Berita Teenager
Teenager: Aku Kok Sering Sesak Nafas, Oh Ternyata Separuh Nafasku Ada di Kamu
Hallo Teeners apa kabar? Jumpa lagi, salam dari penulis buat kamu yang manis, tetap semangat menjalani aktivitas.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Hallo Teeners apa kabar? Jumpa lagi, salam dari penulis buat kamu yang manis, tetap semangat menjalani aktivitas.
Yang sedang kumat malasnya, jangan-jangan kamu lagi diam-diaman, marah-marahan atau saling cuek sama doi.
Teeners kita, Sri Afrianingsih, yang akrab disapa Sri, megatakan, kalau ada masalah sama doi, bawaannya 'mager' alias malas gerak. Kok bisa?
• Ratusan Umat Hindu Kota Kupang Gelar Upacara Caru di Pura Oebanantha Oeba
"Iya dong, kalau ada masalah terus tiba-tiba diam-diaman, rasanya ada yang hilang dari diriku," kata Sry.
Menurut Sry, doi bisa jadi penyemangat tapi bisa juga membuat gelisah dan galau. Kalau hubungan sama doi baik-baik saja, mesra dan saling perhatian, wah semangatnya berlipat.
Kalau sebaliknya, kuliah, belajar dan kerjaan bisa berantakan.
• Pasca Praktik, Siswa Lakukan Pemanenan Silase Umur 7 Hari di SMK-PP Negeri Kupang
Seldiana Meo, Teeners kita yang akrab disapa Seldin, bilang, ketergantungan kita sama doi membuat kita dikendalikan oleh perasaan-perasaan kita, sehingga segala sesuatu seringkali dikerjakan berdasarkan mood.
"Nah itu bahayanya, kalau kita terlalu bergantung sama doi. Tapi aku sering bingung bagaimana caranya supaya aku tidak terus bergantung sama doi," kata Seldin.
• Kepolisian Panggil Menteri Keuangan Diduga terkait Skandal Bendungan
Lain lagi dengan Teeners kita yang satu ini, "Halo perkenalkan nama saya Hilarius Roland Sina. Cara paling ampuh agar kita tidak bergantung sama doi adalah biasakan diri melakukan sesuatu tanpa harus berdiskusi sama doi," kata Roland.
Menurut Roland, kalau kita terlalu melibatkan pasangan dalam setiap keputusan atau tindakan, kita akan selalu mengalami konflik batin, makanya setiap keputusan kita cendrung berdasarkan perasaan, tidak lagi rasional dan realitas. (*)