Gerhana Bulan
Fenomena Supermoon, Hukum dan Tata Cara Solat Gerhana Bulan Malam Ini
Fenomena alam supermoon alias bulan super akan terjadi di Indonesia pada hari ini mulai sore hingga malam ini, Selasa (19/2/2019).
POS-KUPANG.COM - Fenomena alam supermoon alias bulan super akan terjadi di Indonesia pada hari ini mulai sore hingga malam ini, Selasa (19/2/2019).
Kejadian fenomena alam supermoon juga diprediksi akan memengaruhi pola pasang air laut.
Peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau saat fenomena Supermoon, agar mewaspadai naiknya permukaan air laut, benar-benar harus menjadi perhatian masyarakat.
BMKG Berau juga memperingatkan masyarakat di wilayah pesisir, agar mewaspadai naiknya permukaan air laut karena fenomena perige, atau posisi bulan yang berdekatan dengan bumi dan bersamaan dengan bulan purnama atau Supermoon.
Posisi bulan yang dekat dengan bumi mempengaruhi gravitasi yang membuat permukaan air laut menjadi naik dari kondisi pasang biasanya.
Ketika gerhana bulan terjadi, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana.
Tata Cara Salat Gerhana Bulan
Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang menjadi tanda kebesaran Allah SWT.
Dalam bahasa Arab gerhana bulan disebut "khusuf"
Saat terjadi fenomena alam gerhana bulan kita umat mulim dianjurkan untuk salat sunah dua rakaat atau salat sunah khusuf.
Salat sunah ini terbilang sunah muakkad.
Salat sunah gerhana bulan bisa dikerjakan secara berjamaah atau dilakukan sendiri di rumah masing-masing.
Melansir dari laman Nahdlatul Ulama, pendapat salat gerhana dapat dikerjakan sendiri ini dipegang oleh Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki.
Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki menyebutkan tata cara shalat gerhana bulan menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki dalam Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram sebagai berikut:
وقالت الحنفية صلاة الخسوف ركعتان بركوع واحد كبقية النوافل وتصلى فرادى، لأنه خسف القمر مرارا في عهد الرسول ولم ينقل أنه جمع الناس لها فيتضرع كل وحده، وقالت المالكية: ندب لخسوف القمر ركعتان جهرا بقيام وركوع واحد كالنوافل فرادى في المنازل وتكرر الصلاة حتى ينجلي القمر أو يغيب أو يطلع الفجر وكره إيقاعها في المساجد جماعة وفرادى
Artinya: “Kalangan Hanafi mengatakan, salat gerhana bulan itu berjumlah dua rakaat dengan satu rukuk pada setiap rakaatnya sebagai salat sunah lain pada lazimnya, dan dikerjakan secara sendiri-sendiri. Pasalnya, gerhana bulan terjadi berkali-kali di masa Rasulullah SAW tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasul mengumpulkan orang banyak, tetapi beribadah sendiri.
• Saksikan Live Streaming Gerhana Bulan Total (Supermoon) Jam 23.30 WIB Malam Ini
• Waspadai Air Pasang Saat Terjadi Fenomena Supermoon Malam Ini
• Live Streaming Bhayangkara FC vs PSIS Semarang di Piala Indonesia, Sudah Kick Off
Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar (lantang) dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti salat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Salat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh salat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri,” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram, Beirut, Darul Fikr, cetakan pertama, 1996 M/1416 H, juz I, halaman 114).
Sebelum salat ada baiknya seseorang melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”
Berikut panduan secara teknis, salat sunah gerhana bulan sendirian menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki yang telah dilansir Tribunkaltim.co dari laman NU.or.id.
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
3. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan jahar (lantang).
4. Rukuk.
5. Itidal.
6. Sujud pertama.
7. Duduk di antara dua sujud.
10.Sujud kedua.
11.Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
12.Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama.
13.Salam.
14.Istighfar dan doa.
Shalat sunah gerhana bulan juga dapat dikerjakan dengan ringkas.
Seseorang dapat membaca Surat Al-Fatihah saja pada setiap rakaat tanpa surat pendek atau dengan surat pendek.
Cara ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini:
ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس
Artinya: “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).
Ketika gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat sunah gerhana bulan tetap berlaku.
Tidak ada batasan jumlah rakaat shalat gerhana bulan menurut Madzhab Maliki.
Hanya saja shalat sunah gerhana bulan ini dikerjakan per dua rakaat.
Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki.
Tetapi shalat gerhana bulan sendiri dapat dilakukan dengan kafiat ala Madzhab Syafi'i, yaitu dengan membaca dua Al-Fatihah, dua rukuk, dan dua kali i'tidal. Wallahu a’lam.
(Tribunkaltim.co/nu.or.id)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Fenomena Supermoon Terjadi Malam Ini, Begini Hukum dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Sendirian, http://kaltim.tribunnews.com/2019/02/19/fenomena-supermoon-terjadi-malam-ini-begini-hukum-dan-tata-cara-salat-gerhana-bulan-sendirian?page=all.