Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 10 Februari 2019 ''Setia Pada Tuhan Harus Total''
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 10 Februari 2019 ''Setia Pada Tuhan Harus Total''.
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 10 Februari 2019 ''Setia Pada Tuhan Harus Total''.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 10 Februari 2019 ''Setia Pada Tuhan Harus Total''
Renungan Harian Kristen Protestan
Oleh: Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Upahku ialah...
“Jalan terjal tlah kulalui
Gunung tinggi tlah kudaki
Lautan luas kuseberangi
Untuk menggapaimu
Kekasihku.....
Tetaplah bersamaku
Tetap dekap aku dalam pelukmu
Genggam erat semua janjiku
Yang ingin selalu bahagiakanmu.....”
Demikianlah beberapa baris syair yang bombastis dari seseorang yang lagi jatuh cinta dan ingin meyakinkan kekasihnya bahwa ia rela melakukan apapun demi kekasihnya.
Bagi orang yang pernah dan apalagi sedang jatuh cinta, kata-kata diatas bukanlah hal yang asing.
Bukan hanya soal jatuh cinta, tetapi jikalau seseorang sudah mencintai sesuatu berupa pekerjaan atau hobby, apa pun yang lain hanyalah nomor dua.
Bahkan hal-hal lain dikesampingkan demi apa yang dia minati.
Seseorang akan rela berkorban materi, pikiran, perasaan, waktu, dan bila perlu nyawa untukk minat, hobby atau orang yang dicintainya.
Bahkan mungkin dia juga tidak menuntut apa-apa selain kasih dan kesetiaan yang ditampilkan tanpa menanti balasnya.
Dalam dunia politik kesetiaan para followers kepada idola politik bahkan lebih esktrim lagi.
Saking senang dan cintanya pada idola politiknya orang selalu membenarkan setiap tutur kata dan tindakannya sebagai yang baik dan harus dibela.
Sikap ini sebetulnya hampir tergolong dalam kegilaan tinkat rendah karena terbawa perasaan dan arus massa yang banyak yang berpikiran sama.
Bahkan saking sukanya pada idola politiknya yang jadi pemimpin suatu negara misalnya, maka orang itu dan mungkin para followers lainnya akan mengklaim semua hasil-hasil pembangunan telah dihasilkan dari sang idola.
Padahal sesungguhnya hal tersebut hasil karya pemimpin sebelumnya.
Dalam sejarah Jerman ini pernah terjadi ketika Adolf Hitler menjadi pemimpin tertinggi bangsa Jerman.
Semua yang baik, hasil-hasil pembangunan adalah merupakan karya Hitler.
Jalan-jalan Tol (Autobahn) di seluruh jalan raya Jerman di klaim sebagai karya Hitler, pada hal itu sudah dirintis bahkan hasil karya para Kanzelir Jerman sebelumnya.
Bahkan ketika Hitler membawa Jerman dalam perang dunia kedua pun, rakyat Jerman mengikut saja, karena sudah terhipnotis dengan sang Fuhrer.
Rasul Paulus justru mengajarkan bahwa kesetiaan dan kepatuhan kita yang mutlak hanya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia yang fana dan penuh dosa dan kekurangan.
Dalam teks kita 1 Kor 9:15-18 Paulus benar-benar menunjukkan cinta dan kasihnya, kesetiaan dan kepatuhan hanya kepada Yesus Kristus walaupun banyak pengorbanan yang harus ia bayar.
Betapa tidak, Paulus rela menderita bahkan tidak menerima haknya sebagai rasul.
Paulus berusaha menahan diri dari upah duniawi demi pemberitaan Injil Kristus (1 Korintus 9:12b, 15).
Padahal sebetulnya Paulus berhak mendapatkan haknya sebagai seorang Rasul.
Karena orang makan dari hasil pekerjaannya sendiri (band. 2 Thes 3:10-12).
Paulus mengakui bahwa dia berhak menerima upah dari pemberitaan Injil yang dia lakukan (1 Korintus 9:13-14).
Tetapi ia tidak menuntut upahnya tersebut namun lebih mengutamakan pemberitaan Injil karena kasihnya kepada Kristus.
Bahkan Paulus merasa dirinya adalah orang yang celaka jikalau tidak melakukan hal tersebut (band. 1 Korintus 9:16).
Bagi Paulus upahnya jauh lebih besar dari upah duniawi yaitu keselamatan yang diperoleh dari penebusan Kristus atas hidupnya.
Kristus dia yakini telah telah menebus dan menyelamatkan dirinya (1 Korintus 9:17-18).
Itulah yang memotivasi dirinya dan bahkan ia telah siap menghadapi tantangan dan rintangan bagai seorang atlet yang sedang berlomba mengejar mahkota juara dengan mengikuti semua aturan yang ada.
Meski proses menuju finis dipenuhi rintangan dan jalan yang berliku, tetapi dengan keyakinan dan penguasaan diri, ia akan dapat menerima mahkota kehidupan (1 Korintus 9:24-27).
Keputusan Paulus mengikuti Kristus adalah suatu keputusan yang total.
Paulus ingin mengajak Jemaat Korintus untuk belajar dari pengalaman hidupnya.
Keputusan semacam itu menuntut adanya disiplin pribadi dan kerelaan untuk hidup berkekurangan dan berkorban (ay. 24-27).
Jemaat di Korintus tentu saja diharapkan untuk menerapkan pelajaran tentang penyangkalan diri dan disiplin diri ini terhadap masalah makan daging yang dipersembahkan kepada berhala.
Kita pun dapat belajar dari sikap Paulus ini baik dalam melayani Yesus maupun juga dalam hal lain dalam hubungan dengan pekerjaan kita atau dalam studi, dalam pekerjaan dan meraih cita-cita kita di masa depan.
Seperti Paulus kita harus total setia dan patuh pada Tuhan dan jangan setengah-setengah. (*)