata Luis.

Penampilannya yang mengesankan pada GP Formula 4 di Meksiko membuat Luis dikontrak masuk tim junior Red Bull dan pindah ke Inggris pada 2016 untuk berlaga di MSA Formula, yang setara dengan Formula 4.

Berlaga di MSA Formula adalah salah satu jenjang yang bisa membawa pembalap untuk nantinya sampai ke Formula 1.

Tahun lalu kontrak Luis dengan Red Bull diputus dan tanpa kejelasan pendanaan sponsor ia memilih kembali ke Melbourne untuk menyelesaikan sekolahnya di kelas 12 (SMA).

"Dalam waktu yang pendek, saya mengalami roller coaster yang luar biasa," kata Luis.

"Saya berangkat dari hanya sebagai pembalap di Formula Ford lalu menjadi bagian dari program Red Bull untuk balapan di Monaco di Formula Renault dan kemudian kemungkinan tidak bisa turun balap, hanya dalam empat tahun."

Selain mengejar karirnya sebagai pembalap, Luis Leeds juga berkomitmen menyelesaikan sekolahnya.
Selain mengejar karirnya sebagai pembalap, Luis Leeds juga berkomitmen menyelesaikan sekolahnya. (formula4.com.au)

Luis menekuni dunia pacu mobil dengan balap gokart sejak umur 11 tahun.

"Ada masa dalam hidup saya ketika saya 11 tahun dan ayah saya bertanya, “Kamu bisa balap di club akhir pekan ini atau kamu bisa main footy, kamu mau apa?" kenang Luis.

"Saya tidak menyesali ketika saya bilang saya ikut balapan club. Bagi saya sangat menyakitkan kalau tidak bisa mengejar karier saya di balap mobil."

Luis terlahir dari pasangan Dean Leeds dan Maria yang berasal dari Jawa Timur.

Pembalap muda berdarah Indonesia Luis Leeds menjuarai balapan Formula 4 pada Grand Prix Australia di Melbourne, 17 Maret 2019.
Pembalap muda berdarah Indonesia Luis Leeds menjuarai balapan Formula 4 pada Grand Prix Australia di Melbourne, 17 Maret 2019. (formula4.com.au)

Tahun 2016 pembalap Indonesia Rio Heryanto dari tim Manor Racing turun pada Formula 1 Grand Prix Australia di Melbourne.

Rio adalah pembalap Indonesia pertama dan satu-satunya yang pernah berlaga di F1. Tetapi debutnya di F1 tidak berlanjut karena ketiadaan sponsor.

Ada Bendera Indonesia

Mobil pebalap Josef Kaufmann Racing asal Australia berdarah Indonesia, Luis Leeds, yang akan dipakai pada persaingan Eurocup Formula Renault 2.0 2017.
Mobil pebalap Josef Kaufmann Racing asal Australia berdarah Indonesia, Luis Leeds, yang akan dipakai pada persaingan Eurocup Formula Renault 2.0 2017. (ISTIMEWA via Kompas.com)

Selain Presley Martono, ada pebalap berdarah Indonesia lain yang turun pada Eurocup Formula Renault 2.0 (FR 2.0) 2017 yaitu Luis Leeds.

Luis merupakan pebalap kelahiran Melbourne, 6 Maret 2000. Ayahnya, Dean Leeds, adalah orang Australia, sementara sang ibu, Maria, merupakan perempuan Indonesia.

Saat menjalani tiga tes pramusim di Sirkuit Magny-Cours (Perancis), Sirkuit Paul Ricard (Perancis), dan Nurburgring (Jerman), Maret lalu, ada bendera Indonesia yang menempel di mobil Luis.

"Karena saya merasa salah kalau hanya memakai bendera Australia. Ibu saya orang Indonesia. Saya punya latar belakang Indonesia. Rasanya salah kalau saya hanya memasang bendera Australia," kata Luis saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.

Lahir dan besar di Melbourne bukan berarti Luis tidak mengenal budaya Indonesia. Dia bahkan mengaku fasih berbahasa Indonesia ketika masih kecil.

"Dulu waktu kecil saya lancar berbahasa Indonesia dan saya juga belajar di sekolah Indonesia yang ada di Melbourne," kata Luis yang kini memperkuat tim Josef Kaufmann Racing, sebagaimana diberitakan komps.com, 13 April 2017.

"Entah bagaimana, setelah besar saya lupa bahasa Indonesia. Mungkin karena tidak dipakai lagi dalam komunikasi sehari-hari," ujar dia menambahkan.

Pebalap yang kini berusia 17 tahun tersebut juga beberapa kali berkunjung ke Indonesia, tetapi itu sudah lama sekali dilakukan.

"Lama sekali, mungkin 10 tahun yang lalu. Saya pasti akan ke Indonesia lagi, dan itu pasti sangat menyenangkan," ujar sulung tiga bersaudara ini.

FR 2.0

Seperti Presley, Luis akan menjadi salah satu rookie pada FR 2.0 musim ini. Dia juga belum pernah turun di 10 sirkuit yang akan menjadi tuan rumah musim ini.

"Saya pernah balapan di Sirkuit Silverstone, tetapi di sirkuit kecilnya. Kalau di sirkuit besarnya belum pernah. Semua sirkuit yang akan dipakai musim ini, masih baru buat saya," kata Luis.

Sirkuit Silverstone (Inggris) akan jadi tuan rumah seri kedua pada 12-14 Mei. Luis sudah merasakan memacu mobil Sirkuit Paul Ricard dan Nurburgring pada tes pramusim, yang akan jadi tuan rumah seri ke-6 dan ke-8.

"Tes pertama saya di Magny-Cours berjalan lancar. Tes kedua di Sirkuit Paul Ricard juga lancar, meskipun ada beberapa kendala," aku pebalap yang tahun lalu bergabung di Red Bull Academy tersebut.

"Tes ketiga saya tidak berjalan baik. Nurburgring sirkuit yang sulit buat saya. Tetapi, masih banyak area di mana saya akan bisa berkembang," kata dia lagi.

Dari 30 pebalap yang akan bersaing musim ini, Luis menyebut rekan satu timnya, Sacha Fenestraz (Perancis), sebagai pesaing terkuat.

Tahun ini merupakan musim kedua Fenestraz turun di FR 2.0. Musim lalu, dia merupakan salah satu rookie terbaik.

Seri pertama FR 2.0 2017 akan berlangsung di Sirkuit Monza, Italia, 21-23 April.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved