Berita NTT Terkini
Tahun 2018, BLK NTT Cetak 400 Tenaga Kerja Terampil
Sebanyak 400 tenaga kerja terampil berhasil dicetak Unit Pelatihan Kerja/Balai Latihan Kerja (UPK/ BLK) Dinas Tenaga Kerja NTT.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebanyak 400 tenaga kerja terampil berhasil dicetak Unit Pelatihan Kerja/Balai Latihan Kerja (UPK/ BLK) Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTT.
Ada berbagai keterampilan yang diberikan BLK kepada para tenaga kerja tersebut, mulai dari keterampilan menjahit tingkat dasar, otomotif, meubeler, teknik seluler, kecantikan, tata boga, pembantu rumah tangga.
Hal itu disampaikan Kepala UPK/BLK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Benediktus Gaya, di Kupang, Kamis (15/11/2018).
Baca: Hari Kelima Pelaksanaan Tes CPNS di TTU, Baru 14 Peserta yang Capai Passing Grade
Beny mengatakan, dari tenaga yang telah dilatih belum ada yang dikirim ke luar negeri, karena target BLK, memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Baca: 10 Kecamatan di Ende Ini Masuk Wilayah Geopark Kelimutu
Beny mengaku, beberapa waktu lalu ada TKW yang ditangkap di Bandar Udara El Tari dan diserahkan ke BLK untuk dilatih. Namun karena program 2018 sudah selesai, pelatihan keterampilan tiga Calon TKW itu dititipkan ke salah satu mitra BLK untuk dilatih tentang keterampilan tata rias atau kecantikan.
Dalam perjalanan, katanya, ketiga calon TKW itu tidak bisa melanjutkan pelatihan karena masih ada urusan hukum dengan pihak kepolisian.
Beny mengaku, pada tahun 2019, paket kegiatan baik dari APBD I maupun APBN sangat besar. Sementara aparatir di BLK terbatas.
Karena itu, pada tahun 2019, kata Beny, pihaknya akan berdayakan BLK yang ada di seluruh NTT.
"Di NTT selain di Kupang, BLK juga ada di tujuh kabupaten. Namun BLK yang aktif dan masuk dalam data base Kementerian Tenaga Kerja hanya tiga yakni Ende, Waingapu dan Kupang. Sedangkan lainnya, di Alor, Sumba Barat Daya, Manggarai dan Flores Timur tidak aktif dalam data base Kementerian. Tahun 2019, akan kami optimalkan," demikian Beny. (*)