Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan 9 Februari 2019 “Ingatlah Penciptamu Pada Masa Muda”
Renungan Harian Kristen Protestan 9 Februari 2019 “Ingatlah Penciptamu Pada Masa Muda”.
Renungan Harian Kristen Protestan 9 Februari 2019 “Ingatlah Penciptamu Pada Masa Muda”.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Protestan 9 Februari 2019 “Ingatlah Penciptamu Pada Masa Muda”
Renungan Harian Kristen Protestan
“Ingatlah Penciptamu Pada Masa Muda”
Oleh: Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Ada satu lagu yang paling saya sukai dari lagu dengan judul “Kisah Kasih di Sekolah” dari Obbie Mesakh.
Saya kira lagu yang dirilis tahun 1987 tetap disukai banyak orang karena syair kata-katanya yang indah:
“Sungguh aneh tapi nyata
tak kan terlupa
kisah kasih di sekolah
dengan si dia
Tiada masa paling indah
masa-masa disekolah
tiada kisah paling indah
kisah kasih di sekolah”
Seperti reff syair lagu di atas tentu tidak ada yang meragukan bahwa masa muda adalah masa yang paling indah bagi kehidupan manusia.
Apa yang paling dingat oleh sesorang dalam hidupnya, tentu saja kenangan masa muda, kenangan waktu SMP atau SMA, pengalaman yang indah yang membekas dan sulit dilupakan.
Kitab Pengkhotbah diterjemahkan dari kata Ibrani “Qohelet” dari kata “qahal” yang artinya berkumpul atau perkumpulan orang-orang.
Kitab ini berisi kumpulan nasehat-nasehat dari sejumlah orang.
Inti dari kitab ini adalah “kesia-siaan hidup”.
Maksudnya hidup akan menjadi sia-sia apabila dijalani di luar dan tanpa Tuhan.
Sebaliknya hidup akan bermakna jika mengandalkan Tuhan.
Pasal 11:9-12:8 mengajak orang beriman yang masih muda untuk menikmati masa muda dengan penuh sukacita dan tidak menyia-yiakannya.
Bagi si penulis kitab Qohelet, ini penting untuk sejak muda kita mengingat Tuhan Pencipta, karena masa muda masa untuk menanam nilai kesetiaan pada Tuhan.
Pesan kunci dari teks kita ini adalah penekanan pada kalimat: Ingatlah Penciptamu pada masa muda.
Masa muda adalah masa penuh energi, semangat dan potensi dari sebuah siklus hidup manusia.
Saat dimana seseorang merasakan berbagai potensinya bertumbuh sangat pesat dan kuat.
Akan tetapi menurut penulis Qohelet, potensi dan kesukaan masa muda itu hanya akan bermakna dan bertumbuh benar bila masa itu dibentuk dalam terang Firman Tuhan.
Menurut G.S Hendry (Lihat G.S. Hendry , Ecclesiastes, dalam New Bible Commentary, Third Edition, Inter Varsity Press, England 1985, Hal. 577) sebuah konsekuensi wajar dari penekanan penulis Qohelet dalam nasehatnya kepada kaum muda untuk menikmati masa muda mereka, dan tidak berupaya untuk menaruh kepala orang tua pada pundak orang muda, atau mencoba untuk memperpanjang masa muda, tetapi untuk menerima kemudaan dengan segala berkat dan kesempatan yang disediakan Tuhan, karena baik muda maupun tua sama-sama dalam pengawasan dan sama-sama tunduk kepada penghakiman-Nya.
Orang-orang terkaya dunia seperti Bill Gates (Penemu Windows untuk Komputer) dan Mark Zukerberg (penemu media sosial Facebook) mampu mengembangkan potensi diri yang Tuhan karuniakan pada mereka sehingga mereka tidak hanya menjadi berkat bagi diri mereka saja tetapi juga bagi banyak orang.
Kalau tidak ada kedua orang ini kita tidak bisa update status kita dengan bebas, mau status apa saja baik yang ringan-ringan sampai berat.
Bahkan mau berdoa pada Tuhan pun orang cukup muat di status.
Memberi ucapan selamat melaui pemberian kue ulang tahun pun cukup gambar statusnya saja.
Paling kurang ada dua kata kunci untuk kita mendalami teks pengkhotbah 11:9-12:8 yaitu; Pertama: Bersukarialah (kata Ibrani samah artinya bergembira, bersukacita dan Ingatlah (Ibrani Uzakor).
Bersukarialah Tuhan menginkan orang beriman untuk bersukacita dan orang-orang muda dapat menikmati masa muda mereka sesuai dengan segala potensi dan talenta yang Tuhan karuniakan sebagai berkat.
Ungkapan bersukarialah dikaitkan dengan kata “turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu” oleh penulis Qohelet ini tidak dimaksudkan agar orang muda boleh bertindak apa saja tanpa batas, yang dapat melanggar tatakrama dan sopan santun?
Tidak juga dalam pengertian betindak apa saja demi mengikuti perkembangan zaman dan melanggar kehendak Tuhan.
Tentu tidak demikian. Akan tetapi Tuhan menghendaki sukacita orang muda tidak boleh lepas kendali dan dalam kontrol kehendak Tuhan, karena Tuhan toh tetap meminta pertanggunjawaban tiap-tiap orang (ayat 9).
Kalimat “Tetapi Ketahuilah bahwa” menunjukkan pengawasan dan tanggung jawab Tuhan.
Semua perbuatan kita tetap dalam rangka pertanggungjawaban kepada Tuhan kini maupun akan datang di akhir zaman.
Ini menunjukkan bahwa kita harus menggunakan hidup ini sebagai suatu kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan yang mendatangkan berkat dan damai sejahterah bukan melakukan tindakan sembrono atau perbuatan dosa lainnya yang menyakiti hati Tuhan.
Ingatlah Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu (pasal 12:1), dengan kalimat ini sipenulis Qohelet ingin mengajak orang beriman untuk menikmati hidup dalam Tuhan.
Hidup yang berpusatkan pada Tuhan, bukan hidup bagi diri sendiri agar bermakna bagi sesama.
Hidup yang berpusatkan Tuhan akan memberi energi dan optimis sehingga selalu mengucap syukur dan memiliki kesediaan untuk berbagi.
Perkataan Ingatlah tidak dimaksudkan penulis dalam pengertian pesimis :Latin:“memento mori” (ingatlah bahwa kamu pasti akan mati), tetapi dalam pengertian optimis “memento Creatoris” (ingatlah akan penciptamu) suatu harapan masa depan bersama Tuhan pencipta.
Bersama Tuhan kita optimis dan berhasil. Kita sadar bahwa umur manusia memang ada batasnya, namun yang pasti hidup bersama Tuhan dan selalu mengingat bahwa Tuhan membuat langkah hidup kita menjadi jelas dan pasti.
Masa muda memang masa yang indah dan menyenangkan.
Namun pengkhotbah engingatkan agar tidak mnggunakan segala potensi tersebut untuk hal-hal yang destruktif/menghancurkan.
Bahkan karena begitu menyenangkan, makabanyak orangtua yang masih bersikap/bergaya seperti anak muda atau setidaknya berupaya terus untuk tetap muda
(Ada lagu Kakek bergaya seperti anak muda, tetapi cucu segudang), atau yang lagi heboh Operasi Plastik sedot lemak dari Ratna Sarumpaet, yang mau tampak muda terus walau sudah 70 tahun yang berujung masalah.
Lucunya sekarang ini bukan saja tembok rumah saja yang dicat dan dipoles, tetapi banyak ibu yang juga cat dan didumpul.
Anak-anak remaja perempuan bergaya seperti tante-tante, sementara tante-tante bergaya seperti remaja.
Tentu bukan itu yang pengkhotbah maksudkan. Ingat masa muda artinya sadar diri dengan ingat Tuhan! (*)