Begini Geliat Taekwondo di SMA Katolik Regina Pacis Bajawa
Taekwondo saat ini di SMA Recis sebutan untuk Regina Pacis Bajawa merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang sangat aktif di SMA Katolik Regina Pacis
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Jenis olahraga bela diri satu diantaranya adalah Taekwondo. Olahraga Taekwondo rupanya sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya.
Tak terkecuali di SMA Katolik Regina Pacis Bajawa. Taekwondo saat ini di SMA Recis sebutan untuk Regina Pacis Bajawa merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang sangat aktif di SMA Katolik Regina Pacis Bajawa.
Taekwondo masuk Recis pada bulan Juli 2018, hingga saat ini ada 31 siswa-siswi Recis yang sangat aktif dengan perincian 17 Perempuan 13 Laki-laki.
Dalam seminggu latihan 3 hari yakni Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Pada 17 Agustus tahun 2018, 30 anggota Taekwondo asal Recis ini pernah tampil untuk parade dan karnaval dalam memeriakan HUT kemerdekaan RI.
Dalam perjalanan waktu, 30 siswa-siswi Recis ini semakin sungguh dalam setiap latihan.
30 anggota Taekwondo ini di bimbing oleh Sabuen Recis yakni Anastasius Yoanes Siga.
Rupanya dari hari ke hari kesungguhan 30 anak Recis ini semakin mengalami perubahan yang lebih baik.
Minggu (17/2/2019) SMA Regis menggelar Ujian Kenaikan Tingkat Periode I Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI Pro) tingkat Kabupaten Ngada di Aula Bappeda Kabupaten Ngada.
Semua perserta mendapatkan sabuk kuning, dengan begitu seni bela diri Taekwondo bukanlah kegiatan ekskul semata pada SMAK Recis Bajawa tetapi lebih daripada itu, menjadi penggagas bela diri Taekwondo untuk tingkat Kabupaten Ngada.
Ujian Kenaikan Tingkat Periode I ini di hadiri oleh Sabuen Tingkat Provinsi NTT, Fuad Sauqi, S. Ag dengan pangkat Dan V Kukkiwon.
Sabuen Fuad merupakan wasit Taekwondo tunggal asal NTT di tingkat Internasional seperti wasit di Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan bulan April kemarin pernah menjadi wasit di Jepang.
Legalitas sebagai pelatih dan wasit di buat dalam bentuk Sertifikat yang dikukuhkan oleh Pusat Taekwondo dunia di Korea Selatan dan tempat ujianya di Jogja.
Dalam sambutanya saat menguji 30 anggota Taekwondo, Sabuen Fuad mengatakan sejak tahun 1989 Taekwondo sudah masuk NTT dan sejak saat itu juga, Ia sudah bergabung.
Dihadapan 30 an anggota Taekwondo, ia menegaskan ikut Taekwondo bukan untuk baku pukul atau jadi geng.
Tetapi melatih dan membina mental dan kepribadian yang berkarakter. Selain itu, agar para generasi harus dijejali oleh daya-daya positif.
"Bahwa kita sama-sama berusaha untuk mengembangkan Taekwondo di NTT, sehingga harapan pada generasi NTT yang unggul dan berkarakter yang di dalamnya miliki kecerdasan spritual, sehat jasmani, kepribadian yang peka dan displin dapat terwujud, " ujar Sabuen Fuad.
Selain itu, ia menegaskan agar menjaga nama baik Bela diri Taekwondo. Rendah hati tidak boleh sombong dan menghargai sesama.
"Adik-adik, dimana saja, harus mampu menjaga namai baik Taekwondo, saling menghargai, rendah hati dan harus mampu menjaga nama baik Lembaga Pendidikan Recis, entah masi menjadi siswa ataupun sudah alumnus. Sehingga moto hidupnya yakni sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi orang lain, selalu menjadi mendorongnya untuk terus mengembangkan kebaikan lewat Taekwondo," ujarnya.
Ia mengaku lewat Taekwondo dirinya bisa berbuat baik bagi sesama.
"Lewat Taekwondo saya bisa berbagi kebaikan bagi semua orang yang saya jumpai dalam hidup saya, "Imbuhnya.
Pada kesempatan ini juga, Sabuen Taekwondo Ratu Damai, Yoan Siga mengatakan dirinya sangat mencintai Taekwondo dan bergabung sejak tahun 2012 di Jogja. Hingga saat ini sudah banyak kejuaraan yang Ia raih, baik tingkat nasional maupun internasional. Dan Ia juga bersyukur bisa menjadi pelatih (Sabuen) Ratu Damai SMAK Recis Bajawa.
"Saya ingin mengembangkan Taekwondo di Kabupaten Ngada melalui pintu SMAK Recis Bajawa dan saya ingin mendidik anak-anak untuk bisa berprestasi hingga ke tingkat nasional bahkan internasional. Selain itu, saya juga ingin membuat para generasi untuk menjadi pribadi-pribadi yang displin dan berkarakter, "katanya.
Sementara Wakasek Kesiswaan SMAK Recis, Hendrianto Ndiwa, menegaskan ada banyak hal positif yang didapatkan dari Taekwondo. Diantaranya, bisa melatih anak untuk lebih displin, berpikir kritis dan cepat betindak.
"Otak kiri identik dengan berpikir matematis sedangkan otak kanan melatih anak untuk berpikir kreatif dan cepat eksekusi. Bahwa para generasi dilatih untuk bermental pejuang, berpikir kritis dan juga bertindak cepat dengan tepat sasar. Dan anak-anak dapat lebih percaya diri dalam menjalankan hidup dan kehidupanya. Prinsipnya setiap anak harus mendapatkan sentuhan dengan cara berbeda namun humanis," ujar Ndiwa. (*)
