Berita Nasional Terkini

Ahli dari ITB: Tsunami Selat Sunda Bisa Terjadi Lagi, tapi Kematian Karenanya Bisa Dihindari

Menurut Ahli dari ITB: Tsunami Selat Sunda Bisa Terjadi Lagi, tapi Kematian Karenanya Bisa Dihindari

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/AFP PHOTO/Bay ISMOYO
Pekerja sedang mengangkut buoy, alat deteksi dini tsunami yang didonasikan oleh US National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA). 

Peneliti tsunami Indonesia di GNS Science, Aditya Gusman, mengungkapkan, stasiun pengamatan pasang surut bisa dipasang di salah satu dari 3 pulau yang mengelilingi Anak Krakatau.

"Sebisa mungkin di salah satu dari tiga pulau yang ada. Karena semakin dekat dengan sumber maka sinyalnya semakin kuat. Tetapi harus diperhatikan juga keselamatan alat. Jangan sampai terlalu mudah rusak karena letusan," jelasnya.

Menurutnya, tsunami akibat Anak Krakatau terbilang unik di dunia. Dengan demikian, pengembangan sistem peringatan dininya pun perlu pendekatan lokal.

Ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengembangkan sendiri mulai dari konsep. "Jangan seperti 2004, kesempatan berinovasi anak negeri tercaplok oleh orang2 jerman yang waktu itu baru belajar tsunami," katanya.

Kendalanya... Meski mudah, membangun sistem peringatan dini ini tetap memiliki kendala. Terutama pada alat sensor buoy.

"Masalahnya buoy sejak 2007 sudah tidak beroperasi karena rusak, kemudian dicuri dan sebagainya," kata Hamzah.

"Setiap terjadi gempa, tsunami buoy yang jadi kambing hitam. Sekarang pemerintah mau tidak mau membuat buoy alat pantau," imbuhnya.

Kendala pembangunan sistem peringatan dini tsunami tak berhenti di situ saja. Widjo mengibaratkan pembangunan sistem ini tak semudah membeli barang.

"Karena ada sistem yang harus dibangun, ada beberapa alat-alat yang harus diintegrasikan, dan lain-lain. Harus dibangun betul (sistemnya)," tegas Widjo.

Melihat kendala-kendala itu, Hamzah mengusulkan pemasangan alat yang disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu saat gunung berapi aktif.

Hamzah mencontohkan beberapa gunung yang dulu pernah juga memicu terjadinya tsunami. "Tapi kan kalau tidak aktif ya tidak usah dipasangi alat. Kalau aktif selama 3-4 bulan seperti ini, kan harusnya pemerintah sudah aware," ungkapnya Hamzah. (KOMPAS.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved