Ibunda Adelina Sau Mengaku Tidak Mengikuti Proses Hukum di Malaysia
Yohana yang duduk di kursi depan diapit oleh Ketua MS Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon dan Pdt. Emmy Sahertian.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Ibunda Adelina Sau Mengaku Tidak Mengikuti Proses Hukum di Malaysia
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Yohana Banunaek, ibunda Almarhum Adelina Sau mengakui, tidak mengikuti perkembangan proses hukum terhadap pelaku penganiayaan Adelina di Malaysia.
Yohana Banunaek menyampaikan hal ini dalam Bahasa Dawan yang diterjemahkan oleh Ketua MS GMIT , Pdt. Dr. Mery Kolimon pada acara konfrensi Pers Memorial Almarhum Adelina Sau
Adelina Sa’u ,salah satu Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang meninggal di Malaysia 11 Februari 2018 lalu.
Acara ini berlangsung di Kantor Sinode GMIT , Selasa (12/2/2019).
• Empat Pokmas di Fatuleu Dapat Ilmu Peternakan dari BBPP Kupang
• RPH Oeba Tidak Layak Digunakan, Limbah Hewan Masuk Sampai ke Sumur dan Rumah Warga Saat Hujan Lebat
• Mantan Gelandang Manchester United, Paul Scholes Resmi Latih Oldham Athletic
Kegiatan ini juga dalam rangka peringatan satu tahun kematian Adelina.
Pada saat acara dimulai, Yohana yang duduk di kursi depan diapit oleh Ketua MS Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon dan Pdt. Emmy Sahertian.
Saat konfrensi pers, ada pertanyaan soal proses hukum kasus Adelina Sau.
Saat itu, pertanyaan itu diterjemahkan oleh Pdt. Mery Kolimon ,begitu juga soal jawaban dari Yohana dengan Bahasa Dawan yang diterjemahkan oleh Pdt. Mery Kolimon.
Acara konfrensi pers ini juga dilakukan bersamaan dengan konfrrensi pers di Malaysia oleh LSM Tenaganita di Malaysia.
Yohana terlihat sedih dan tidak bisa menahan air matanya.
• Limbah RPH Oeba, DPRD Kota Kupang Minta Keberadaan RPH Dikaji Kembali
• Ratusan Penumpang Tertahan di Pelabuhan Baa karena Expres Bahari Tak Bisa Mengangkut
Nampak Yohana beberapa kali mengusap kedua matanya dengan kedua tangannya.
Mengenakan kebaya berwarna merah dipadukan kain batik. Yohana beberapa kali tidak bisa menahan air matanya.
Pdt. Emmy Sahertian mengatakan, Sinode GMIT dan Tenaganita salah satu jaringan peduli anti perdagangan orang yang berkedudukan di Malaysia melakukan konferensi pers secara bersamaan di Malaysia dan Kupang.
"Jumpa pers secara bersamaan ini dalam rangka menyikapi kasus kasus perdagangan orang secara illegal dan makin bertambahnya jumlah korban buruh migran Indonesia asal NTT yang meninggal dunia di Malaysia belakangan ini," kata Pdt. Emmy.
Ketua Panitia ,Pdt. Pau Ina Bara Pa mengatakan, Tenaganita merupakan salah satu LSM yang juga merupakan jaringan peduli anti perdagangan orang yang berkedudukan di Malaysia.
• Polisi Ambil Sampel DNA WNI Diduga Korban Mutilasi, di Sungai Buloh Selangor, Malaysia
Konferensi pers ini, menurut Paulina untuk mengenang kematian Aselina yang mendapat perlakuan dari majikan di Malaysia.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)
