Berita Teenagers
Teenager: Jangan Hanya Pandai Kerja Soal Ujian , Harus Juga Pandai Tangkal Hoaks
Salam jumpa lagi ya, Tenners. Sudah pasti tema rubrik kita hari ini tak kalah serunya dengan tema hari-hari kemarin.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricardus Wawo
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Salam jumpa lagi ya, Tenners. Sudah pasti tema rubrik kita hari ini tak kalah serunya dengan tema hari-hari kemarin. Tema kali ini cukup serius tetapi tetap santai. Cieeee..
Tapi ingat ini bukan kampanye untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden. Tema kita, soal cara menangkal hoaks.
Ini adalah respon terhadap maraknya berita bohong akhir-akhir ini. Intensitasnya bahkan meningkat menjelang pemilihan umum pada 17 April 2019 mendatang.
• All England 2019: Luka di Telunjuk Kaki Ikut Pengaruhi Performa Jonatan
Uhhhhh, mengerikan juga yaa kalau dipikir-pikir. Orang bisa-bisa saja saling menghujat, menjatuhkan, memfitnah dengan berita-berita bohong ini tanpa ada proses selektif dalam membagikan informasi dan berita.
Nah, tenners! Jangan hanya pandai saat kerja soal ujian saja ya, pandai-pandailah menangkal berita bohong.
Apalagi, kaum milenial juga acapkali menjadi sasaran empuk para penyebar berita-berita bohong. Maka, sekali lagi, pandai-pandailah menanglah hoaks.
• Sekolah di Kota Kupang Ini Laksanakan UNBK Mandiri
Lenso Asbanu (23), mengatakan, sangat berbahaya apabila generasi milenials lebih mudah terjebak berita bohong. Disampaikannya, kaum milenials seyogyangan menjadi pelopor kejujuran dalam memberi informasi dan berita.
"Secara probadi saya tidak cepat percaya dengan informasi-informasi yang beredar di media social. Informasi yang benar bisa kita selidiki di media-media terpercaya," ungkap Lenso.
Hal serupa juga dijelaskan Monika Lolan (22). Dara asal Pulau Solor, Flores Timur ini menjelaskan hanya orang yang malas membaca saja yang mudah terjerat berita bohong.
Menurutnya, semakin seseorang disiplin dalam membaca dan membuat verifikasi, semakin seseorang pandai menangkal berita bohong.
• TNI dan Polri Bantu Bangun Rumah Korban Bencana di Liliba
"Selama ini saya percaya berita-berita dari media yang selama ini sudah terpercaya saja. Kalau tidak ya untuk apa dihiraukan," paparnya sambil menyebutkan sejumlah media di Indonesia yang ia percaya.
Berita bohong atau yang akrab disebut hoaks, ungkapnya, berseliweran hampir setiap hari di berbagai laman media sosial. Volumenya bertambah masif menjelang 17 April 2019.
Nah, tenners, berdasarkan pengalaman, jangan hanya pandai mengerjakan soal ujian saja, tugas maha berat juga ada di pundak tenners sekalian yakni menjadi agen-agen perubahan yang berani dan terdepan menangkal segala rupa dan jenis hoaks atau berita bohong tak berdasar itu. (*)